Monday, October 31, 2011

[Jalansutra] Digest Number 9376

Messages In This Digest (13 Messages)

Messages

1a.

Re: New Microplane

Posted by: "Irene Barus-Henuhili" ijolicious@gmail.com   ijolicious

Sun Oct 30, 2011 2:24 am (PDT)



Halo pak Budiman,

Kalau boleh tau buatan mana, berapa harganya & apakah ready stock di Pantry Magic?

Rgds,
Irene Barus-Henuhili

-----Original Message-----
From: "Budiman Halim" <koohei_sandrock@yahoo.co.uk>

Dear all JSer,

Terima kasih atas sarannya, terutama Pak Bondan yang menyarankan mencari di Pantry Magic.
Sekitar 2 bulan lalu saya bertanya, dan akan dikabari jika tiba. Kemarin microplane saya sudah tiba :) pelayanannya baik dan ramah.
Informasi ini juga sekalian ditujukan untuk Bu Cindy Ceret (bener gak yah?) Barangkali masih penasaran dengan microplanenya hehe...

Segera buat lemon curd!

Terima kasih,

Salam,

Budiman.

2.1.

Resto atau Cafe dengan piano

Posted by: "Indriawati Gunadi" indriawatig@yahoo.com

Sun Oct 30, 2011 6:43 am (PDT)



Dear all,
 
Please info bila ada yang tahu resto atau cafe yang ada pianonya untuk kapasitas sekitar 150 orang.
Terimakasih.

[Non-text portions of this message have been removed]

2.2.

Re: Resto atau Cafe dengan piano

Posted by: "momotgembul@gmail.com" momotgembul@gmail.com   marcalais_fransisca

Sun Oct 30, 2011 7:13 am (PDT)



Coba patio di daerah wijaya.
Saya pernah pakai tempat itu untuk acara launching produk klien.
Maaf tidak ada alamat lengkap, mungkin bisa cari informasi tambahan di google.

Sisca
Sent from my brainwave powered by the BurpBerry®

-----Original Message-----
From: Indriawati Gunadi <indriawatig@yahoo.com>
 
Please info bila ada yang tahu resto atau cafe yang ada pianonya untuk kapasitas sekitar 150 orang.
Terimakasih.

2.3.

Re: Resto atau Cafe dengan piano

Posted by: "nOta" notajalansutra@gmail.com   notariza

Sun Oct 30, 2011 4:23 pm (PDT)



Patio ada di persimpangan jalan panglima polim 9 (jalan yang ada apotik jaya) dan panglima polim 2.
Gnocchi

-----Original Message-----
From: momotgembul@gmail.com
Sender: jalansutra@yahoogroups.com
Date: Sun, 30 Oct 2011 13:59:40
To: <jalansutra@yahoogroups.com>
Reply-To: jalansutra@yahoogroups.com
Subject: Re: [Jalansutra] Resto atau Cafe dengan piano

Coba patio di daerah wijaya.
Saya pernah pakai tempat itu untuk acara launching produk klien.
Maaf tidak ada alamat lengkap, mungkin bisa cari informasi tambahan di google.

Sisca
Sent from my brainwave powered by the BurpBerry®

-----Original Message-----
From: Indriawati Gunadi <indriawatig@yahoo.com>
 
Please info bila ada yang tahu resto atau cafe yang ada pianonya untuk kapasitas sekitar 150 orang.
Terimakasih.


------------------------------------

Jalansutra
"Sekali Jalan-jalan Terus Makan-makan!"
Kunjungi WebJS di www.jalansutra.or.id. Join di
Twitter: Jalansutra. Facebook: Jalansutra
Ikuti acara jalan-jalan paling Mak Nyuss bersama TourJS. Ikuti beritanya di WebJSYahoo! Groups Links



3a.

Re: buah lokal Indonesia was Re: [Jalansutra] SMS phase >> Amikwa

Posted by: "Wishnu" wishnu8289@yahoo.com   wishnu8289

Sun Oct 30, 2011 4:24 pm (PDT)



mbak Santi,

saya kemaren milih neli apel malang meski lebih mahal dari apel fujian dan kualiatas lebih buruk. saya hanya mikir mudah-mudahan memperlambat kebangkrutan pekebin apel malang. maklum dengan harga apel fujian yang lebih murah 300 perak banyak konsumen yang bakal milih apel fujian.

salam,
wishnu
kebon jeruk

 From: lusia prasanti <santidodo@gmail.com>

To: jalansutra@yahoogroups.com
Sent: Friday, October 28, 2011 5:30 PM
Subject: buah lokal Indonesia was Re: [Jalansutra] SMS phase >> Amikwa

Hi JSer,

Cerita dokter Sindhi tentang buah Melon Amikwa  menarik hati . Pastinga
nggak susah ngebayangin wujudnya, pasti melon bunder warna agak2 semu hijau
gitu dengan bayangan rasa segar, ada sensasi kriuk seperti apel granny
smith, semoga betul nih bayanginnya ya Dok...): .

September pertengahan lalu, saya diundang makan siang oleh pasangan pehobi
fotografi. Istrinya orang Thailand dan suaminya orang Portugal asli. Menu
hari itu memang bertema Thai's food bikinan istri yang memang rasanya bukan
cuma enak (dan enaaaak banged) tapi juga sangat rumahan!!, diakhiri dengan
penutup yang adalah semacam "kolak pisang" di kita, lagi-lagi masih menu
Thailand. Nah, kaitannya apa dg kisah melon-nya dokter Sindhi tadi?.....
gini, pisang yang dia pakai hari itu adalah pisang Madeira! Apaan tuh?......
Pisang dari pulau Madeira ini pisang produk kebanggaan Portugal karena
rasanya yang unggul, enak bangeddd, itu menurut mereka. Di lidah saya,
pisang itu adalah sejenis pisang raja sere yang agak adem2, buahnya kecil
(gak segede pisang Ambon), juga agak kriuk, malah kalau sedikit kemudaan dia
ada unsur sepetnya juga. Harganya selalu lebih tinggi dari pisang2 biasa
baik yang lokal atau import!

"Sebisa mungkin saya selalu belanja bahan-bahan makanan lokal, karena suami
saya minta begitu", ucap Wanda, teman Thailand itu. "Kita harus dukung
Portugal yang lagi krismon, kalau bukan kita yang beli, nanti petani2nya gak
bisa hidup".....tambah dia lagi.

JLEB!!.... perasaan itu yg langsung menyergap saya. True... true... and
nothing but it's true! atas nama Portugal hanya negara kecil, yang lagi
krismon pulak (apalagi EU sempet ogah-ogahan utk kasih bailout dll), saya
melihat dan merasakan ini sebagai sebuah tekad yg bagus! Indonesia punya
slogan "ACI= Aku cinta Indonesia" untuk produk2 lokal kita, tapi buah2
import makin membanjir dengan harga murah.........
Kalau pak Bondan ngajak keluarga JS untuk aware jangan makan hasil2 laut
atau apapun yang masuk dlm daftar dilindungi (ikan kerapu tikus yg br
selesai diomongin disini) , apa tidak kita juga punya attitude yang lebih
puritan untuk bantu petani buah&sayur dengan beli hasil lokal
mereka?......... Saya sadar kok bahwa produk lokal pertanian kita kadang
kualitasnya blm bagus. Tapi coba pikirkan, kalau dlm seminggu SETIAP
penduduk dari ratusan juta penduduk, punya tekad hanya beli produk lokal
Indonesia 3 hari ( 9 kali makan) apa bukan "sesuatu banget" ?

berharap sekali saya nggak sendirian .....

salam,
santi - Csc, Pt

** dari 2009-wkt pindah selalu 3x seminggu ke pasar Tebet utk belanja
makanan sehari2.
** disini cara utk "balancing" : beli produk selalu liat tag, pilih yg asal
Pt kadang2 impor (krn lebih murah), demi Indonesia (mengingat industri2
manufaktur kita): apapun yang dari Indonesia yg saya dapat oleh2 dll, saya
manfaatkan semaksimal mungkin, pakai sesering mungkin koleksi batik2 (yg sdh
saya pastikan bukan tekstil dimotif batik buatan Cina)  di musim panas.

2011/10/27 sindhi <sindhiartamulya@yahoo.com>

> **
>
>
>
>
> Man temans,
>
>
> Istri saya siang juga kesana, karena tidak bisa masuk ke
> Mall Dua jadilah dia masuk ke toko buah di Mall Satu dan
> melihat buah Melon yang selama ini dia cari2.
>
> Seperti diketahui susahnya Melon itu kalau yang manis -
> sering2 rada lembek, kalau yang agak garing kurang manis.
>
> Tahun lalu dalam perjalanan di XinJiang (propinsi paling
> barat laut dari China), ketemulah melon yang aduhai manis-
> nya dan bener2 garing.
> Saking kesengsemnya, selama sekian hari perjalanan disana
> kami beli terus, ditaruh di bus dan setiap turun makan
> di restoran manapun melon itu dibawa untuk dimakan ramai2.
>
> Itulah melon AmiKwa, harganya juga aduhai 19.450,-/kg.
> Padahal di XinJiang sana paling separuhnya.
>
> salam
> sindhiarta - tangerang
> yangbukansaudagaramikwaapalagiyangpunyanyamallsmsphasedua :))
>

>

[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

Jalansutra
"Sekali Jalan-jalan Terus Makan-makan!"
Kunjungi WebJS di www.jalansutra.or.id. Join di
Twitter: Jalansutra. Facebook: Jalansutra
Ikuti acara jalan-jalan paling Mak Nyuss bersama TourJS. Ikuti beritanya di WebJSYahoo! Groups Links

[Non-text portions of this message have been removed]

3b.

buah lokal Indonesia was Re: [Jalansutra] SMS phase >> Amikwa

Posted by: "sindhi" sindhiartamulya@yahoo.com   sindhiartamulya

Sun Oct 30, 2011 7:23 pm (PDT)




Mbak Lucia n temans,

Kemarin saya baru potong buah Amikwa yang bentuknya lonjong
kuning hijau dengan urat/garis2 warna kuning (teman yang mau
lihat fotonya beritahu saya di smulya@gmail.com), ternyata
memang rasa manis dan kegaringannya persis seperti yang kami
makan di XinJiang sana, walaupun ada temen yang bilang yang
dijual disini itu produksi Taiwan.
Mudah2an saja Amikwa bisa dibudidayakan juga disini, sehingga
harganya bisa turun.

salam
sindhiarta - tangerang

--- In jalansutra@yahoogroups.com, "mi_tze" <feto_oan@...> wrote:
>
> dr Sindhi dan kel JS,
> soal buah seperti melon yg manis-garing dg wangi khas ini, aku( jadi ingat buah timun mas yang selalu ada di pasar2 Sby.
> Harganya jauh lebih murah, sekitar 5000/kg. Buahnya lonjong spt ketimun tapi jauh lbh besar, lebih dr 1 kg / bhnya, warna hijau sampai kuning bergaris. Kalau beruntung dan pintar milih malah bisa lebih manis dr hamikwa. K Warna dagingnya orange muda alau ke Sby aku pasti mencari buah ini utk cuci mulut dan ngemilan diet.
> Mungkin rekan2 d sby bisa cerita lebih banyak ttg timunmas ini?
>
> Lucia
>

3c.

Dukung buah lokal Indonesia ? was : buah lokal Indonesia was Re: [Ja

Posted by: "Alfons Tanujaya" alfons@vaksin.com   vaksincom

Sun Oct 30, 2011 9:54 pm (PDT)



Dear JS-er,

Mohon maaf sudah lama tidak menulis, saya mendapatkan banyak manfaat dari
milis ini untuk referensi tempat makan dan komunitas yang baik :). Jadi kali
ini saatnya membalas jasa dengan menulis :p.

Kalau berbicara soal buah lokal, memang kadang-kadang hati sedih melihat
buah lokal kalah dengan buah impor. Tetapi saya memiliki pandangan yang
sedikit berbeda jika diminta mendukung buah lokal. Apalagi memanfaatkan rasa
kebangsaan. Tetapi hal ini merupakan preferensi pribadi dan silahkan JS-er
yang lain untuk memiliki pandangan dan keputusan sendiri.

Kalau disuruh mendukung beli buah lokal Buto Ijo alias membabi buta, jujur
saya sebagai orang yang berkecimpung di dunia bisnis jadi sulit menerima hal
ini. Lha, apel yang tampangnya cakep-cakep, ada yang merah tua (Washington),
Pacific rose (asal bukan Vietnam Rose saja .... sambil melirik Harnaz ...
eeh salah lirik, harusnya YH), Apel Fuji (walaupun gua ngga yakin kalau nih
apel bener dari Gunung Fuji ... paling ditanem di sebelah Fuji Film kali
:p), Apel Fujiyama .... ooops, (kalau ini sih saingannya Rexona yak) rasanya
cukup enak (walaupun saya pernah baca klaim bahwa apel impor ini kandungan
gizinya sudah sangat berkurang karena dikirimkan beberapa minggu / bulan
yang lalu dari negara asalnya, kalau ada JS-er yang tahu mengenai hal ini
mohon di sharekan) dibandingkan apel lokal yang jujur saja (menurut pendapat
saya yah .... jangan marah kalau ada yang punya apel yang saya sebutkan atau
menyentil rasa kebangsaan anda) sudah bentuknya kecil, buntet, terkadang
terlalu keras, rasanya terkadang asem ..... kebonnya deket sama rumah gua
(lha, Malang kan lebih deket ke rumah gua daripada Washington yak). Tapi
harganya LEBIH MAHAL. Saya disuruh dukung Apel Malang, saya sulit menerima
hal ini. Sebagai konsumen, sesuai kata om Adam Smith (bukan Adam dan Hawa)
konsumen akan mencari produk yang memberikan manfaat terbesar dengan
pengorbanan terkecil. Kalau sekali-sekali dukung sih boleh-boleh saja, wong
saya kan orang Indonesia dan memang harusnya dukung produk lokal, TETAPI
kalau disuruh dukung produk lokal yang tidak bersaing atau tidak
menyesuaikan diri dengan persaingan dalam dunia bisnis .... yah sama ajah
ini namanya amal (bukan Amalia ... itu mah gadis cilik lincah nian ......
sosotan gua waktu SD :p). Cepat atau lambat pasti akan kalah tergerus oleh
persaingan. Karena itu pebisnis buah lokal juga dituntut untuk sadar akan
persaingan dan jangan mengeluh saja, tetapi harus melihat ancaman-ancaman
apa saja yang ada dan analisa SWOT lalu lakukan langkah menghadapi buah
impor. Kalau bisnis mau tumbuh dan survive memang harus bisa
mengidentifikasi ancaman dan kreatif mencari solusinya.

Saya punya banyak buah favorit lokal yang menjadi preferensi saya
dibandingkan dengan buah impor. Tetapi terkadang terjadi noise-noise
(seperti kata om Steve Jobs) dan terkadang kalah sama buah impor :

1. Jeruk Pontianak. <<<start of OOT>>> Tiap pagi saya minum jeruk
peras satu gelas. Dulu waktu saya masih belum "tertipu" (maksudnya belum
married ... wkwkwkwkwk) saya tidak cocok dengan jeruk peras yang murni. Saya
malah bilang kalau Nutrisari yang dicampur dengan es dicampur dengan sedikit
perasan jeruk itu lebih enak daripada jeruk peras murni. Tetapi setelah
married dan saya mau tidak mau harus mengikuti peraturan CEO di rumah dimana
Nutrisari, sirup, Coca Cola, Pepsi Cola (supaya jangan dibilang kontra
marketing jadi dua merek bersaing tetap disebutkan :p) itu "seakan-akan"
termasuk ke dalam golongan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Additif
:p) jadi kalau sama 2 bos kecil saya lagi mau "fly" minum root beer atau
Coca Cola terpaksa kita harus sembunyi-sembunyi jangan sampai ketahuan pihak
berwajib. Kalau sampai ketahuan, urusan bisa panjang .... bisa-bisa nanti
kita disuruh detoksifikasi ... ha ha ha ha. Maka mau tidak mau tiap pagi
yang saya minum adalah jeruk peras tanpa dicampur apapun. Nah, rupanya
seperti kata pepatah "alah bisa karena biasa" setelah berjalan 1 tahun,
lidah saya malah sekarang sudah sangat terbiasa dengna jeruk peras murni dan
tiap kali minum es jeruk di kedai / restoran manapun ..... lidah saya akan
sibuk mencari jejak-jejak gula dan secara tidak sadar (bukan trance ....
ngga sampai kaya orang main kuda lumping) membandingkan dengan rasa jeruk
peras murni yang saya minum tiap pagi. Dan sekarang saya sangat menghargai
jeruk peras murni, mending gua minum es teh tawar daripada es jeruk yang
rata-rata dicampur air gula segambreng<<<end of OOT>>>. Nah, kalau menilik
persaingan di dunia perjerukan, logikanya kan jeruk Pontianak lebih dekat ke
Jakarta dibandingkan jeruk Navel atau Valencia. Tetapi dalam banyak
kunjungan saya ke toko buah sering sekali harga jeruk Pontianak itu lebih
mahal dari jeruk Navel dan Valencia ini. (apalagi jeruk Medan ... memang
kalau Medan suka jual mahal yaa .. peace Natalia ha ha ha). Saya tidak tahu
detailnya apa yang terjadi, tetapi seharusnya pemerintah menyadari hal ini
lalu membereskan tata niaga jeruk dan memberikan dukungan bagi perkembangan
jeruk Pontianak. Asalkan harganya sama atau lebih mahal "sedikit" saja
dengan jeruk impor, preferensi saya masih jeruk Pontianak.

2. Mangga. Kalau mangga yang saat ini lagi musim sekarang, masih jelas
mangga Harum Manis belum terkalahkan. Baik masalah rasa, kualitas dan harga
dibandingkan dengan mangga impor saya masih prefer Harum Manis kemana-mana.
Kemarin di Glodok habis makan di gang samping Gloria saya lihat pedagang
jual mangga Harum Manis, harganya Rp. 12.000,-. Ditawar sedikit jadi Rp.
10.000,-. Jadilah borong mangga 5 kg, eee ketemu lagi manalagi Rp. 10.000,-
borong lagi 3 kg. Di toko buah rata-rata harganya 25.000 - 35.000 (cuma
bedanya dikasih stiker saja, stiker produsen mangganya ..... bukan stiker
langganan parkir itu mah kegedean) .... wah, gua jadi pengen buka toko buah
nih, cuannya gede :).

3. Jambu Air. Nah kalau jambu air ini ceritanya seru dan bagi saya ini
success story dimana pebisnis buah lokal bisa berjaya menghadapi serangan
pebisnis impor. Salah satu jambu favorit saya adalah jambu air Bangkok ....
ngga tahu kenapa apapun yang buntutnya Bangkok itu besar-besar dan enak.
Durian Bangkok, Pepaya Bangkok, Ayam Bangkok, Mangga Bangkok, Buah Naga
Bangkok itu mantap-mantap semua, sudah besar, guahnya banyak, rasanya enak
dan konsisten, bijinya kecil ..... (kalau calon istri Bangkok cakep saya
sarankan anda berhati-hati jangan langsung diACC, nanti anda menyesal karena
khusus untuk yang satu ini di Bangkok banyak barang Aspal ... musti
konsultasi sama om Lokas yang lebih banyak pengalaman). Malah kalau durian
Bangkok bisa dibilang merupakan penguasa di pasaran durian tanah air (CMIIW)
indikasinya adalah kalau anda ke toko buah, cari durian akan lebih mudah
menemukan durian Bangkok dibandingkan durian lokal. Nah, ada jambu air
Bangkok yang ukurannya besar sekali (tidak sampai sebesar pepaya Bangkok sih
.... ah Js-er jangan sampai menghayal terlalu jauh, nanti saya dibilang
membual) tetapi yang jelas kalau kamu bandingin Jambu air bangkok dengan
jambu air lokal ibaratnya kamu bandingin Saquile O'neil dengan Sule.
Kira-kira begitu perbandingan ukurannya, jauh besarnya (baik bagian atas
maupun bagian bawah). Walaupun harganya yang aujubileh mahalnya range antara
Rp. 75.000,- s/d Rp. 90.000,- per kg tetapi rasa, kualitas dan mutunya
sangat terjaga. Selama makan jambu ini saya tidak pernah sekalipun
mendapatkan jambu air yang berulat. Kalau makan jambu air lokal kadang kalau
kita meleng dapat bonus protein, alias ulat :p. Tetapi itu kisah 2 tahun
yang lalu. Sampai kira-kira 6 bulan yang lalu saya diperkenalkan dengan
Citra, saya langsung naksir abis si Citra ini dan meninggalkan si Bangkok.
Siapa gerangan si Citra ? Citra adalah jambu air lokal (setahu saya yah ....
ini katanya Kontan (bukan Bondan ... itu mah kepala suku kita), kalau saya
dibohongin sama Kontan yah saya jadi bohongin JS-er :p). Jambu Citra
merupakan contoh sukses dan saya bangga sebagai orang Indonesia memiliki
petani (atau siapapun di belakang jambu Citra ini) yang jelas-jelas berhasil
memukul K.O. si jambu Bangkok. Harganya Jambu Citra sekilo di toko buah Rp.
35.000,-. Kemarin saya beli di abang2 depan Pondok Laguna sekilo dia buka
Rp. 35.000,-, berhubung saya datang dengan cici (dekingan) saya yang buka
toko di Tanah Abang ... saya dapat harga terbaik, Rp. 25.000,- per kilo.
Tadinya si Abang cuma mau turunkan Rp. 30.000,- per kilo, saya sudah mau
beli, tapi tak serahken tampuk kepemimpinan ke cici untuk menghadapi si
Abang, akhirnya karena kalah set (straight set :p) si Abang turunkan lagi
Rp. 27.500,- per kg, kakak saya sudah ACC, saya serang lagi (jumping smash)
si Abangnya kalau begitu Rp. 25.000,- per kg saya ambil 3 kilo yah ...
akhirnya si abang takluk oleh kolaborasi jawara Mangga Dua dan Tanah Abang
... ha.ha.ha. (bully). Walaupun dari segi ukuran tetap lebih besar jambu
Bangkok, kalau jambu Citra ini sudah agak besaran dikit bandingkan jambu
lokal lainnya, yah masih lebih tinggi dikit dari Sule lah, katakan seperti
si Sule pakai Hak 20 cm masih kalah gede bandingkan Saquille. TETAPI yang
kita beli jambu kan bukan per biji tetapi per kilo. Jadi kalau jambu Bangkok
per kilo 2 biji (misalnya), jambu Citra bisa 4 biji, jelas gua pilih jambu
Citra dong. Sudah lebih murah, massa jambunya sama (kalau ngga tahu apa itu
Massa coba tanya sama Einstein, dia yang bilang E=MC kuadrat, energi = massa
X kecepatan cahaya), bukan massa yang suka ngumpul2 di depan gedung DPR dan
memblokir jalan tol. Malahan dari segi rasa, saya lebih senang dengan jambu
Citra karena lebih padat, jadi jambu Bangkok agak getas dibandingkan jambu
Citra. Selain itu rasa jambu Citra juga bervariasi (bukan variasi mobil ...
itu mah keras ... jangan digigit) jadi ada yang maniiiiiis banget, ada yang
agak manis tetapi rata-rata tidak kalah dengna jambu Bangkok. Satu tips
memilih jambu, pilih yang warnanya tua (ini beda sama pilih istri yah).
Makin tua warnanya rasanya akan makin manis, selain itu pilih juga yang
warnanya mengandung unsur hijau (ini bukan mata duitan .... ini jambu booo
... bukan pacar :p), warna hijau memberikan variasi warna manis yang berbeda
..... mungkin ada unsur jambu cincalo disini (sok tahu mode on). Jadi cerita
akhirnya adalah jambu Citra ini merupakan kloning dari jambu Bangkok yang
sukses. Meskipun lebih kecil tetapi dari sisi konsistensi kualitas, rasa,
kontinuitas sampai saat ini terjaga. Malah harganya yang jauh lebih murah.
Bravo untuk jambo Citra. Skor 1 : 1 setelah kalah dari durian bangkok.

4. Lain-lain. Selain jambu Citra, kemarin saya baru ke toko buah To***
(bukan Toto yah .... itu merek kloset) di Santa saya dikasih coba anggur
lokal yang namanya Anggur Cherry, menurut informasi penjaga toko anggur ini
asalnya dari Banyuwangi. Rasanyaa ... hmmm, saya takjub kalau ada anggur
lokal dengan rasa seperti ini, saya pilih anggur ini dibandingkan anggur
Crimson (yang belakangan kok mulai menurun kualitasnya dan jadi asem). Dari
segi bentuk anggur ini kalah sama anggur impor, ukurannya lebih kecil. Yah
balik lagi segede Ai Yu ting ting dibandingkan Angelina Jolie. TETAPIIIII
dari sisi rasa ...... saya takjub. Jadi saya tinggalkan Crimson untuk anggur
Cherry ini. Selain itu meskipun saya tidak terlalu suka Melon, tetapi karena
kemarin ada Melon Lokal dengan nama Melon Golden SBY (ini bukan nama
penyanyi tetapi singkatan dari kata Surabaya) yang rasanya mantap :).

Hidup Buah Lokal.

Bener kata Steve Jobs : Stay Hunger, Stay Foolish kalau laper ngga makan
memang bodo sih :p.

Salam,

Alfons

From: jalansutra@yahoogroups.com [mailto:jalansutra@yahoogroups.com] On
Behalf Of sindhi
Sent: 31 Oktober 2011 9:24
To: jalansutra@yahoogroups.com
Subject: buah lokal Indonesia was Re: [Jalansutra] SMS phase >> Amikwa

Mbak Lucia n temans,

Kemarin saya baru potong buah Amikwa yang bentuknya lonjong
kuning hijau dengan urat/garis2 warna kuning (teman yang mau
lihat fotonya beritahu saya di smulya@gmail.com <mailto:smulya%40gmail.com>
), ternyata
memang rasa manis dan kegaringannya persis seperti yang kami
makan di XinJiang sana, walaupun ada temen yang bilang yang
dijual disini itu produksi Taiwan.
Mudah2an saja Amikwa bisa dibudidayakan juga disini, sehingga
harganya bisa turun.

salam
sindhiarta - tangerang

--- In jalansutra@yahoogroups.com <mailto:jalansutra%40yahoogroups.com> ,
"mi_tze" <feto_oan@...> wrote:
>
> dr Sindhi dan kel JS,
> soal buah seperti melon yg manis-garing dg wangi khas ini, aku( jadi ingat
buah timun mas yang selalu ada di pasar2 Sby.
> Harganya jauh lebih murah, sekitar 5000/kg. Buahnya lonjong spt ketimun
tapi jauh lbh besar, lebih dr 1 kg / bhnya, warna hijau sampai kuning
bergaris. Kalau beruntung dan pintar milih malah bisa lebih manis dr
hamikwa. K Warna dagingnya orange muda alau ke Sby aku pasti mencari buah
ini utk cuci mulut dan ngemilan diet.
> Mungkin rekan2 d sby bisa cerita lebih banyak ttg timunmas ini?
>
> Lucia
>

[Non-text portions of this message have been removed]

4.

MIE NURSIJAN 'yang aseli" pindah ke jalan cikawao Bandung

Posted by: "Sigit Sudibyo" sudibyosigit@yahoo.co.id   sudibyosigit

Sun Oct 30, 2011 8:28 pm (PDT)





 JSer, Belum lama ini saya mencoba mencari mie nursijan yang terkenal
itu. Di tempat lama memang ada penggantinya, tapi itu bukan "yang
aseli". Yang aseli adalaah yang jualannya "si engko yang rambutnya
keriting"..... ya kan ? Nah ternyata dia sekarang pindah tak jauh dari
alamat yang dulu, tinggal masuk gang nursijan itu terusin aja, akan
nongol di jl. cikawao. Nah pas depan gang itu dia jualan sekarang.....

Selamat ngabaso ya.... Terlampir foto lokasinya, ada koordinatnya
sekalian (juga di exifnya)

[Non-text portions of this message have been removed]

5a.

Tanya : Beli plain tortilla untuk nachos

Posted by: "Nickibelle" nickibelle168@yahoo.com   nickibelle168

Sun Oct 30, 2011 8:28 pm (PDT)



Dear teman2 JSers,

Mohon informasinya, di manakah saya dapat membeli keripik tortilla plain untuk nachos ? kurang lebih seperti keripik tortilla nachos nya Hard Rock Cafe.
Saya sudah cari di food hall & ranch market, tapi tidak ada, adanya kulit burritos.
Thank you.

Regards,

Jovita

5b.

Re: Tanya : Beli plain tortilla untuk nachos

Posted by: "rae2405@yahoo.com" rae2405@yahoo.com   rae2405

Sun Oct 30, 2011 8:44 pm (PDT)



Dear Jovita,

Biasanya ada di Kem chick atau kalau engga ada, bisa juga pesan( ditmpt lain) tapi biasanya dijual satu set dengan salsanya.

Kalau mau, japri aja ke saya. Kalau saya tulis di sini takut menyalahi aturan. Unless moderator memperbolehkannya.

Salam,
Rae

-----Original Message-----
From: "Nickibelle" <nickibelle168@yahoo.com>

Dear teman2 JSers,

Mohon informasinya, di manakah saya dapat membeli keripik tortilla plain untuk nachos ? kurang lebih seperti keripik tortilla nachos nya Hard Rock Cafe.
Saya sudah cari di food hall & ranch market, tapi tidak ada, adanya kulit burritos.
Thank you.

Regards,

Jovita

6.

Re: Dendeng Baracik [foto]

Posted by: "Muhammad Yunus" w6belas@yahoo.com   w6belas

Sun Oct 30, 2011 11:06 pm (PDT)



Mas Gatot,

Yang dimaksud Dendeng Baracik itu mungkin seperti ini kali ya.. ini Dendeng Baracik Hl Emi yang berada di Jalan Raya Solok.

Ini saya berikan link dari album foto saya tentang dendeng batokok yang di populerkan mas Katon Bagaskara

http://www.facebook.com/photo.php?fbid=2315411478168&set=a.1106495496024.2016948.1035890748&type=3

http://www.facebook.com/photo.php?fbid=2315422238437&set=a.1106495496024.2016948.1035890748&type=3

semoga berkenan,

Salam

>
> ________________________________
> From: gatot purwoko <gp_2000_id@yahoo.com>
>  
> Keluarga JS-ku,
>  
> Kemarin saya mengayunkan langkah naik jembatan penyeberangan Jalan HR Rasuna Said menuju Gedung Setia Budi One. Terus terang ini akibat membaca tulisan Kepala Suku di detikfood dot com beberapa hari sebelumnya. Di situ beliau cerita tentang penemuan Dendeng Baracik di Jakarta. Gula Merah ini bukan gerai khusus masakan Minang, mungkin lebih sebagai penjaja masakan Indonesia.
>  
> Tentu saya terkagum mencicipi hidangan yang dipuji tersebut. Padahal saya sama sekali bukanlah penggemar daging sapi. Memang dagingnya terlihat gelap, namun tampil dengan tekstur empuk yang membuat gembira. Belum lagi cita rasa bumbu yang padan dengan properti daging sapi tersebut. Taburan yang terdiri dari rajangan bawang, cabe dan tomat, beserta perasan jeruk, membuatnya mengayun indah dalam kunyahan.
>  
> Seperti ulasan Kepala Suku, hidangan ini melalui proses kulikan yang unik sebelum sampai ke meja makan kita. Potongan daging melalui proses pelayuan dalam selimut bumbu di dapur beberapa hari. Konon proses ini membuat enzim tertentu mengurai serat daging, membuatnya empuk dan membuang aroma prengus. Bisa jadi membuat bumbu dapat meresap di sela molekul sehingga badacih rasanyo. Daging tersebut kemudian diiris tipis sebelum digoreng. 
>  
> Langsung saja terbayang bagaimana Dendeng Baracik ini akan tampil dahsyat di markasnya nun dekat di Solok, Sumatera Barat. Di sana minyak kelapa yang digunakan untuk menggoreng. Belum jenis bawang merah khas dengan acidity unik yang dirajang. Nah, Kang Andrew Mulianto akan membawa kita ke warung itu dalam Jalansutra Tour Minang tanggal 1 - 4 Desember. Siapa tahu, Kepala Suku, yang akan ada di Bukit Tinggi, berhasil menyelipkan waktu luang. Begitu juga Pak William Wongso yang antusias ikut dari Jakarta. Sementara masih ada kursi kosong bagi yang akan daftar ikut. Yuuk.
>  
> Salam,
> GP 

7a.

Tanya Imigrasi Jakarta Selatan

Posted by: "iarya2000" iarya2000@yahoo.com   iarya2000

Mon Oct 31, 2011 12:22 am (PDT)



Dear JSSer.
Mohon info imigrasi Jakarta Selatan sekarang sudah kembali ke warung buncit atau masih TB Simatupang. Kebetulan saya sudah registrasi diweb utk perpanjangan passport saya, tapi di formnya saya ditujukan ke kantor imigrasi JakSel yang diwarung buncit. Mohon infonya daripada saya salah tujuan.
Terima kasih banyak.

indah-

7b.

Re: Tanya Imigrasi Jakarta Selatan

Posted by: "m4h4r4nt1@yahoo.com" m4h4r4nt1@yahoo.com   m4h4r4nt1

Mon Oct 31, 2011 1:14 am (PDT)



Saya mengurus paspor akhir September lalu dan tempatnya masih di TB Simatupang....

________________________________
From: iarya2000 <iarya2000@yahoo.com>

Mohon info imigrasi Jakarta Selatan sekarang sudah kembali ke warung buncit atau masih TB Simatupang. Kebetulan saya sudah registrasi diweb utk perpanjangan passport saya, tapi di formnya saya ditujukan ke kantor imigrasi JakSel yang diwarung buncit. Mohon infonya daripada saya salah tujuan.
Terima kasih banyak.

indah-

Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Groups

Parenting Zone

Tips for family,

kids and living

Yahoo! Groups

Small Business Group

A community for

small business owners

Yahoo! Groups

Mental Health Zone

Bi-polar disorder

Find support

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web
Jalansutra
"Sekali Jalan-jalan Terus Makan-makan!"
Kunjungi WebJS di www.jalansutra.or.id. Join di
Twitter: Jalansutra. Facebook: Jalansutra
Ikuti acara jalan-jalan paling Mak Nyuss bersama TourJS. Ikuti beritanya di WebJS
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

No comments: