Monday, July 15, 2013

[Indo-Job] Tulisan : "Keluarga Yang Baik-Baik Saja"

 

KELUARGA YANG BAIK-BAIK SAJA
 
Aku kini berusia 19 tahun. Anak bungsu dari tiga bersaudara. Dilahirkan di dalam keluarga yang baik. Ayah-ibuku adalah pasangan yang saling menghormati satu sama lain sementara kami kakak beradik pun saling mengasihi satu sama lain. Di dalam keletihan menghadapi setiap tantangan hidup, kembali ke rumah untuk memulihkan hati ataupun pikiran yang kacau adalah suatu obat mujarab yang tak ada tandingannya. Kami mempunyai ayah yang pandai, pekerja keras yang selalu terlihat semangat. Sedangkan ibu kami adalah seorang wanita lembut, banyak akal dan sering sekali membuat kami tertawa. Jika anggota keluarga sedang kesusahan, ibuku akan mencoba berbicara pelan, namun jika berbicara tidak mencairkan suasana, ibuku mulai mencari cara, entah dengan memasak kue atau memasak makanan khusus, mengajak kami pergi berjalan-jalan keluar rumah walaupun hanya ke sebuah toko di pinggir rumah, memberikan hadiah-hadiah mungil yang unik yang sering membuat kami tersenyum. Itu hanya ulah ibu kami saja, jika ayah dan ibu kami kompak beraksi untuk membuat keluarga kami gembira, keadaan akan semakin seru saja.
 
Usaha-usaha ayah dan ibu kami untuk menggembirakan keluarga inilah yang kami, kakak-beradik contoh. Jika salah satu dari kami bertiga sedang menghadapi kesulitan, kami pasti menolongnya. Ketika kak Anna sedang jatuh cinta namun mengetahui bahwa laki-laki yang ditaksirnya ternyata telah mempunyai pacar, aku dan kakak tertuaku kompak menghibur kak Anna; mengajaknya mencari jajanan pasar, mengerahkan semua uang jajan kami untuk membuat saudara kami melupakan kesedihannya. Saat berjalan-jalan itu kami juga menggodanya ketika melihat seorang cowok cakep, "tuh, yang itu lebih cakep dari si pengkhianat itu." Lalu kami tertawa-tawa bersama. Kesedihan saudara kami itu tidak akan lama, beberapa hari setelah itu, ia sudah kembali menekuni pelajarannya dan kembali meraih ranking 1 di kelasnya.
 
Banyak hal bahagia yang kami rasakan dan akan kami rayakan, kakak tertua kami akan segera menikah, kak Anna dan aku mendapat beasiswa pendidikan ke luar negri, proyek ayahku semakin maju, orangtuaku pun sedang merencanakan untuk renovasi rumah, ibuku sedang gembira berkutat dengan beberapa buku model rumah dan interior design
 
Sore itu, telephone rumah kami berdering, mengabarkan bahwa kecelakaan lalu lintas telah merenggut nyawa ayah kami. Saat menyemayamkan jasad ayah kami, itulah satu sisi keluarga kami yang tidak pernah kutemukan sebelumnya. Kesedihan yang begitu mendalam terasa mencekam. Perasaanku pun tak kalah kacaunya. Aku begitu sedih dengan kepergian ayahku, aku berharap ibuku mau bangkit dari tempat duduknya di sisi peti ayah untuk menghibur hatiku yang sedang sedih, atau aku berharap kakak-kakakku datang dengan ide-ide menarik untuk menenangkan perasaanku. Namun, tak seorangpun sanggup berdiri untuk saling memberikan penghiburan.
 
Seminggu setelah kepergian papa, kami nyaris tidak bertegur sapa. Aktivitas-aktivitas yang terjadi di pagi hari begitu hambar, pembicaraan-pembicaraan begitu kaku. Rumah kami benar-benar telah berubah menjadi suram. Ah! Ternyata, inilah rasanya rumah yang suram. Tak ada senda gurau, terasa ada kesedihan besar yang tak ingin diungkapkan karena khawatir akan menyakiti perasaan satu sama lain sehingga semua lebih memilih untuk diam agar tidak saling menyakiti.
     "Ma… Ini semua harus berakhir. Papa juga tidak mau kita begini terus." Kata kak Roni.
     "Lalu kita harus bagaimana lagi, Ron? Mama kangen sekali sama papa." Jawab mama. Kami semua sempat terdiam.
     "Di dunia yang penuh kesedihan ini, keluarga kita pernah berhasil menghadapi tantangan itu, ma. Kita pernah menjadi keluarga yang bahagia. Mungkin, inilah saatnya kita naik tingkat, menjadi keluarga yang bukan saja bahagia namun juga keluarga yang kuat." Sambung kak Roni.
     "Papa pasti bangga kalau kita tetap bahagia dan kuat, ma." Lanjut kak Anna.
     "Ma… Sudah seminggu aku bersedih, mengapa kali ini mama tidak mencari akal menghibur aku?" Kataku spontan. Lima menit yang panjang kami terdiam, ingin tahu apa yang akan dikatakan mama selanjutnya. Keputusan mama akan membawa perubahan dalam keluarga kami…
     "Baik… Ayolah, temani mama membeli cat warna putih beige ini. Kita teruskan membuat rumah ini menjadi lebih bagus seperti yang papa mau." Kata mama tersenyum. Spontan kami semua berdiri bergegas. Kekuatan keluarga ini…, itu pula warisan paling berharga yang papa berikan kepada kami.
 
 
Yacinta Senduk SE, SH, MBA, LLM
Principal of Yemayo Advance Education Center - Kursus Kecerdasan Pribadi Pertama di Indonesia untuk usia 2 s.d 19 tahun
 
Simak Talkshow Seputar Keluarga bersama: Yacinta Senduk, setiap Hari Selasa, pukul 14.30 di radio 103.4DFM, streaming: www.radiodfm.com
FB fanpage: Yacinta Senduk
Follow twitter: @Yacinta_Senduk
Add Yemayo-AEC BB Pin: 2736346A
WHATSAPP YEMAYO-AEC: 0812-8985-9968
Mari berkenalan dengan Pre-School kami untuk usia 2 s.d 6 tahun, dengan konsep interaksi penuh dengan murid: www.juniory-pre-school.blogspot.com
 

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
Bergabunglah di Facebook page di bawah untuk mendapatkan informasi dan tips
beasiswa dalam dan luar negri

https://www.facebook.com/BerburuBeasiswa

============================================================

Milis lainnya:

Manajemen-Industri-subscribe@yahoogroups.com  ==> Manajemen Industri

Free-English-Course-subscribe@yahoogroups.com ==> Kursus Bahasa Inggris

PONSEL-INDONESIA-subscribe@yahoogroups.com ==> Telpon selular

HRD-POWER-subscribe@yahoogroups.com ==> Milis HRD

Indo-Job-subscribe@yahoogroups.com ==> Lowongan kerja dalam dan luar negeri

Bisnis-Karir-subscribe@yahoogroups.com ==> Pembinaan bisnis dan karir

Training non profit komputer dan teknologi:

http://tech.groups.yahoo.com/group/KOMPUTER-TEKNOLOGI/

Training non profit manajemen produksi/operasi/supply chain/logistik:

http://finance.groups.yahoo.com/group/APICS-ID/
.

__,_._,___

No comments: