Pak Ardi:
Betul pak... memang butuh Gut and Confident and most of all National
Interest...
agar hegemon dan yang merasa berkuasa juga sadar...bahwa negara
berkembang pun punya harga diri dan ingin
hubungan yang sama tinggi dan berdaulat... bukan objek dan eksploitasi
pasar melulu dong :-)
kalau model seperti Mahathir, Obama, Kennedy, //Mahmoud Ahmadinejad//
atau Lee Kuan Yew... pasti berani...
kalau budaya Java...sepertinya lebih sungkanan pak... ewo pa kewo
sehingga national interest number two :-)
model politiknya ... jalan tengah... make everybody
happy...unfortunately difficult to make everybody happy :-)
bahkan demokrasi... kadang hanya untuk majoritas dan yang punya power...
bukan untuk yg .... the have not and underprivileged... di test saja
dilapangan kalo tidak percaya...... :-)
kalo Bush atau Chavez... kayanya terlalu vulgar he..eh..he... either you
with me or ... :-)
Memang resikonya hegemon akan beraksi... siklus krisis 10 tahun bisa
jadi pendek he..eh..he.... dan berulang di 2014 kah :-)
engak lah... kalau seluruh bangsa mendukung dan punya national
interest... masalahnya kita sudah kehilangan percaya diri dan national
interest... sehingga terkesan sampai auto piloting... :-)
ups... semoga ngak deh... :-)
salam, rr - apw/ mastel ukm
---
On 03/05/2012 06:34 PM, Ardi Sutedja K., CISA,CISRM/NSA-IAC wrote:
> Sederhana kok, kita juga bisa melakukan "retaliatory measures", dengan
> membatalkan pembelian pesawat Kepresidenan, pesanan pesawat B737-NG
> dari Garuda dan Lion Air dll, coba berapa tenaga kerja yang terancam
> kehilangan pekerjaan di AS akibat pembatalan pesanan ini? Nampaknya
> Amerika juga lupa sekarang ekonomi-nya sangat bergantung pada
> kerja-sama perdagangan dengan negara2 lain.
>
> Namun pertanyaannya, berani nggak kitanya? Atau kitanya yang tidak
> pandai bernegosiasi/diplomasi?
>
> Salam,
> Ardi
> ---------------------------------------------
> On 03/05/2012 06:20 PM, rusdiah wrote:
>>
>> Dulu berita seperti dibawah ini seperti nightmare... ancaman AS
>> dengan intimidasi kehilangan fasilitas GSP... dan berita seperti ini
>> biasanya diulang ulang setiap spring time...atau kalau di Indonesia
>> yah bulan bulan menjelang keluarnya laporan Special 301 Reportnya
>> AS... Laporan apakah Indonesia masuk daftar 10 pembajak terbesar atau
>> tidak... dan priority watch list (PWL).. atau watch list (WL).
>>
>> Biasanya menjelang pertemuan di Washington ini seirng kita baca
>> berita seperti dibawah ini... entah laporan pembajakan... oleh BSA
>> atau IIPA atau laporan ancaman soal fasilitas GPS kalau ngak jadi
>> good boy dan penurut...
>>
>> Kemudian ketika kita belajar Hubungan international maka di WTO
>> apalagi di dispute resolutions... atau yah kalau kita amati... tiap
>> tahun USTR dan IIPA sering release berita berita seperti ini... untuk
>> lobby jika atau agar Indonesia masuk PWL
>>
>> Kami sampai khusus mempelajari hal ancaman GSP ini... dan ternyata
>> fasilitas GSP kita ini sangat minim sekali dibandingkan dengan ekspor
>> dan impor ke AS apalagi keseluruh dunia... setara dengan dengan
>> embargo kelapa sawit kita oleh AS karena lingkungan malah lebih besar
>> apalagi embargo rokok kretek kita gara gara menurut Obama kalau isap
>> rokok kretek bisa akibatkan cancer... tapi rokok putih marlboro ngak
>> loh he..eh..he...
>> dibuku kami halaman 88 data dari dirjen kerjasama perdag
>> international... info bahwa fasilitas ekspor yg pakai GSP anya Rp 55
>> T ($6.04 miliar data tahun 2008/9 - sekarang $ 19 miliar ) dan ini
>> hanya 5% (kalau menurut laporan dibawah sekarang 10.3% data 2011)
>> dari ekspor kita...
>>
>> Jadi memang sih siapa yang mau kehilangan prospek ekspor 5%... tapi
>> kalau kita ditekan gara gara 5%..yah let it go... :-)
>> Jangan kita jadi takut gara gara tidak tahu... karena memang lobby
>> dan usahanya memang membuat sebuah negara takut... apalagi kalau
>> tidak mengerti ?
>>
>> Sebetulnya ketergantungan AS terhadap komoditas emas, tembaga
>> (Freeport), perusahaan minyaknya jauh lebih besar...
>> ketergantungannya pada SDA Indonesia... so we dont have to be
>> afraid... apa iya mau retaliasi GSP...gimana kalau kita balas dengan
>> retaliasi import SDA mereka dari bumi pertiwi... seperti kakao,
>> coklat, karet, timah dll... dimana kita kontrol perdagangan dunia...
>> karena kapasitas Indonesia cukup besar...
>>
>> Semoga AS menyadari bahwa berita berita mengancam dengan GSP ini
>> tidak lagi ampuh... karena kita tahu betul
>> sekarang apa sih tujuannya berita berita seperti ini yang tiap tahun
>> selalu ditulis di koran koran pada bulan bulan kwartal pertama setiap
>> tahun menjelang keluarnya laporan PWL dari USTR...dan setelah itu
>> bisnis a usual ... tiap tahun siklusnya juga sama...
>>
>> Semoga AS menyadari... jangan gunakan unilateral(TRIPS Plus) tapi
>> gunakan multilateral... WTO lah... yang win win dan
>> reciprocal...jangan asimetris unilateral pakai USTR Special 301 dan
>> menekan dengan fasilitas GSP yg digunakan khusus untuk negara berkembang.
>> Jika masalahnya HKI yah diskusi baik baik...memerangi pembajakan...
>> dengan misalnya harga software jangan terlalu mahal... pasti banyak
>> yang mau beli kalau harganya affordable..contohnya promosi utk warnet
>> cukup besar dampaknya... kalau transparan dan terbuka ...kecuali jika
>> dilakukan dengan sembunyi sembunyi dan warnet juga tidak
>> tahu...misalnya saja...
>>
>> anyway...semoga deh indonesia jangan dianggap sebagai pasar saja HKI
>> AS atau good boy, tapi win win dan partner sama tinggi dan berdaulat
>> pasar dan negaranya.
>>
>> salam, rr - apw / mastel ukm ( kebetulan riset khusus dibidang ini...
>> soal USTR Report 301 dan diplomasi unilateral AS).
>> berita dibawah dari:
>> http://www.bisnis-kti.com/index.php/2012/03/bea-masuk-as-ri-tidak-serius-urus-haki-ri-bisa-kehilangan-gsp/
>> ====
>>
>>
>> BEA MASUK AS: Tak Serius Urus HAKI, RI Bisa Kehilangan Fasilitas GSP
>>
>> Oleh JIBI <http://www.bisnis-kti.com/index.php/author/jibi/> on
>> Sunday, 4 March 2012JAKARTA: Indonesia terancam kehilangan fasilitas
>> Generalized System of Preferences jika pemerintah Amerika Serikat
>> mengakomodasi petisi International Intelectual Property Alliance.
>>
>> International Intelectual Property Alliance (IIPA) menilai Indonesia
>> belum serius atau maksimal dalam menangani masalah pembajakan hak
>> kekayaan intelektual (HAKI) terutama terkait karya-karya dari AS.
>>
>> Asosiasi itu meminta agar pemerintah AS mencabut atau membatasi hak
>> Generalized System of Preferences (GPS) yang diperoleh Indonesia.
>>
>> Selain di Indonesia, IIPA juga mencatat masih ada kasus pembajakan
>> HAKI di sejumlah negara mitra dagang AS.
>>
>> Adapun GSP adalah program pemerintah AS untuk menyediakan bebas bea
>> masuk terhadap 3.400 jenis produk dari 129 negara, termasuk Indonesia.
>>
>> Sepanjang tahun lalu, dari nilai ekspor Indonesia ke AS yang mencapai
>> US$19 miliar, sekitar 10,3% menggunakan fasilitas GSP.
>>
>> Ni Made Ayu Martini, Atase Perdagangan Indonesia untuk AS, mengatakan
>> pemerintah AS tengah menimbang-nimbang permintaan IIPA itu.
>>
>> "Pemerintah AS pasti membaca submission dari IIPA. Mereka akan
>> melihat hubungannya bagaimana, dan menimbang kalau GSP ditarik dari
>> Indonesia nanti akibatnya bagaimana. Yang kami lakukan adalah
>> melakukan lobi juga agar GSP tidak ditarik," jelasnya akhir pekan lalu.
>>
>> Dia menuturkan pihaknya sudah bertemu dengan pihak IIPA dan
>> menjelaskan bahwa Indonesia serius menangani kejahatan di bidang HAKI.
>>
>> "IIPA happy setelah bertemu. Kami menjelaskan bahwa HAKI itu harus
>> dihormati dan dihargai, dan pemerintah juga sudah melalukan
>> sosialisasi dan tindakan nyata melalui pembentukan task force. Kami
>> juga bilang bisa bikin program bersama [untuk menanggulangi
>> pembajakan]," jelas Made.
>>
>> Menurutnya, Indonesia sebagai negara berkembang membutuhkan fasilitas
>> GSP untuk memacu ekspor ke AS.
>>
>> "Pemerintah AS juga pasti akan bijak. Yang penting kami harus terus
>> melakukan dialog mengenai masalah ini," jelasnya.
>>
>> Dalam siaran pers beberapa waktu lalu, IIPA menyatakan bahwa pasar di
>> Indonesia didominasi oleh produk-produk bajakan secara fisik dan
>> disuplai atau didistribusi secara online. Hal itu tidak mengalami
>> perbaikan pada 2011.
>>
>> IIPA juga menilai sistem peradilan di Indonesia terkait kasus
>> pembajakan tidak menimbulkan efek jera serta tidak transparan, dan
>> pembajakan melalui internet dan mobile tetap tumbuh.
>>
>> "IIPA meminta kelayakan Indonesia sebagai penerima keistimewaan GSP
>> ditinjau ulang, khususnya, untuk menentukan apakah Indonesia
>> menyediakan cara yang memadai dan efektif untuk melindungi hak cipta
>> produk AS," tulis IIPA.
>>
>> Marideth Sandler, dari kantor konsultan GSP Sandler Trade LLC,
>> menilai Indonesia belum memaksimalkan fasilitas GSP yang diberikan
>> pemerintah AS.
>>
>> "Dari nilai ekspor Indonesia ke AS tahun lalu, baru 10,3% yang
>> menggunakan fasilitas GSP. Indonesia. Komoditas ekspor melalui GSP
>> yang terbesar dai Indonesia ke AS pada 2011 adalah ban karet radial
>> baru, yakni US$320,9 juta," jelasnya dalam kunjungannya ke Jakarta,
>> pekan lalu.
>>
>> Marideth mengatakan komoditas ekspor Indonesia bisa memperoleh
>> fasilitas GSP dengan memenuhi empat persyaratan.
>>
>> Pertama, katanya, harus termasuk produk-produk yang tercatat memenuhi
>> persyaratan program GSP. Kedua, harus diekspor langsung ke AS dari
>> Indonesia atau negara lain dengan dokumen through bill of landing
>> dengan ditujukan ke alamat di AS.
>>
>> Kegita, lanjutnya, harus hasil produksi Indonesia atau jika
>> menggunakan bahan baku impor nilai dari bagian yang diproduksi dan
>> diproses lokal sedikitnya 35% dari harga total yang dibayar importir AS.
>>
>> Syarat terakhir, importir AS harus meminta perlakuan bebas bea masuk
>> untuk produk mereka dengan menulis huruf A sebelum kode tarif pada
>> formulir Bea Cukai AS. [raydion s./roy]
>>
>>
>>
[Non-text portions of this message have been removed]
+++
:-) Do...., Real, Respect, Warm, Interact, Related, Short-Informative
:-( Don't., OneLiner, scam, MLM pyramid spam scheme, illegal-SARA
*_^ Just Friday 4 Selling or promote your Service/Product
No comments:
Post a Comment