Monday, July 22, 2013

[Indo-Job] Tulisan : "Melipat Pesawat Kertas"

 

MELIPAT PESAWAT KERTAS
 
Dua ruko digabung jadi satu, 4 lantai, dengan beberapa karyawan, itulah kantor milikku. Aku merasa kerja kerasku selama ini sungguh menghasilkan, aku bangga sekali dengan pekerjaanku. Hari itu mataku terasa pedas sehingga kuputuskan untuk mematikan monitor-monitor komputer di kantorku. Pekerjaanku memang menuntut aku memiliki beberapa layar monitor, dua atau tiga layar saja tidak cukup, aku memerlukan informasi untuk mengambil keputusanku. Paduan logika, kenekatan dan peruntungan adalah cara aku menghasilkan uang setiap hari. Memang melelahkan tapi hasilnya selalu memuaskan. Namun, kupikir aku harus membiarkan mataku beristirahat hari ini, bagaimanapun aku masih memerlukan sepasang mata yang sehat.
 
Aku menelepon istriku mengatakan bahwa aku akan pulang siang hari untuk tidur, ia yang sedang berada bersama teman-teman arisannya mengatakan bahwa Irah, pembantu rumah kami akan menyiapkan makan siangku di rumah. Demikianlah aku pulang lebih awal ketika matahari masih terik bersinar, bukan suatu hal yang biasa tapi kurasa baik juga sesekali kulakukan. Setelah makan siang, aku pun masuk ke kamar dan tidur. Suara derai tawa anakku, Amanda dan Devin, membangunkan aku. Sesekali terdengar juga suara Ujang, pesuruh kami. Suara tawa khas anak-anak terdengar riang sekali sehingga menarik perhatianku untuk bangun dari tempat tidur dan melihat ada apa gerangan.
 
Kudapati Devin putera bungsuku sedang digendong di punggung Ujang sambil memegang pesawat kertas lipat. Sementara Amanda, putriku berlari ke sana kemari sambil dikejar-kejar Ujang yang masih menggendong Devin di punggungnya. Mereka tertawa senang sekali, tak menyadari sama sekali kehadiranku di belakang mereka.
     "Ayo mang Ujang, kejar! Pesawat Devin menghancurkan perahu Amanda!" Kata Devin.
     "Tidak, tidak! Perahu Amanda sangat kuat, ini perahu sakti tak terkalahkan!" Sahut Amanda.
     "Pesawat Devin lebih hebat! Bisa kalahkan apapun, bisa kalahkan semuanya! Termasuk perahu Amanda! Perahu Amanda akan hancur!" Sanggah Devin.
     "Tidak mau! Tidak mau! Perahu sakti Amanda terbuat dari baja! Tahan air, tahan peluru, tahan bom!!!" Kembali Amanda menyahut.
     "Iya, iyaaaa… Perahu Amanda dan pesawat Devin, semuanya kuat." Kata Ujang, tampaknya ia tahu bahwa dua anak itu akan bertengkar jadinya jika tidak ditengahi.
     "Ayo den Devin turun dulu, ayo sini non Amanda, mamang ajarkan melipat lagi, kali ini kita buat sebuah kotak, supaya perahu dan pesawat bisa parkir di dalam kotak ini. Mau?" Tanya Ujang.
     "Mauuuuu!" Serentak dua anak itu menjawab kegirangan. Aku melihat tangan-tangan kasar Ujang mulai melipat kertas dengan diperhatikan sungguh-sungguh oleh kedua anakku … Segera kuteringat akan tangan ayahku yang mengajarkan aku melipat pesawat-pesawat kertas dan beberapa lipatan lain. Lalu saat itu ayahku membawaku ke alam terbuka dan menerbangkan pesawat-pesawat kertas itu. Ketika angin menerpa, pesawat-pesawat itu tak dapat terbang terlalu jauh dan segera menukik ke bawah.  Ayahku akan berlari untuk mengambil pesawat-pesawat kertas yang jatuh itu dan mencoba memperbaikinya dan menerbangkannya lagi. Senang sekali bermain bersama ayahku saat itu… Namun sekarang, siapakah yang mengajarkan anak-anakku melipat pesawat dan perahu kertas itu?  Mereka diajar oleh seorang pesuruh. Seorang pesuruh yang setia, yang telah didelegasikan tugas bermain bersama anak-anakku. Dulu, ayahku sendirilah yang meluangkan waktu bersama kami kakak-beradik, tapi aku? Aku tidak punya waktu untuk itu. Saat besar nanti, mereka akan selalu ingat bahwa seorang bernama mang Ujang telah mengajarkan mereka melipat pesawat dan perahu kertas. Sedangkan aku? Apa kira-kira yang akan anak-anakku ingat dariku?
     "Papa!" Teriak Amanda. Ia baru menyadari bahwa aku di belakang mereka.
     "Loh? Jam segini papa sudah pulang? Kok bisa? Papa bilang pekerjaan papa banyak. Papa, sana kerja aja lagi. Kami mau main sama mang Ujang. Mang Ujang pintar melipat." Kata Devin polos.
Segera kubayangkan diriku yang telah menghabiskan begitu banyak waktu bersama monitor-monitorku. Monitor-monitorku tentunya tak akan pernah merindukanku, sementara anak-anakku, tampaknya akan lebih merindukan Ujang daripada aku, ayah mereka. Sedih sekali rasanya… Tidak! Aku harus membagi waktuku dengan bijaksana. Aku adalah ayah mereka, bukan si Ujang, umpat hatiku dalam kesedihan yang jujur.
 
Yacinta Senduk SE, SH, MBA, LLM
Principal of Yemayo Advance Education Center - Kursus Kecerdasan Pribadi Pertama di Indonesia untuk usia 2 s.d 19 tahun
 
Simak Talkshow Seputar Keluarga bersama: Yacinta Senduk, setiap Hari Selasa, pukul 14.30 di radio 103.4DFM, streaming: www.radiodfm.com
FB fanpage: Yacinta Senduk
Follow twitter: @Yacinta_Senduk
Add Yemayo-AEC BB Pin: 2736346A
WHATSAPP YEMAYO-AEC: 0812-8985-9968
Mari berkenalan dengan Pre-School kami untuk usia 2 s.d 6 tahun, dengan konsep interaksi penuh dengan murid: www.juniory-pre-school.blogspot.com

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
Bergabunglah di Facebook page di bawah untuk mendapatkan informasi dan tips
beasiswa dalam dan luar negri

https://www.facebook.com/BerburuBeasiswa

============================================================

Milis lainnya:

Manajemen-Industri-subscribe@yahoogroups.com  ==> Manajemen Industri

Free-English-Course-subscribe@yahoogroups.com ==> Kursus Bahasa Inggris

PONSEL-INDONESIA-subscribe@yahoogroups.com ==> Telpon selular

HRD-POWER-subscribe@yahoogroups.com ==> Milis HRD

Indo-Job-subscribe@yahoogroups.com ==> Lowongan kerja dalam dan luar negeri

Bisnis-Karir-subscribe@yahoogroups.com ==> Pembinaan bisnis dan karir

Training non profit komputer dan teknologi:

http://tech.groups.yahoo.com/group/KOMPUTER-TEKNOLOGI/

Training non profit manajemen produksi/operasi/supply chain/logistik:

http://finance.groups.yahoo.com/group/APICS-ID/
.

__,_._,___

No comments: