P#22: Demonstrasi
Buruh Yang Efektif
Hore!
Hari
Baru, Teman-teman.
Setiap tahun para buruh sedunia melakukan
demonstrasi untuk menuntut perbaikan nasib mereka. Secara umum kita sering
melihat demontrasi buruh itu cenderung menjadi kegiatan kontra produktif.
Terutama karena buruh nyaris selalu dicitrakan sebagai lawan bagi management.
Ini ironis. Karena pakem ilmu management mengatakan bahwa buruh itu adalah aset
terpenting bagi perusahaan. Tetapi, antara buruh dengan menangement seolah
nyaris selalu berseberangan.
Ironi yang kedua adalah, kita sering
dikelirukan oleh definisi 'buruh' yang salah. Menurut anggapan kita, buruh
adalah pegawai kelas rendah di perusahaan. Padahal, sekalipun Anda seorang
Direktur Utama sebenarnya Anda juga adalah buruh seperti mereka. Bedanya? Anda
menduduki posisi yang tinggi, sedangkan mereka berada pada strata yang paling
rendah. Paradigma ini penting, supaya kita semua bisa mendudukan permasalahan
buruh ini pada proporsi yang tepat. Selama management belum benar-benar memandang
buruh sebagai aset paling penting perusahaan, kita tidak akan pernah bisa
menemukan keselarasan. Mengapa demikian? Karena dengan sudut pandang itu
management tidak akan memperlakukan buruh dengan baik. Sedangkan buruh, akan
terus menerus merongrong melalui tuntutan-tuntutan atas perbaikan nasib dan
kesejahteraan.
Salah satu penyebab utama mengapa para
buruh memilih untuk turun ke jalan adalah karena mereka tidak memiliki nilai
tawar di ruang-ruang pertemuan. Sehingga jalan menjadi satu-satunya arena
pelampiasan. Padahal setiap kali buruh melakukan demonstrasi, lebih banyak lagi
pihak yang mengalami kerugian. Kasus yang terjadi di Drydock baru-baru ini
seharusnya dijadikan monumen bagi seluruh elemen, baik pelaku industri,
management perusahaan, maupun para buruh secara keseluruhan. Kita tidak harus
mengulangi kasus Drydock untuk membangun proses bisnis yang bermartabat dan
saling menguntungkan.
Apakah buruh tidak boleh turun ke jalan?
Kadang-kadang turun ke jalan bisa menjadi pendobrak pintu para pengambil
keputusan yang terlalu angkuh dalam ketertutupannya. Para penyelenggara negara juga
terkadang harus digedor dengan kehebohan besar sebelum memainkan perannya
sebagai regulator tertinggi. Namun, kita harus sudah mulai memikirkan strategi
demonstrasi yang lebih efektif. Yaitu, proses demonstrasi yang tidak usah
berdarah-darah. Tidak menimbulkan kehebohan, serta tidak menyebabkan
tertundanya proses produksi perusahaan. Apakah bisa melakukan demo yang
demikian? Bisa. Mari saya tunjukkan.
Pertama-tama, kita mesti memahami sistem
nilai (believe) yang digunakan dalam
pengelolaan bisnis perusahaan. Ada 3 sistem nilai utama yang dipegang teguh
oleh petinggi perusahaan manapun. Pertama, penghematan biaya (cost effectiveness). Kedua,
pengoptimalan produksi (productivity).
Dan yang ketiga, daya saing (competitiveness).
Posisi karyawan memiliki keterkaitan
langsung terhadap ketiga believe itu.
Makanya, memberikan gaji serendah mungkin dan menekan ongkos kesejahteraan
karyawan menjadi jalan pintas yang masih diterapkan dibeberapa perusahaan. Hal
ini berkaitan dengan sistem nilai pertama dan kedua.
Bagaimana dengan yang ketiga? Perusahaan
apapun, keberlangsungan bisnis jangka panjangnya sangat ditentukan oleh
kemampuan mereka untuk bersaing. Oleh karenanya, daya saing atau competitivesness merupakan agenda yang
menempati posisi tertinggi didalam benak para pengambil keputusan atau top
management. Sedangkan daya saing itu, tidak pernah bisa dilepaskan dari peran
para karyawan. Oleh sebab itu, jika perusahaan ingin memiliki daya saing yang
tinggi maka satu-satunya cara adalah dengan memiliki karyawan yang berkualitas
tinggi.
Setelah memahami ketiga believes itu, mari
kita mulai merancang strategi untuk melakukan demo karyawan yang lebih efektif.
Dimulai dengan visi. Setiap demo karyawan harus mengikuti visi yang berbunyi: "Menjadikan Karyawan Sebagai Mitra Sejajar
Bagi Perusahaan". Selanjutnya, misi.Setiap pelaku demo karyawan harus berpegang teguh kepada misi yang
berbunyi: "Melakukan demonstrasi secara
simpatik dan elegan untuk memperjuangkan kepentingan karyawan dan perusahaan".
Setelah itu, barulah kita membuat grand strategynya, yaitu: "Bergerak mengikuti alur berpikir para
pengelola perusahaan".
Visi dan misi membantu kita untuk menjaga
agar demonstrasi karyawan tetap berada dalam koridor yang benar. Sedangkan
strategy memberikan arahan tentang pelaksanaan demo itu dilapangan. Mari kita
membahas taktik demo efektif sesuai dengan grand strategy yang kita rancang
diatas. Kita sudah mengetahui alur berpikir para top management, yang tiada
lain adalah ketiga believes yang
sudah kita bahas tadi. Jika kita mampu mendukung usaha-usaha top management
untuk mewujudkan ketiga believes itu,
maka kita akan bisa mewujudkan Visi untuk menjadikan karyawan sebagai mitra
sejajar perusahaan. Bagiamana implementasinya? Mari, akan saya beberkan
Cost
effectivess(believe
pertama). Para karyawan harus memahami bahwa top management yang hebat sudah
sejak lama menyadari jika penghematan biaya itu tidak hanya bisa dilakukan
dengan cara membayar gaji dan kompensasi yang rendah kepada karyawan. Justru
yang paling utama adalah memperbaiki proses produksi, atau proses bisnis yang
selama ini diterapkan. Dibagian mana karyawan bisa berdemo? Karyawan mengambil
bagian dengan cara mendemonstrasikan kemauan untuk memperbaiki cara mereka
melakukan pekerjaan.
Misalnya, apakah sebagai seorang karyawan
saat ini anda sudah bekerja dengan sebaik-baiknya? Jika anda masih sering
mengobrol dengan teman pada saat mesin sedang beroperasi, maka itu menunjukkan
bahwa cara anda bekerja menimbulkan resiko biaya bagi perusahaan. Jika terjadi
kegagalan produksi gara-gara kelalain anda itu, maka tujuan top management
tidak tercapai. Contoh lain yang terjadi di pabrik; seorang karyawati mengalami
kecelakaan kerja karena membiarkan rambutnya terurai panjang pada saat
mengoperasikan mesin pemintal benang. Karena kecelakaan itu, mesin berhenti
berproduksi dan perusahaan harus mengeluarkan biaya pengobatan. Hal-hal semacam
ini, bisa dihindari jika seluruh karyawan mendemonstrasikan perilaku yang tepat
ditempat kerja. Mengindahkan peraturan perusahaan. Dan menyokong usaha
perusahaan untuk mewujudkan zero accident.
Itu adalah contoh pelaksanaan demonstrasi sejalan dengan believes top management yang pertama.
Productivity(believe kedua). Para karyawan harus
menyadari bahwa para pemegang jabatan tinggi diperusahaan harus
mempertanggungjawabkan kepemimpinannya dihadapan para pemegang saham. Sedangkan
ukuran realistis bagi para pemegang saham adalah sampai sejauh mana uang yang
diinvestasikannya menghasilkan keuntungan. Itu berkaitan dengan produktivitas.
Dibagian mana karyawan bisa berdemo? Karyawan mengambil bagian dengan cara
mendemonstrasikan komitmen mereka untuk memperhatikan kualitas kerja dan
penggunaan jam kerja yang diamanatkan oleh perusahaan.
Misalnya, apakah sebagai seorang karyawan
saat ini anda sudah mengedepankan kualitas kerja daripada melakukannya secara
asal-asalan? Jika anda masih sering terlambat masuk ke kantor, atau mengambil
waktu jam makan siang lebih lama dari yang seharusnya, maka itu menunjukkan
bahwa cara anda bekerja menimbulkan jatuhnya tingkat produktivitas perusahaan.
Jika produktivitas perusahaan tetap rendah setelah pekerjaan itu diberikan
kepada Anda, maka tujuan top management tidak tercapai. Contoh lain yang
terjadi di kantor-kantor; seorang karyawan kepergok atasannya bermain games
komputer pada jam kerja. Karena itu, waktu kerjanya menjadi berkurang, dan
tentu saja produktivitas pun berkurang. Hal-hal semacam ini, bisa dihindari
jika seluruh karyawan mendemonstrasikan komitmen yang tinggi terhadap
pekerjaan. Bekerja sungguh-sungguh. Dan menyokong usaha perusahaan untuk
meningkatkan produktivitas. Itu adalah contoh pelaksanaan demonstrasi sejalan
dengan believes top management yang
kedua.
Competitiveness (believe ketiga). Para karyawan harus menyadari bahwa
perusahaan tidak akan bisa bertahan jika kalah bersaing dari lawan-lawannya.
Jadi, jika top management memaksa kita untuk tangguh dalam bersaing sebenarnya
mereka sedang memperjuangkan kepentingan kita juga. Dibagian mana karyawan bisa
berdemo? Karyawan mengambil bagian dengan cara mendemonstrasikan kesediaan
untuk mencurahkan seluruh kemampuan yang dimilikinya, serta berupaya untuk
terus menerus meningkatkan diri.
Misalnya, apakah sebagai seorang karyawan
saat ini anda sudah mengoptimalkan potensi diri anda dalam menangani pekerjaan?
Juga perlu direnungkan apakah Anda terus memacu diri untuk belajar dan mengasah
keahlian? Jika anda masih berkutat dengan sekedar memenuhi job-descriotion, maka itu menunjukkan bahwa cara anda bekerja
menempatkan perusahaan pada kelompok mediocre,
alias tidak memiliki keunggulan. Jika para karyawannya hanya bekerja sebatas
itu, maka tujuan top management tidak tercapai. Contoh lain yang terjadi di
lingkungan kerja adalah; seorang karyawan mengeluh ketika kepadanya diserahkan
tugas yang lebih banyak. Menurutnya, gaji kecil kok harus kerja banyak? Karena
sikapnya seperti itu, maka karyawan yang hebat diperusahaan lain akan dengan
sangat mudah mengalahkan mereka. Hal-hal semacam ini, bisa dihindari jika
seluruh karyawan mendemonstrasikan dedikasi yang tinggi kepada profesi dan diri
mereka sendiri. Mendorong proses pertumbuhan perusahaan. Dan menyokong usaha
perusahaan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusianya. Itu adalah contoh
pelaksanaan demonstrasi sejalan dengan believes top management yang ketiga.
Tidak ada top management yang akan
menentang jika Anda bisa melakukan demo seperti itu. Artinya, itulah cara
berdemo yang efektif bagi para buruh. Sebab, ketika buruh bisa berdomo dengan
cara seperti itu; maka managament bukan sekedar bersedia memberikan gaji yang
anda tuntut. Mereka akan membayar anda jauh lebih tinggi dari itu. Memberi
fasilitas yang melimpah. Serta membuka kesempatan yang seluas-luasnya.
Sekarang, kepada Anda sudah disodorkan
alternatif berdemo yang jauh lebih baik dan lebih efektif. Silakan tentukan
sendiri, cara berdemo mana yang akan Anda pilih. Cara lama yang menguras begitu
banyak energi, kehebohan dan kericuhan itu? Atau, cara baru yang saya tawarkan
disini. Jika Anda memilih cara baru ini, saya mengucapkan selamat. Karena pada
tahap ini, nilai diri Anda sebagai seorang karyawan sudah menanjak tinggi.
Semoga mulai sekarang, kita bisa berdemonstrasi dengan cara yang jauh lebih
efektif lagi. Bagiamana jika setelah melakukan semua itu perusahaan tetap
menyepelekan kita? Tenang saja. Sebab, jika Anda mengikuti strategi demonstrasi
ini dengan baik, maka Anda akan menjadi karyawan yang sangat handal. Sehingga,
di pasar tenaga kerja; harga anda, sangatlah mahal.
Salam hormat,
Mari Berbagi
Semangat!
DEKA – Dadang
Kadarusman – 5 Oktober
2012
Leadership and Personnel
Development Trainer
0812 19899 737 or Ms. Vivi
at 0812 1040 3327
Catatan Kaki:
Ada
banyak cara melakukan demonstrasi. Pilihlah cara yang lebih berdampak positif
pada diri Anda, dan lebih menguntungkan seluruh pihak yang berkepentingan. Agar
bisa mendapatkan win-win solution.
Ingin
mendapatkan kiriman artikel "P
(=Personalism)" secara rutin langsung dari Dadang Kadarusman? Kunjungi dan bergabung di http://finance.groups.yahoo.com/group/NatIn/
Silakan di-share jika naskah ini Anda
nilai bermanfaat bagi yang lain, langsung saja; tidak usah minta izin dulu.
Tapi tolong, jangan diklaim sebagai tulisan Anda sendiri supaya pahala Anda
tidak berkurang karenanya.
Salam hormat,
Mari Berbagi Semangat!
DEKA - Dadang Kadarusman
www.dadangkadarusman.com
Dare to invite Dadang to speak for your company?
Call him at 0812 19899 737 or Ms. Vivi at 0812 1040 3327
[Non-text portions of this message have been removed]
+++
:-) Do...., Real, Respect, Warm, Interact, Related, Short-Informative
:-( Don't., OneLiner, scam, MLM pyramid spam scheme, illegal-SARA
*_^ Just Friday 4 Selling or promote your Service/Product
No comments:
Post a Comment