Friday, May 25, 2012

#FrenBC @ Natin Mewujudkan Suasana Kerja Yang Menyenangkan

 

Natin Mewujudkan Suasana Kerja Yang Menyenangkan
 
Oooh, yang ini beeeda.
Bukan sekedar sindrom TGIF.
Emang sih. Biasanya juga orang-orang pada hepi banget kalau udah hari Jumat. Jam empat sore aja udah bersih-bersih meja. Kalau boss lagi nggak ditempat, baru setengah lima aja udah menyelinap. Menghilang. Ditelan hilir mudiknya kendaraan.
 
Yang ini beneran beda.
Bukan jenis sindrom TGIF seperti itu. Semua orang hepi bukan karena mau pada mabur cepet-cepet. Tapi mereka mau pada nonton filem rame-rame. Nanti sore. Jam 4. Makanya, jam 3 sudah pada harus meninggalkan kubikal.
 
Lho, kok bisa?
Tambah parrah dong!
Mendingan sindron TGIF biasa. Orang nunggguin sampai bungi 'Teng' baru pada 'Go!'. Lah, yang ini kok sudah pada mau ngacir jam tiga sore. Korupsi waktunya kok banyak amat. Yang bener aja.
 
Ini bukan korupsi.
Ada penjelasan dan legitimasinya. Mulainya berawal dari whiteboard milik Natin yang digantung didinding pantry. Seperti biasanya kan, kalau pagi-pagi orang-orang pada ngerumun buat ngambil air minum di gelasnya masing-masing. Nah waktu ngantri di pantry itulah mereka memergoki pesan penting di whiteboard Natin.
 
Kali ini emang nggak seperti biasanya.
Sama sekali nggak ada nasihat atau kata mutiara. Atau wisdom. Atau inspirasi. Atau penyemangat. Atau apapun yang biasanya mereka baca. Kali ini cuman ada 3 kata yang membentuk sebuah kalimat perintah: LIHAT KOLONG KURSIMU.
 
Cuman gitu doang.
Gemblung. Kalau orang jawa bilang. Ngapain pake ngeliatin kolong kursi segala. Kayak orang sedeng aja.
 
"Natin udah kehabisan ide nih…" begitu orang-orang bilang.
"Emangnya gampang bikin kalimat penuh hikmah setiap hari," jawab Fiancy. "Wajar saja dong kalau nggak setiap hari Natin nulisin buat kita inspirasi." Tambahnya.
 
"Cieeeee…. Ada yang mbelain nih ye….." Opri ngeledikin.
"Serah deh!" balas Fiancy sok cuek gitu.
"Tentu terserah dong…" timpal Opri. "Namanya juga cin…."
"Apaaa-an seeeh?!" Fiancy buru-buru memotongnya.
 
Ya gitu deh.
Hari jumat ini emang nggak seperti biasanya. Tulisan di whiteboard juga kayak yang hambar gitu. Makanya orang-orang pada nggak tertarik untuk mengikutinya.
 
"Emang elo mau liat ke kolong kursi elo, Fi?" Sekris berdiri disamping Opri.
"Kenapa nggak ya Fi?" Aiti mendekati Fiancy. Lalu berdiri disebelahnya.
 
Sekarang mereka berempat saling berhadap-hadapan. Opri berhadapan dengan Fiancy. Sekris berhadapan dengan Aiti. Kayak orang mau ngapain aja.
 
"Heeeh, kok jadi tegang begini sih?" Fiancy membalikkan badan. Lalu melangkah pergi sambil menenteng gelasnya yang sudah berisi teh hangat.
 
"Elo mau ngeliat ke kolong kursi elo kan, Fi?" Aiti mengejarnya dari belakang.
Fiancy berhenti. Lalu katanya; "Emangnya kenapa sih, elo kok nanya gitu?"
"Eh, ini penting lho Fi," jawab Aiti.
"Kenapa penting?" tanya Fiancy sekali lagi.
"Karena tadi kan gue udah belain elo," tangkas Aiti. "Kan gue malu kalau elo sampai nggak lihat kolong kursi elo," tambahnya. "Gue udah terlanjur bilang kalau elo pasti lakukan apapun yang dibilangin Natin….."
 
"Entahlah Ti," Fiancy keliatan nggak ragu gitu deh. "Gue juga nggak yakin kalau mesti ngikutin tulisan di whiteboard itu….."
 
"Aaaayolah Fiiiiii…. Ikuti saran A-a…." ledek Opri dan Sekris. Nyaris bersamaan.
Fiancy melotot. Tapi segera pergi sambil berkata; "NGGAK!"
 
Nggak seorang pun tertarik lihat kolong kursinya. Natin gagal memotivasi orang kali ini. Hanya Aiti yang keukeuh maksa Fiancy untuk melakukannya. Itupun bukan karena dia merasa tulisan Natin itu bisa diterima. Tapi karena dia terlanjur meyakinkan Opri dan Sekris kalau Fiancy bakalan melakukannya.
 
Sampai duduk di kubikalnya masing-masing. Aiti tidak juga berhasil membujuk Fiancy untuk melakukannya. Apalagi ketika Opri dan Sekris sudah kembali ke kubikal. Makin judes aja roman muka yang dipasang Fiancy.
 
"Elo kenapa nggak mau sih, Fi?" bisik Aiti. Tapi setengah teriak, sampai kedengaran sama teman-teman lainnya.
 
"Gue nggak mau," jawab Fiancy. "Kalau gue lakukan itu berarti gue membiarkan Opri dan Sekris menang." Lanjutnya.
 
"Iya, tapi kalau elo nggak melakukannya berarti gue yang kalah, Fi… please…." Pekik Aiti setengah memelas.
 
"Diiih, ribet amat sih orang-orang ini," Jeanice yang sedari tadi sudah serius dengan kerjaannya merasa terganggu juga. "Gue udah sebel banget dengerin elo pade ribut melulu, tahu nggak?!" katanya.
 
Jeanice berdiri dari kursinya. Lalu jongkok, sambil berkata; "Gue akhiri keributan elo itu. Nih lihat!"
 
Setelah berkata begitu, Jeanice memiringkan kursinya. Lalu melihat ke kolongnya. Dia ingin sekali mengakhiri polemik itu. Dan menunjukkan bahwa melihat ke kolong kursi itu sama sekali nggak ada bahayanya. Sama sekali juga bukan hal yang perlu dibesar-besarkan. Dan sama sekali nggak menemukan apa-ap ups….
 
Ternyata ada sesuatu disana.
Nemplok didasar kolong kursi ditempelkan dengan selotip.
Selembar kertas kecil. Kira-kiran ukuran 5 senti kali 10 senti. Kecil banget.
 
Jeanice sadar kalau selama ini dia dan teman-temannya salah. Ternyata. Tulisan di whiteboard itu benar-benar ada maksudnya.
 
"Fiiiii…" teriak Jeanice. Nyaris histeris.
"Ada apa Jean…?" kontan aja semua orang terperanjat.
"Sebaiknya elo pade lihat ke kolong kursi masing-masing deh…" lanjut Jeanice.
Seperti terkena setrum. Semua orang pada melotot. Melongo beberapa detik. Lalu serempak menengok ke kolong kursinya masing-masing.
 
Benar saja. Ada secarik kertas kecil yang dtempel dengan selotip disana.
 
Sekarang mereka tahu kalau nasihat Natin yang sesungguhnya berada di kertas itu. Lalu mereka cepet-cepet mencabut kertas itu. Dan….mereka salah lagi!
 
Ternyata di kertas itu sama sekali tidak ada pesan apapun dari Natin. Kertas itu tidak berisi kalimat-kalimat inspiratif Natin seperti biasanya. Soalnya. Ternyata. Kertas itu bukanlah sembarang kertas.
 
Untuk sesaat orang-orang di kubikal tertegun. Seperti kehilangan kesadarannya sepersekian detik. Setelah itu. Mereka nyadar kembali dan langsung pada berlompatan ke udara.
 
"HOREEEE…..!!!"
"YUHUUUUUUUU!!!"
"OOOOO-O, OOO-OWW!!!!"
 
Yah. Pokoknya macam-macam deh gaya mereka. Masing-masing punya cara berbeda-beda untuk mengekspresikan perasaan mereka. Tapi ada satu kalimat yang sama keluar dari mulut mereka. Katanya;"KITA AKAN NONTON BARENG!!!!!!!!!!"
 
Ternyata di kolong kursi masing-masing sudah tersedia tiket nonton di bioskop.
Benar-benar kejutan yang tidak disangka-sangka. Nggak pernah loh kejadian kayak gini selama ini.
 
"Mohon perhatian," speaker di langit-langit kubikal berbunyi.
"Perusahaan mengucapkan terimakasih kepada teman-teman sekalian atas kerja kerasnya selama ini." Begitu suara merdu operator terdengar.
 
"Perusahaan telah membooking bioskop untuk teman-teman sekalian." Orang-orang pada antusias sekali mendengarkannya.
 
 "Silakan selesaikan pekerjaan Anda hari ini dengan sebaik-baiknya, sehingga kita bisa berangkat sama-sama menuju ke bioskop pada pukul 3 sore." Lanjut operator.
 
Begitu operator menyebutkan kata 'terimakasih', langsung semua orang berlompatan lagi.Baru setelah hysteria itu mereda mereka berlarian ke kubikalnya masing-masing. Lalu langsung pak pik pek mengerjakan tugas-tugas mereka dengan riang gembira.
 
Sama sekali nggak ada wajah kusut sepanjang hari jumat itu. Semuanya ceria. Dan sumeringah. Mengerjakan semua tugas dengan cekatan, dan tak kenal lelah. Sambil sesekali tertawa. Atau melontarkan kata-kata dalam canda yang menghibur.
 
Sungguh. Ini adalah sindrom TGIF yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sindrom ingin segera menyelesaikan pekerjaan. Tapi bukan karena kepengen buru-buru pulang. Melainkan karena gembira. Ceria. Ketika mengetahui betapa perusahaan menghargai kerja keras mereka.
 
Aneh juga ya.
Harga tiket bioskop itu hanya 50,000 rupiah saja.
Tapi dampaknya kok bisa sebesar itu ya? Padahal. Tidak sedikit diantara mereka yang cukup sering nonton di bioskop. Meskipun nggak setiap bulan. Tapi sesekali nonton juga kok. Hanya lima puluh ribu rupiah tapi efeknya bisa seperti itu.
 
"Elo seneng Fi?" Tanya Sekris.
"Elo mau ngeledikin gue lagi, Kris?" bales Fiancy. Agak kecut.
"Diiiih, sensi banget sih elo Fi…" cemberut Sekris membuat pipinya semakin menyerupai bakpaw. "Gue serius lagi, nanya gitu…"
 
"Elo sendiri, seneng nggak?" Fiancy membalikkan pertanyaannya.
"Gue seneng banget, Fi," Sekris melompat lompat sambil memegang tiketnya dengan kedua tangannya…
 
"M-maaf Kris… bisa nggak kalau…." Fiancy terlihat ragu, "…elo nggak usah lompat-lompat segala…."
"O. iyya." Kata Sekris dengan balutan senyumnya yang manis. "Elo seneng juga kan?"
 
"Gue juga seneng banget," jawab Fiancy. "Secara gue kemarin nggak sempat nonton gara-gara ngatrinya panjang banget. Masak gue ngantri siang cuman buat dapetin tiket jam Sembilan malam…" katanya. Kalau tukang nonton. Tahu persis apa yang terjadi di ticket box bioskop ketika muncul film baru yang seru.
 
"Kalau gue sih, yang bikin seru bukan soal dapet tiketnya…" celetuk Jeanice. Dia pun sudah menyelesaikan pekerjaannya. Lima belas menit lagi mereka sudah siap berangkat rame-rame ke bioskop. "Tapi, bisa nonton bareng-bareng kayak gini….oh…."
 
"Seperti waktu SMA lagi, hihi…." Timpal Sekris.
 
Kehidupan orang kerja itu beda banget sama masa sekolah atau kuliah. Setelah bekerja. Hidup kita berubah menjadi terlalu serius. Segala sesuatunya diukur dengan waktu. Target. Pencapaian. Dan penilaian. Habis. Mau gimana lagi?  Namanya juga orang kerja.
 
Beda banget sama masa sekolah dulu. Apalagi waktu SMA. Heppi banget. Boleh dibilang. Nggak aturan yang mengikat. Paling juga kan mesti masuk terus nggak boleh bolos. Terus mesti belajar yang rajin. Terus. Kalau pun seteres, paling kan cuman waktu mau ujian aja. Selain itu. Semua menyenangkan banget.
 
Kalau udah kerja?
Hmmmh… mana ada kehidupan seperti waktu sekolah dulu. Semuanya serba mengikat. Apalagi kalau pas dapat atasan yang serem. Mentang-mentang dia itu boss. Seenaknya aja sama anak buahnya. Padahal, dia juga sama-sama karyawan yang cari makan seperti yang lainnya. Nyebelin banget.
 
Makanya. Hal kecil yang disediakan perusahaan buat nyenengin karyawan itu bisa berdampak besar banget. Ternyata karyawan nggak selalu menghargai usaha perusahaan itu dari nilainya melulu. Buktinya. Perhatian kecil dari boss besar. Pujian dari atasan langsung. Persahabatan yang terjalin. Semuanya bisa bikin karyawan seneng.
 
Kalau karyawan sudah seneng. Masak sih kerjaannya nggak bagus. Makanya banyak karyawan yang kerjanya nggak semangat itu justru karena mereka nggak seneng. Kalau perusahaan kepengen karyawan kerjaanya bagus, ya bikin dong mereka seneng. Pasti mereka kerjanya bagus kok. Lagian. Kalau karyawan sudah pada seneng kerja disitu. Dijamin deh, pada males cari kerjaan lain. Ngendon aja disitu sampai pensiun.
 
Malahan pernah ada loh penelitian. Kenapa karyawan pada nggak betah kerja. Banyaknya sih bukan dari si karyawannya sendiri. Tapi justru dari faktor perusahaan. Gimana perusahaan memperlakukan karyawan itu yang paling menentukan. Kalau perlakuannya bagus, ya karyawan jadi pada betah. Tapi kalau perlakuannya nggak bagus. Wajar dong kalau karyawan nyari-nyari koran hari sabtu dan minggu.
 
Perusahaan itu siapa sih? Nah. Itu juga pertanyaan seru tuh. Perusahaan kan manifestasi dari semua karyawannya juga plus tentu saja pemiliknya. Tapi. Kalau perusahaan itu udah dikelola oleh para profesional, ya boleh dibilang merekalah manifestasinya. Makanya, cara perusahaan memperlakukan karyawan kan bisa kelihatan banget dari cara para pemimpinnya memperlakukan mereka.
 
Atasanlah pokoknya. Supervisor sampai presiden direktur. Nah. Cara mereka memperlakukan anak buahnya itu mencerminkan cara perusahaan memperlakukan karyawan. Kalau mereka memperlakukan bawahannya dengan baik, ya pastinya baik dong cara perusahaan mempelakukan karyawan. Sesederhana itu aja sih sebenernya.
 
Orang-orang di kubikal lumayan beruntung. Sejak Natin masuk kesitu. Banyak banget perubahannya. Emang sih. Natin itu bukan boss yang bisa mengambil keputusan. Tapi. Kerasa banget kalau kehadiran Natin membawa nuansa baru yang lebih positif.
 
Itu juga bisa jadi contoh buat karyawan lainnya yang belon pada jadi boss. Nggak usah nunggu jadi boss dulu deh kalau mau melakukan sesuatu yang positif ditempat kerja. Apapapun posisi kita sekarang, ya lakukan aja. Kalau itu bagus. Pasti diterima lingkungan kerja kita kok.
 
Emang sih, nggak selalu dibalas dengan naik gaji. Atau naik jabatan. Tapi. Coba aja perhatikan Natin. Energi positif yang disebarkannya tanpa pamrih itu, tanpa disadari juga sudah menempatkan dirinya di posisi elit perusahaan. Bukan elit karena jabatan. Tapi elit karena kualitas pribadinya yang melampaui kebanyakan orang.
 
Malah denger-denger nih. Sekarang Natin sering banget diajak meeting sama Pak Presiden Direktur. Emang sih. Tugasnya tetep jadi office boy yang mengatur semua keperluan alat-alat meeting dengan kebersihan ruang meeting. Tapi. Ngapain coba Natin terus berada di ruang meeting itu selama meeting itu berlangsung? Pasti ada apa-apanya kan? Banyak orang curiga kalau beberapa kebijakan baru yang diambil perusahaan juga berasal dari usulan Natin. Meskipun belum ada bukti yang pasti. Tapi, banyak indikasi kuat deh pokoknya.
 
Kebayang nggak sih kalau diperusahaan elo karyawannya pada seperti Natin. Dan para atasan, supervisor, manager, direktur dan boss besarnya juga memperlakukan bawahannya dengan penuh kasih sayang. Wuih. Udah pasti bagus tuch perusahaan.
 
"Heh! Heh! Heh! Pada mau kemana kalian? Kok jam segini sudah pada mau kabur aja!" Pak Mergy berkacak pinggang sambil menghalangi pintu keluar.
 
"Jangan mentang-mentang TGIF ya, kalian seenaknya saja pulang sebelum jam kerja selesai!" hardiknya. "Hayo, balik lagi ke kubikalnya masing-masing!"
 
"Lho, Bapak nggak dapat tiket nonton ya?" Opri tampil ke depan.
"Tiket noooonton?" Pak Mergy melongo. "Nonton dari Hong-Kong?!"
 
"Kalo nonton ya dibioskop aja dong Pak," balas Opri. "Ngapain pake jauh-jauh ke Hong Kong segala…."
 
Untuk sesaat Pak Mergy bertingkah seperti orang linglung. Lalu sambil nyengir beliau berkata :"O-iyyya… saya sampai luuupa…."
 
"Bapak sudah ingat kan sekarang?" tukas Opri.
 
Pak Mergy buru-buru menjawab: "Iya benar… saya ingat kalau hari ini kan ada siaran langsung pertandingan sepak bola, ya…?"
 
Hooooooh……. Orang-orang langsung merasa lemas…..
 
Tiba-tiba saja semua orang di kubikal menyadari bahwa kegembiraan di tempat kerja itu bisa dibuat dengan cara yang sederhana dan murah meriah. Yang penting bisa terbangun kebersamaan antara sesama kolega. Serta antara atasan dan bawahan. Jenis aktivitasnya sih bisa beragam. Bahkan banyak yang tanpa biaya sekalipun. Sehingga suasana yang menyenangkan di kantor itu bisa diciptakan. Asalkan, semua karyawan. Dan para pemimpin di perusahaan sama-sama berkomitmen untuk mewujudkannya.
 
Salam hormat,
Mari Berbagi Semangat!
DeKa – Dadang Kadarusman – 25 Mei 2012
Dare to invite Dadang to speak for your company?
Call him at 0812 19899 737 or Ms. Vivi at 0812 1040 3327
 
Catatan Kaki:
Mewujudkan suasana yang menyenangkan di perusahaan itu sungguh sebuah gagasan yang mudah untuk diaplikasikan. Kecuali, jika kita terjebak dalam teori-teori rumit tanpa tindakan nyata.
 
Ingin tahu kisah-kisah seru Natin & The Cubicle lainnya? Bergabung yuk di http://finance.groups.yahoo.com/group/naturalintelligence/
 
Silakan di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain, langsung saja; tidak usah minta izin dulu. Tapi tolong, jangan diklaim sebagai tulisan Anda sendiri supaya pahala Anda tidak berkurang karenanya.
 
----------------------------------------------------------
Subscription: Jika Anda belum namun ingin mendapatkan kiriman artikel inspiratif langsung dari Dadang Kadarusman – GREATIST! – silakan bergabung dengan milist yang baru saja kami buat. Daftar di link ini: http://finance.groups.yahoo.com/group/naturalintelligence/
Salam hormat,
Mari Berbagi Semangat!
DEKA - Dadang Kadarusman

Dare to invite Dadang to speak for your company?
Call him at 0812 19899 737 or Ms. Vivi at 0812 1040 3327

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
<*> http://www.facebook.com/groups/bisniscenter || http://twitter.com/BisnisCenter

+++
:-) Do...., Real, Respect, Warm, Interact, Related, Short-Informative
:-( Don't., OneLiner, scam, MLM pyramid spam scheme, illegal-SARA
*_^ Just Friday 4 Selling or promote your Service/Product
.

__,_._,___

No comments: