Friday, March 16, 2012

#FrenBC @ Rapat Soal Natin Nggak Masuk Kantor

 



Rapat Soal Natin Nggak Masuk Kantor
 
Semua orang terdiam.
Setidaknya untuk beberapa waktu. Nggak ada lagi yang membicarakan soal tidak masuknya Natinhari itu. Sejak Pak Mergy memerintahkan orang-orang untuk fokus kepada pekerjaan masing-masing. Bukan merecoki urusan orang lain.
 
Tapi semua itu hanya bisa bertahan untuk beberapa menit saja. Gejolak hati mereka nggak bisa ditahan-tahan seperti itu. Cepat atau lambat, desakan dari dalam diri itu akan berhasil menemukan jalan untuk menyalurkan aspirasinya.
 
Meskipun raga kasar mereka bisa diperintah-perintah untuk melakukan sesuatu atau justru tidak melakukannya. Namun jiwa setiap manusia tidak bisa dikekang oleh siapapun.
 
Kemajuan teknologi memberikan kekuatan untuk membebaskan orang-orang itu dari kungkungan otoriter atasan. Pak Mergy bisa memaksa badan mereka untuk kembali ke kubikalmasing-masing. Tapi sekarang. Mereka memerdekakan jempol kiri dan kanan untuk memencet keyboard gadget kesayangan.
 
Rapat untuk membahas soal Natinyang nggak masuk kantor pun berlanjut di dunia maya. Nggak butuh keahlian Aiti untuk melakukannya. Anak kelas 4 SD juga sudah bisa. Tinggal goyang jempol beberapa kali, terus pencet 'send'. Aspirasi pun tersalurkan kemana-mana.
 
Sudah ada 15 respon sejak Opri memencet tombol 'send' tujuh setengah detik yang lalu. Dua belas detik kemudian, komentarnya sudah bertambah tiga puluh satu lagi. Bukan main. Teknologi menyebabkan proses diskusi sedemikian cepatnya.
 
Nggak ada lagi ngatri untuk ngomong. Nggak ada lagi monopoli orang-orang yang dianggap lebih senior. Dalam rapat konvensional, atasan dan orang-orang yang dianggap penting selalu mendapatkan kesempatan untuk bicara. Sedangkan mereka yang dianggap keroco cuma kebagian bosan doang.
 
Rapat dengan teknologi sudah nggak gitu lagi. Semua orang punya kesempatan yang sama untuk mengemukakan pendapatkan secara merdekaaaaaaaaaaaaaaa... leluasaa.......... dan suka-suka.
 
Syaratnya sederhana kok. Nggak perlu naik pangkat terlebih dahulu. Cukup punya tiga hal saja. Yaitu. Punya jempol. Punya gadgetnya. Dan punya pulsanya.
 
Rapat remote yang diikuti seluruh penghuni kubikalsudah berlangsung selama 30 menit. Komentar dan tanggapan sudah mencapai hampir 500an. Itu tidak termasuk yang cuma berbunyi 'hihihi' atau "wekekekekekekek......".
 
Gila. Cepet banget jempol mereka bekerja. Beda banget dengan ngerjain kerjaan kantor. Rasanya kok l-e-m-o-o-o-o-o-t banget.
 
Sudah cukup.
Sudah waktunya untuk mengambil kesimpulan rapat.
Setelah berdebat 'multi arah' itu akhirnya dicapailah kesepakatan bersama untuk mengajukan petisi kepada management.
 
Begini poin utamanya: Kedisplinan harus diterapkan terhadap Natin. Meskipun jabatannya hanya OB tetapi dia pun harus bersikap dan bekerja secara profesional.
 
Rapat dunia maya itu cukup sampai disitu saja. Nanti kalimat lengkapnya dirumuskan lagi oleh team perumus yang terdiri dari 3 orang. Yaitu Opri sebagai pimpinan rapat. Aiti sebagai ahli teknologi. Dan Sekris sebagai penghubung dengan representatif management.
 
Nah, nama yang terakhir itu yang punya akses langsung kepada Pak Mergy sebagai manager operasional. Harapannya nanti Pak Mergy bisa meneruskan kepada BOD. Jadi untuk urusan 'kurir' jelas Sekris orang yang paling tepat melakukannya.
 
Akses Sekris kepada management juga punya efek samping yang berat. Seperti yang terjadi pagi itu. Ternyata Sekris nggak konsentrasi penuh dengan rapatnya. Rupanya pada saat yang sama dia juga sedang BBMan sama Pak Mergy.
 
Celaka 12. Dia secara nggak sengaja mengirimkan kesimpulan rapat yang belum diedit itu kepada Pak Mergy. Suwer! Nggak sengaja!
 
Doi sudah berusaha untuk cancel. Tapi kecepatan teknologi nggak bisa dibalapin. Maka....., rumusan petisi yang belum diedit itu pun keburu masuk ke level manajemen. Hasilnya? Sesuatu yang menggetarkan hati orang-orang. 
 
"APA-APA-AN INI?" suara Pak Mergy menggetarkan meja-meja di seluruh kubikal. "Sudah saya perintahkan kalian untuk nggak ngurusi soal Natinyang nggak ngantor!."

Cerocosan setelah itu lebih menakuktkan lagi. Orang-orang mengkerutnya badannya masing-masing sambil menahan rasa panas di telinga yang tidak boleh ditutup. Hanya mulut mereka saja yang menggerutu. 'Sialan. Si Bongsor itu salah kirim pesan lagi.....'
 
Setelah ceramah hampir dua puluh tiga menit itu....
"Saya kecewa." suara Pak Mergy berubah menjadi pelan.
"Setelah semua yang saya lakukan untuk kalian." lanjutnya. "Ternyata kalian belum juga mempercayai saya."
 
"Bagaimana sih caranya supaya saya bisa meyakinkan kalian kalau saya sedang memikirkan hukuman yang setimpal buat Natin?" Suara Pak Mergy semakin memelas.
"Suwer. Saya akan bersikap adil pada semua anak buah saya. Termasuk Natin." sekarang tangan kanan Pak Mergy terangkat tinggi-tinggi. Kelingking, jari manis, dan jempolnya dilipat. Sedangkan jari tengah dan telunjuknya tetap tegak.
 
Sesaat kemudian, Pak Mergy membalikkan badannya. Lalu dengan kepala tertunduk melangkah masuk ke ruangannya sambil mengucapkan kalimat terakhirnya; "Kenapa sih... kalian nggak mau trust sama saya?"
 
Semua orang mendengarnya dengan hati yang mulai tersayat.
"Saya juga kan butuh kepercayaan dari kalian." lanjutnya. "Meskipun saya atasan kalian...." Pak Mergy berhenti sejenak untuk mengusap basah di pipinya. "...tapi kan saya juga manusia yang punya perasaan seperti kalian....."
 
Hooooooh……. Orang-orang langsung merasa lemas…..
 
Mata orang-orang mulai berkaca-kaca. Tidak tega mendengarkan curhat Pak Mergy tentang kepercayaan yang tidak didapatkan dari orang-orang kubikal.
 
Tiba-tiba saja semua orang kubikalmenyadari bahwa memang sudah menjadi sepatutnya jika mereka 'trust' kepada atasannya. Karena tugas atasan adalah untuk memastikan semua orang bekerja dengan sebaik-baiknya. Mereka menyadari bahwa seharusnya sebagai bawahan mereka membiarkan atasan mengerjakan tugasnya. Sambil menyelesaikan tugas mereka sendiri …..
 
Salam hormat,
Mari Berbagi Semangat!
DEKA - Dadang Kadarusman –  16 Maret 2012
Author and Trainer of "Natural Intelligence Leadership"
 
Catatan Kaki:
Kita sering mengira bahwa atasan tidak mengerjakan tugasnya dengan baik. Sehingga kita tergoda untuk merecoki hal-hal yang sebenarnya berada diluar kewenangan kita
 
Ingin tahu kisah-kisah seru Natinlainnya? Kunjungi www.dadangkadarusman.com
 
PUBLIK TRAINING TGL 11 s/d 12 APRIL: Teman-teman, Training Natural Intelligence Leadership (NatIn™) dijadwalkan tanggal 11 s/d 12 April 2012 (direvisi dari semula tanggal 2 s/d 3 April 2012), di Jakarta. Saya mengundang Anda untuk mengikuti training tersebut. Pendaftaran:di 0812 19899 737 atau 0812 1040 3327 atau email: dkadarusman@yahoo.com atau dadang@dadangkadarusman.com
 
Silakan di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain, langsung saja; tidak usah minta izin dulu. Tapi tolong, jangan diklaim sebagai tulisan Anda sendiri supaya pahala Anda tidak berkurang karenanya.
 
----------------------------------------------------------
Subscription:Jika Anda belum namun ingin mendapatkan kiriman artikel inspiratif langsung dari Dadang Kadarusman – GREATIST! – silakan bergabung dengan milist yang baru saja kami buat. Daftar di link ini: http://finance.groups.yahoo.com/group/naturalintelligence/
 
Salam hormat,
Mari Berbagi Semangat!
DEKA - Dadang Kadarusman 
Public Training "Natural Intelligence Leadership"  11 - 12 April
Contact: Dadang at 0812 19899 737 or Ms. Vivi at 0812 1040 3327
Info Buku Natural Intelligence Leadership Klik Disni
www.dadangkadarusman.com

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
<*> http://www.facebook.com/groups/bisniscenter || http://twitter.com/BisnisCenter

+++
:-) Do...., Real, Respect, Warm, Interact, Related, Short-Informative
:-( Don't., OneLiner, scam, MLM pyramid spam scheme, illegal-SARA
*_^ Just Friday 4 Selling or promote your Service/Product
.

__,_._,___

No comments: