Artikel yg bagus, semoga kebiasaan antri dan bersabar ini bisa diajarkan dan dipraktekkan di Indonesia. Kesadaran sebagian besar masyarakat kita terhadap hal ini sudah ada pada titik terendah sehingga kebiasaan hobi nyerobot dan berbuat seenaknya terjadi di segala hal pada semua lapisan masyarakat, berpendidikan maupun tidak. Gak percaya? Lihatlah tabiat masyarakat kita ketika di jalan raya. Tidak ada aturan! Bukan tidak mengerti, tapi tidak mau tahu dan tidak mau melaksanakan aturan itu. Yg taat aturan terpaksa menjadi pelanggar aturan karena yg suka melanggar aturan tidak mendapatkan sanksi karena melanggar. Yang herannya, orang Indonesia mau antri dan taat aturan di luar negeri, tapi ketika kembali ke negeri sendiri, tabiatnya berubah seperti semula. Semoga diri kita dan setiap orang yg membaca artikel matematika dan antri ini paham dan siap berubah dari diri sendiri.
Friesia Alfera <cattus_tigris@yahoo.com> wrote:
>
>Sent from Fey's Yahoo
>
>-----Original Message-----
>From: Adwin <tengon@gmail.com>
>Sender: rendang-uenaknyo@yahoogroups.com
>Date: Tue, 6 Aug 2013 11:39:53
>To: <rendang-uenaknyo@yahoogroups.com>; <ratulangi@yahoogroups.com>
>Reply-To: rendang-uenaknyo@yahoogroups.com
>Subject: [rendang-uenaknyo] Fwd: [kuya72] FW: Matematika vs Ngantri
>
>---------- Forwarded message ----------
>
>
> Sesuatu yg perlu disimak .....
>
>
>
>****
>
>*Belajar Ngantri VS Matematika* ****
>
>
>Seorang guru di Australia pernah berkata, "Kami tidak terlalu khawatir
>jika anak2 sekolah dasar kami tidak pandai Matematika. Kami jauh lebih
>khawatir jika mereka tidak pandai mengantri.
>
>Sewaktu ditanya : "Mengapa dan kok bisa begitu ? Kerena yang terjadi
>di negara kami justru sebaliknya".
>
>****
>
>
>*Inilah jawabannya* :
>
>1. Karena kita hanya perlu melatih anak selama 3 bulan saja secara
>intensif untuk bisa Matematika, sementara kita perlu melatih anak hingga 12
>Tahun atau lebih untuk bisa mengantri dan selalu ingat pelajaran berharga
>di balik proses mengantri.
>
>2. Karena tidak semua anak kelak akan berprofesi menggunakan
>ilmu matematika kecuali TAMBAH, KALI, KURANG DAN BAGI. Sebagian mereka
>anak menjadi Penari, Atlet Olimpiade, Penyanyi, Musisi, Pelukis dsb.
>
>3. Karena biasanya hanya sebagian kecil saja dari murid-murid dalam
>satu kelas yang kelak akan memilih profesi di bidang yang berhubungan
>dengan Matematika. Sementara SEMUA MURID DALAM SATU KELAS ini pasti akan
>membutuhkan Etika Moral dan Pelajaran Berharga dari mengantri di sepanjang
>hidup mereka kelak.
>
>"Memang ada pelajaran berharga apa dibalik MENGANTRI?"
>
>"Oh iya banyak sekali pelajaran berharganya:
>
>1. Anak belajar manajemen waktu jika ingin mengantri paling depan datang lebih
>awal dan persiapan lebih awal.
>
>2. Anak belajar bersabar menunggu gilirannya tiba terutama jika ia di antrian
>paling belakang.
>
>3. Anak belajar menghormati hak orang lain, yang datang lebih awal
>dapat giliran
>lebih awal dan tidak saling serobot merasa diri penting..
>
>4. Anak belajar berdisiplin dan tidak menyerobot hak orang lain.
>
>5. Anak belajar kreatif untuk memikirkan kegiatan apa yang bisa dilakukan untuk
>mengatasi kebosanan saat mengantri. (di Jepang biasanya orang akan membaca
>buku saat mengantri)
>
>6. Anak bisa belajar bersosialisasi menyapa dan mengobrol dengan orang lain di
>antrian.
>
>7. Anak belajar tabah dan sabar menjalani proses dalam mencapai tujuannya.
>
>8. Anak belajar hukum sebab akibat, bahwa jika datang terlambat harus menerima
>konsekuensinya di antrian belakang.
>
>9. Anak belajar disiplin, teratur dan kerapihan.
>
>10. Anak belajar memiliki RASA MALU, jika ia menyerobot antrian dan hak orang
>lain.
>
>11. Anak belajar bekerjasama dengan orang2 yang ada di dekatnya jika sementara
>mengantri ia harus keluar antrian sebentar untuk ke kamar kecil.
>
>12. Anak belajar jujur pada diri sendiri dan pada orang lain dan mungkin
>masih banyak lagi pelajaran berharga lainnya, silahkan anda temukan sendiri
>sisanya.
>
>Saya sempat tertegun mendengarkan butir-butir penjelasannya. Dan baru
>saja menyadari
>hal ini saat satu ketika mengajak anak kami berkunjung ke tempat bermain
>anak Kids Zania di Jakarta.
>
>Apa yang di pertontonkan para orang tua pada anaknya, dalam mengantri menunggu
>giliran sungguh memprihatinkan.
>
>1. Ada orang tua yang memaksa anaknya untuk "menyusup" ke antrian
>depan dan mengambil
>hak anak lain yang lebih dulu mengantri dengan rapi. Dan berkata, "Sudah
>cuek saja, pura-pura gak tau aja !!"
>
>2. Ada orang tua yang memarahi anaknya dan berkata, "Dasar Penakut",
>karena anaknya
>tidak mau dipaksa menyerobot antrian.
>
>3. Ada orang tua yang menggunakan taktik dan sejuta alasan agar
>anaknya di erbolehkan
>masuk antrian depan, karena alasan masih kecil capek ngantri, rumahnya
>jauh harus
>segera pulang, dsb. Dan menggunakan taktik yang sama di lokasi antrian
>permainan yang berbeda.
>
>4. Ada orang tua yang malah marah2 karena di tegur saat anaknya
>menyerobot antrian,
>dan menyalahkan orang tua yang menegurnya.
>
>5. Dan berbagai macam kasus lainnya yang mungkin anda pernah alami juga.?
>
>Dikutip dari artikel Ayah Edi Konsultan Parenting
>--
>
>** **
>
>
>
>
>
>[Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
>------------------------------------
>
>Yahoo! Groups Links
>
>
>
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (2) |
No comments:
Post a Comment