Benarrr sekaliiiii..setujuuu!!
Ortu skrg (terutama di indonesia) kebanyakan njejelin ank2nya matematika atau akademis doang smp ank2 msh kecil kerjaannya belajar mulu ƪ(‾ε‾")ʃ kerjaannya lass less lass lesss..hanya diisi melulu soal pelajaran akademis..
Jadi byk anak pintar tp ilmu sosial bermasyarakatnya nol besar (⌣́_⌣̀)..semena-mena & hanya memikirkan kepentingan dirinya sendiri..
Sesuatu yg perlu disimak .....
*****Belajar Ngantri VS Matematika*****
Seorang guru di Australia pernah berkata, "Kami tidak terlalu khawatir jika anak2 sekolah dasar kami tidak pandai Matematika. Kami jauh lebih khawatir jika mereka tidak pandai mengantri.
Sewaktu ditanya : "Mengapa dan kok bisa begitu ? Kerena yang terjadi di negara kami justru sebaliknya".
*****Inilah jawabannya* :
1. Karena kita hanya perlu melatih anak selama 3 bulan saja secara intensif untuk bisa Matematika, sementara kita perlu melatih anak hingga 12 Tahun atau lebih untuk bisa mengantri dan selalu ingat pelajaran berharga di balik proses mengantri.
2. Karena tidak semua anak kelak akan berprofesi menggunakan ilmu matematika kecuali TAMBAH, KALI, KURANG DAN BAGI. Sebagian mereka anak menjadi Penari, Atlet Olimpiade, Penyanyi, Musisi, Pelukis dsb.
3. Karena biasanya hanya sebagian kecil saja dari murid-murid dalam
satu kelas yang kelak akan memilih profesi di bidang yang berhubungan dengan Matematika. Sementara SEMUA MURID DALAM SATU KELAS ini pasti akan membutuhkan Etika Moral dan Pelajaran Berharga dari mengantri di sepanjang hidup mereka kelak.
"Memang ada pelajaran berharga apa dibalik MENGANTRI?"
"Oh iya banyak sekali pelajaran berharganya:
1. Anak belajar manajemen waktu jika ingin mengantri paling depan datang lebih awal dan persiapan lebih awal.
2. Anak belajar bersabar menunggu gilirannya tiba terutama jika ia di antrian paling belakang.
3. Anak belajar menghormati hak orang lain, yang datang lebih awal dapat giliran lebih awal dan tidak saling serobot merasa diri penting..
4. Anak belajar berdisiplin dan tidak menyerobot hak orang lain.
5. Anak belajar kreatif untuk memikirkan kegiatan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi kebosanan saat mengantri. (di Jepang biasanya orang akan membaca buku saat mengantri)
6. Anak bisa belajar bersosialisasi menyapa dan mengobrol dengan orang lain di antrian.
7. Anak belajar tabah dan sabar menjalani proses dalam mencapai tujuannya.
8. Anak belajar hukum sebab akibat, bahwa jika datang terlambat harus menerima konsekuensinya di antrian belakang.
9. Anak belajar disiplin, teratur dan kerapihan.
10. Anak belajar memiliki RASA MALU, jika ia menyerobot antrian dan hak orang lain.
11. Anak belajar bekerjasama dengan orang2 yang ada di dekatnya jika sementara mengantri ia harus keluar antrian sebentar untuk ke kamar kecil.
12. Anak belajar jujur pada diri sendiri dan pada orang lain dan mungkin masih banyak lagi pelajaran berharga lainnya, silahkan anda temukan sendiri sisanya.
Saya sempat tertegun mendengarkan butir-butir penjelasannya. Dan baru saja menyadari hal ini saat satu ketika mengajak anak kami berkunjung ke tempat bermain anak Kids Zania di Jakarta.
Apa yang di pertontonkan para orang tua pada anaknya, dalam mengantri menunggu giliran sungguh memprihatinkan.
1. Ada orang tua yang memaksa anaknya untuk "menyusup" ke antrian depan dan mengambil hak anak lain yang lebih dulu mengantri dengan rapi. Dan berkata, "Sudah cuek saja, pura-pura gak tau aja !!"
2. Ada orang tua yang memarahi anaknya dan berkata, "Dasar Penakut", karena anaknya tidak mau dipaksa menyerobot antrian.
3. Ada orang tua yang menggunakan taktik dan sejuta alasan agar anaknya diperbolehkan masuk antrian depan, karena alasan masih kecil capek ngantri, rumahnya jauh harus segera pulang, dsb. Dan menggunakan taktik yang sama di lokasi antrian permainan yang berbeda.
4. Ada orang tua yang malah marah2 karena di tegur saat anaknya menyerobot antrian, dan menyalahkan orang tua yang menegurnya.
5. Dan berbagai macam kasus lainnya yang mungkin anda pernah alami juga.?
Dikutip dari artikel Ayah Edi Konsultan Parenting
--
------Original Message------
From: Friesia Alfera
Sender: aksek_tarakanita@yahoogroups.com
To: nineimage.photography@gmail.com
To: Fauzia khusnul khotimah
To: Dyah Purwaningrum
To: Uyung Yuliasman
To: Indiana Alvinest
To: janice.lesmana@gmail.com
To: Purpala Milist
To: aksek_tarakanita@yahoogroups.com
ReplyTo: cattus_tigris@yahoo.com
Subject: [milis tarki] Fw: [rendang-uenaknyo] Fwd: [kuya72] FW: Matematika vs Ngantri
Sent: 6 Aug 2013 11:51 AM
Sent from Fey's Yahoo
-----Original Message-----
From: Adwin <tengon@gmail.com>
Sender: rendang-uenaknyo@yahoogroups.com
Date: Tue, 6 Aug 2013 11:39:53
To: <rendang-uenaknyo@yahoogroups.com>; <ratulangi@yahoogroups.com>
Reply-To: rendang-uenaknyo@yahoogroups.com
Subject: [rendang-uenaknyo] Fwd: [kuya72] FW: Matematika vs Ngantri
---------- Forwarded message ----------
Sesuatu yg perlu disimak .....
****
*Belajar Ngantri VS Matematika* ****
Seorang guru di Australia pernah berkata, "Kami tidak terlalu khawatir
jika anak2 sekolah dasar kami tidak pandai Matematika. Kami jauh lebih
khawatir jika mereka tidak pandai mengantri.
Sewaktu ditanya : "Mengapa dan kok bisa begitu ? Kerena yang terjadi
di negara kami justru sebaliknya".
****
*Inilah jawabannya* :
1. Karena kita hanya perlu melatih anak selama 3 bulan saja secara
intensif untuk bisa Matematika, sementara kita perlu melatih anak hingga 12
Tahun atau lebih untuk bisa mengantri dan selalu ingat pelajaran berharga
di balik proses mengantri.
2. Karena tidak semua anak kelak akan berprofesi menggunakan
ilmu matematika kecuali TAMBAH, KALI, KURANG DAN BAGI. Sebagian mereka
anak menjadi Penari, Atlet Olimpiade, Penyanyi, Musisi, Pelukis dsb.
3. Karena biasanya hanya sebagian kecil saja dari murid-murid dalam
satu kelas yang kelak akan memilih profesi di bidang yang berhubungan
dengan Matematika. Sementara SEMUA MURID DALAM SATU KELAS ini pasti akan
membutuhkan Etika Moral dan Pelajaran Berharga dari mengantri di sepanjang
hidup mereka kelak.
"Memang ada pelajaran berharga apa dibalik MENGANTRI?"
"Oh iya banyak sekali pelajaran berharganya:
1. Anak belajar manajemen waktu jika ingin mengantri paling depan datang lebih
awal dan persiapan lebih awal.
2. Anak belajar bersabar menunggu gilirannya tiba terutama jika ia di antrian
paling belakang.
3. Anak belajar menghormati hak orang lain, yang datang lebih awal
dapat giliran
lebih awal dan tidak saling serobot merasa diri penting..
4. Anak belajar berdisiplin dan tidak menyerobot hak orang lain.
5. Anak belajar kreatif untuk memikirkan kegiatan apa yang bisa dilakukan untuk
mengatasi kebosanan saat mengantri. (di Jepang biasanya orang akan membaca
buku saat mengantri)
6. Anak bisa belajar bersosialisasi menyapa dan mengobrol dengan orang lain di
antrian.
7. Anak belajar tabah dan sabar menjalani proses dalam mencapai tujuannya.
8. Anak belajar hukum sebab akibat, bahwa jika datang terlambat harus menerima
konsekuensinya di antrian belakang.
9. Anak belajar disiplin, teratur dan kerapihan.
10. Anak belajar memiliki RASA MALU, jika ia menyerobot antrian dan hak orang
lain.
11. Anak belajar bekerjasama dengan orang2 yang ada di dekatnya jika sementara
mengantri ia harus keluar antrian sebentar untuk ke kamar kecil.
12. Anak belajar jujur pada diri sendiri dan pada orang lain dan mungkin
masih banyak lagi pelajaran berharga lainnya, silahkan anda temukan sendiri
sisanya.
Saya sempat tertegun mendengarkan butir-butir penjelasannya. Dan baru
saja menyadari
hal ini saat satu ketika mengajak anak kami berkunjung ke tempat bermain
anak Kids Zania di Jakarta.
Apa yang di pertontonkan para orang tua pada anaknya, dalam mengantri menunggu
giliran sungguh memprihatinkan.
1. Ada orang tua yang memaksa anaknya untuk "menyusup" ke antrian
depan dan mengambil
hak anak lain yang lebih dulu mengantri dengan rapi. Dan berkata, "Sudah
cuek saja, pura-pura gak tau aja !!"
2. Ada orang tua yang memarahi anaknya dan berkata, "Dasar Penakut",
karena anaknya
tidak mau dipaksa menyerobot antrian.
3. Ada orang tua yang menggunakan taktik dan sejuta alasan agar
anaknya di erbolehkan
masuk antrian depan, karena alasan masih kecil capek ngantri, rumahnya
jauh harus
segera pulang, dsb. Dan menggunakan taktik yang sama di lokasi antrian
permainan yang berbeda.
4. Ada orang tua yang malah marah2 karena di tegur saat anaknya
menyerobot antrian,
dan menyalahkan orang tua yang menegurnya.
5. Dan berbagai macam kasus lainnya yang mungkin anda pernah alami juga.?
Dikutip dari artikel Ayah Edi Konsultan Parenting
--
** **
[Non-text portions of this message have been removed]
------------------------------------
Yahoo! Groups Links
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |
No comments:
Post a Comment