Monday, July 29, 2013

[Indo-Job] Tulisan : "Benarkah Keputusanku Ini ?"

 

BENARKAH KEPUTUSANKU INI?
 
Lima belas tahun sudah aku menikah dengan suamiku. Kami dikarunia tiga orang anak dan tinggal dengan ibu suamiku. Suatu kehidupan yang tak pernah kuduga sama sekali. Suamiku yang labil disertai dengan ibunya yang dominan, sungguh membuat hidupku tak mudah untuk kulalui dari hari ke harinya. Tiga anak kami yang dibesarkan oleh tiga orang dewasa yang tidak saling mendukung, menjadikan mereka anak-anak yang bermasalah. Yang tertua sangat pendiam dan sulit diajak berkomunikasi, yang kedua selalu bermasalah di sekolah dengan keisengannya dari berbohong, memukul temannya, dan pernah mencuri, sementara si bungsu adalah pembangkang yang sulit diatur.
 
Aku lelah lahir dan batin, tinggal dengan ibu mertua yang tidak pernah bisa menghargai aku, sindiran dan ucapan hampir selalu berhasil membuat aku dan suamiku bertengkar. Tak ada satu minggu yang kulewati tanpa menangis, kata-kata pedas mertuaku, pertengkaran sengit dengan suamiku, perlawanan-perlawanan dari anak-anakku, semuanya selalu menyerangku secara bertubi-tubi. Hiburan terbesarku adalah kembali ke rumah ayah-ibuku. Bayangkanlah, dari rumah yang selalu melawan dan menyalahkan aku, maka pergi ke sebuah rumah yang selalu merindukan aku dan menerimaku dengan penuh cinta kasih adalah sebuah anugerah besar yang sangat kusyukuri. Bila di rumah bersama suami, mertua dan anak-anak, aku hidup mirip bagai seorang pembantu, maka pulang ke rumah ayah-ibuku terasa bagaikan surga hidupku. Jika aku sempat berpesan pada ibuku bahwa aku akan ke rumahnya, ibuku pasti akan menanyakan makanan apa yang kuinginkan karena ia akan belanja untuk memasak makanan tersebut. Pembantu rumahnya akan dimintanya untuk membersihkan kamar tidurku dulu agar aku bisa beristirahat di sebuah tempat tidur yang bersih. Foto-fotoku semasa sekolah dan saat wisuda, masih tergantung rapi di dinding rumah orangtuaku, mereka selalu bangga menceritakan aku dan prestasiku pada tamu yang berkunjung di rumah mereka. Aku selalu diterima dengan baik di rumahku, namun setiap kembali ke rumah suamiku, rasanya bagaikan kembali ke suatu medan tempur yang berat.
 
     "Papa-mama akan sangat mengerti jika engkau memilih untuk bercerai dari suamimu." Kata mama suatu hari sambil membelai kepalaku. Aku kembali ke rumah orangtuaku dan dengan derai airmata kuceritakan tentang pertengkaranku dengan suami dan ibu mertuaku.
     "Ma, jangan sebutkan kata-kata itu." Sahutku. Aku tidak pernah menginginkan perceraian walaupun sudah sering sekali ayah-ibuku menyinggung hal itu.
      "Kami sebagai orangtua, tidak rela melihat anak kami menderita terus menerus begini. Saat engkau kecil dulu, bila engkau menangis sedikit saja, papa-mama selalu tergerak ingin menghiburmu agar engkau bahagia. Dan sekarang? Kami terus menerus mendengar engkau bersedih, hal itu sangat mendukakan hati kami." Kata mama lagi.
     "Apa yang membuatmu bertahan di sana, sayang?" Tanya mama.
     "Mereka memerlukan aku, ma." Jawabku.
     "Kalau mereka memerlukan kamu, mereka tidak akan menyakiti kamu." Sahut mama lagi.
     "Mereka sangat memerlukan aku, walaupun mereka tidak menyadarinya. Saat mertuaku bersikeras tidak mau ke dokter, dengan pertengkaran hebat, aku berhasil mengantarnya ke dokter. Saat suamiku malas bekerja dan ibunya membela kemalasan anaknya, walau dengan derai air mata, akhirnya suamiku berangkat bekerja juga. Ketika anak bungsuku tidak mau sekolah dan aku bersikeras membuat anakku tetap pergi ke sekolah, mertuaku berhasil lagi membuatku menangis dengan mengatakan bahwa aku adalah ibu yang jahat dan suamiku percaya bahwa aku adalah ibu yang jahat, tapi sampai hari ini, anakku tetap pergi ke sekolah… Mereka sangat memerlukan aku, ma. Mereka adalah orang-orang labil yang terluka, ketika suami mertuaku meninggalkan mereka untuk perempuan lain. Mertuaku menjadi pemarah dan suamiku kehilangan percaya diri." Jelasku.
     "Kau tidak harus menjadi martir untuk keluarga itu." Kata mama lagi.
     "Entahlah ma… Tapi selama aku masih diberikan kekuatan oleh Tuhan,  aku harus tetap berada di dalam keluarga itu. Begitu banyak kekacauan dan kesedihan hidup ini, namun hal yang selalu kusyukuri dan kubanggakan adalah menjadi segelintir orang yang baik dan bisa membantu memperbaiki bagian hidup yang rusak walau sedikit saja." Ujarku sungguh-sungguh.
     "Oh, anakku… Mama harap keputusanmu itu benar." Sahutnya. Aku pun sangat berharap demikian.
 
Yacinta Senduk SE, SH, MBA, LLM
Principal of Yemayo Advance Education Center - Kursus Kecerdasan Pribadi Pertama di Indonesia untuk usia 2 s.d 19 tahun
 
Simak Talkshow Seputar Keluarga bersama: Yacinta Senduk, setiap Hari Selasa, pukul 14.30 di radio 103.4DFM, streaming: www.radiodfm.com
FB fanpage: Yacinta Senduk
Follow twitter: @Yacinta_Senduk
Add Yemayo-AEC BB Pin: 2736346A
WHATSAPP YEMAYO-AEC: 0812-8985-9968
Mari berkenalan dengan Pre-School kami untuk usia 2 s.d 6 tahun, dengan konsep interaksi penuh dengan murid: www.juniory-pre-school.blogspot.com
 

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
Bergabunglah di Facebook page di bawah untuk mendapatkan informasi dan tips
beasiswa dalam dan luar negri

https://www.facebook.com/BerburuBeasiswa

============================================================

Milis lainnya:

Manajemen-Industri-subscribe@yahoogroups.com  ==> Manajemen Industri

Free-English-Course-subscribe@yahoogroups.com ==> Kursus Bahasa Inggris

PONSEL-INDONESIA-subscribe@yahoogroups.com ==> Telpon selular

HRD-POWER-subscribe@yahoogroups.com ==> Milis HRD

Indo-Job-subscribe@yahoogroups.com ==> Lowongan kerja dalam dan luar negeri

Bisnis-Karir-subscribe@yahoogroups.com ==> Pembinaan bisnis dan karir

Training non profit komputer dan teknologi:

http://tech.groups.yahoo.com/group/KOMPUTER-TEKNOLOGI/

Training non profit manajemen produksi/operasi/supply chain/logistik:

http://finance.groups.yahoo.com/group/APICS-ID/
.

__,_._,___

No comments: