L#16: Menjual Diri Pada Bawahan
Hore!
Hari
Baru, Teman-teman.
Sebuah penelitian global
menunjukkan bahwa perilaku atau perlakuan atasan yang tidak tepat merupakan salah
satu penyebab utama mengapa banyak karyawan tidak betah bekerja di sebuah perusahaan.
Sekalipun kinerja team baik-baik saja, sebaiknya setiap atasan melakukan
introspeksi terhadap cara mereka memimpin anak buahnya. Mengapa? Karena bawahan
jarang terbuka memberikan masukan atau kritikan terhadap kekurangan atasannya
dalam memimpin. Setelah pindah ke perusahaan lain, barulah mereka mau
mengatakannya. Segalanya sudah terlambat jika demikian. Sebelum itu terjadi, atasan
mesti terus 'menjual dirinya' kepada anak buah mereka. Agar mereka selalu dapat
menjaga anggota-anggota team terbaiknya untuk tetap berada di team kerjanya.
Jangan sampai 'merasa' segalanya baik-baik saja, padahal tidak. Bagaimana
caranya?
The Voice merupakan salah satu
reality show terbaik di dunia entertainment. Bukan sekedar mendapatkan hiburan
proses pencarian bakat, tapi dari acara itu kita bisa belajar bagaimana seorang
atasan seharusnya 'menjual dirinya' kepada bawahan. Adam, Cee Lo, Chistina, dan
Blake; berlomba menarik simpati talenta-talenta bagus agar mau bergabung dengan
teamnya. Dalam konteks kepemimpinan, 'atasan' sering berada 'diatas menara
gading'. Namanya juga atasan. Kedudukannya tinggi hingga tidak mudah tersentuh.
Padahal – seperti diajarkan dalam The Voice – kitalah yang paling membutuhkan
talenta-talenta itu. Maka kitalah yang harus pandai menjual diri kepada mereka,
agar talenta-talenta hebat bersedia menjadi bagian dari the winning team yang sedang
kita bangun. Bagi Anda yang
tertarik menemani saya belajar menjual diri kepada bawahan, saya ajak
memulainya dengan memahami dan menerapkan 5 sudut pandang Natural Intelligence (NatIn™), berikut
ini:
1. Menjaga talenta yang sudah ada. Kita
semuanya sudah sadar, kalau kinerja kita sebagai pemimpin tidak bisa bagus
kalau anak buah kita tidak bagus. Maka, memilih dan mempertahankan
talenta-talenta yang bagus menjadi keharusan yang tidak bisa dianggap remeh
temeh. Sayangnya, kita sering baru sadar betapa berartinya anak buah kita itu
setelah mereka pergi meninggalkan kita. Makanya, sangat penting untuk selalu
mengingat bahwa kinerja kita ini bukan kita sendiri yang buat. Tanpa mereka,
tugas ini menjadi terlalu berat untuk kita pikul sendiri. Sekalipun kita sudah
berpengalaman, senior, dan mahir. Tentu, para bahawan kita membutuhkan kita. Namun,
kita jauh lebih membutuhkan mereka daripada mereka membutuhkan kita. Makanya,
setiap saat, kita mesti terus menerus berupaya menjaga mereka. Agar mereka
tetap kerasan dan senang hati berada dalam team yang kita pimpin. Percaya atau
tidak; cara kita memperlakukan telenta yang sudah Anda, merupakan daya tarik
bagi talenta lain untuk bergabung dengan kita.
2. Tugas atasan memimpin, bukan sekedar mengelola. Kita
cenderung memforsir team kerja untuk merealisasikan target-target kinerja yang
dibebankan oleh perusahaan. Jika target itu tercapai, maka 'mission accomplished'.
Kita dinilai bagus. Sehingga berhak menerima bonus. Selesai. Bagus? Biasa saja.
Kenapa? Karena, setiap perusahaan menggaji seorang atasan agar teamnya bisa
mencapai target perusahaan. Itu management. Maka seorang atasan baru bisa
menjadi manager, jika hanya bisa mencapai target. Tapi management beda dengan
leadership. Karena dalam kepemimpinan, fungsi atasan bukan sekedar mencapai
target. Melainkan memfasilitasi proses belajar agar anak buahnya bisa mengoptimalkan
daya diri mereka. Kita mesti membangun kesadaran anak
buah bahwa mencapai target bukanlah tujuan tertingginya. Jadi meski telah
berhasil mencapai target, kita tidak berhenti untuk terus mengembangkan diri.
Itu, baru leadership.
3. Memiliki bukti keberhasilan dalam
memimpin. Mari ingat kembali hal ini;
berhasil mencapai target adalah bukti keberhasilan dalam mengelola alias
managemet. Bukan leadership atau kepemimpinan. Padahal, kita selalu ingin
disebut sebagai pemimpin. Bukan sekedar manager atau atasan. Jadi apa dong
buktinya jika kita layak disebut sebagai seorang pemimpin? Sederhana saja. Yaitu;
ketika kita bisa membantu anak buah di team kerja kita agar bisa menjadi atasan
berkualitas berikutnya. Artinya, kemampuan kita memimpin akan teruji ketika
berhasil memfasilitasi proses belajar anak buah kita agar bisa mencapai
kualitas tinggi. Minimal dalam 3 aspek ini: kedisiplinannya, komitmennya kepada
pekerjaan, dan kegairahannya untuk terus mengembangkan diri. Kenapa begitu? Karena
dengan ketiga kualitas itu, mereka bisa berkembang terus untuk menjadi
eksekutif masa depan yang bagus. Dan Anda, bisa mendapatkan kinerja bagus. Tanpa
mengawasinya terus menerus.
4. Memberi ruang bagi keunikan bawahan. Jika pernah menjadi bawahan yang hebat
dimasa lalu, kita cenderung bernostalgia secara keliru. Makanya, ketika sering
menuntut anak buah untuk beperilaku seperti kita zaman dahulu. Hey. Selain zaman
mungkin sudah banyak berubah, setiap pribadi pun tidak harus seragam. Bukankah
untuk sukses dulu Anda pun tidak harus meniru atasan Anda habis-habisan? Jika
dahulu Anda bisa sukses dengan cara Anda sendiri, maka boleh dong anak buah
Anda menemukan cara dan gaya berbeda untuk merajut keberhasilannya sendiri.
Tugas sebagai atasan adalah membantu mereka agar bisa menemukan cara yang
paling efektif bagi dirinya untuk mengerahkan seluruh daya diri dengan tetap
berpegang teguh pada etika bisnis yang berlaku. Dengan begitu, mereka pasti
bisa menemukan teknik dan pendekatan yang cocok untuk dirinya. Mungkin, mereka
bisa menemukan sesuatu yang bahkan kita sendiri pun tidak memikirkannya. Bukankah
itu yang biasa kita sebut sebagai empowerment?
5. Mendidik dan
mempertanggungjawabkannya. Di kantor, kita menuntut setiap anggota
team untuk memberikan hasil terbaiknya. Kita memberikan penugasan. Lalu
mengharapkan anak buah segera menyesuaikan diri, mencapi penyelesaian masalah
yang dihadapi, dan kita terima hasil akhirnya berupa sales atau terselesaikannya
pekerjaan yang kita berikan. Dalam The Voice, beda sekali. Setiap leader, tentu
menuntut anggota teamnya agar bisa kompetitif. Tapi caranya bukan memberi
penugasan lalu ditinggalkan pusing seperti yang sering kita dapati
dikantor-kantor. Adam – Cee Lo – Christina dan Blake; terus melatih
talenta-talenta yang mereka miliki untuk mengeksplorasi potensi yang belum
terasah. Sampai mereka benar-benar berkilau. Setelah itu, barulah mereka di
terjunkan diarena kontes sebenarnya. Dan mereka, menerima hasil akhirnya
sebagai bagian dari tanggungjawab bersama antara dirinya dan talentanya.
Dalam The Voice, kita tidak pernah mendengar cercaan dari
juri. Meskipun ada kekurangan yang mereka kritisi, namun disampaikan dengan
kalimat-kalimat yang tetap memotivasi. Sekedar bermulut manis? Bukan. Melainkan
karena mereka percaya bahwa setiap pribadi memiliki potensi. Beda dengan keadaan
di kebanyakan team kerja. Jika anak buah berbuat salah, maka atasan sering
malah berancang-ancang untuk mengambil posisi yang paling aman. Menyelamatkan
muka, sekaligus melindungi reputasinya sebagai boss yang tidak pernah gagal. Tentu,
hal itu tidak akan terjadi jika sebagai atasan kita memiliki kualitas-kualitas
kepemimpinan. Karena seorang pemimpin menyadari, bahwa; kitalah yang paling
bertanggungjawab atas baik buruknya kualitas orang-orang yang kita pimpin. Sehingga
kitalah yang mesti berperan paling aktif, untuk memastikan mereka bertumbuh
kembang hingga di kapasitas pribadinya yang paling tinggi. Sikap seperti
itulah, yang bisa menjaga talenta-talenta hebat untuk terus bergabung dengan
team kerja kita. Siap menjual diri pada bawahan? Mari mulai sekarang.
Salam hormat,
Mari Berbagi
Semangat!
DEKA – Dadang
Kadarusman – 2 Oktober
2012
Leadership and Personnel Development
Trainer
0812 19899 737 or Ms. Vivi
at 0812 1040 3327
Catatan Kaki:
Tidak akan ada bawahan yang buruk, jika kita memimpin mereka
dengan cara yang baik. Karena pemimpinlah yang menentukan kualitas sebuah team
kerja, bukan orang lain.
Ingin
mendapatkan kiriman "L (= Leaderism)" secara rutin langsung dari Dadang Kadarusman? Kunjungi dan bergabung di http://finance.groups.yahoo.com/group/NatIn/
Silakan di-share jika naskah ini Anda
nilai bermanfaat bagi yang lain, langsung saja; tidak usah minta izin dulu.
Tapi tolong, jangan diklaim sebagai tulisan Anda sendiri supaya pahala Anda
tidak berkurang karenanya.
Salam hormat,
Mari Berbagi Semangat!
DEKA - Dadang Kadarusman
www.dadangkadarusman.com
Dare to invite Dadang to speak for your company?
Call him at 0812 19899 737 or Ms. Vivi at 0812 1040 3327
[Non-text portions of this message have been removed]
+++
:-) Do...., Real, Respect, Warm, Interact, Related, Short-Informative
:-( Don't., OneLiner, scam, MLM pyramid spam scheme, illegal-SARA
*_^ Just Friday 4 Selling or promote your Service/Product
No comments:
Post a Comment