Monday, September 24, 2012

[milis tarki] Belajar Bahasa Simbol

 


Tahukah bahwa kita dan anak-anak kita belajar bahasa simbol saat berumur kisaran 5 th, sharing ini saya peroleh dari Ibu Norma Tanoko, seorang Ibu cantik yg sdh berusia baya, memiliki keluarga yang bahagia dan harmonis, suaminya bernama Bpk Slamet Harsono, anak beliau 3 orang dan telah mempunyai 1 cucu laki-laki.

Beliau sharing pengetahuan ini pada saat Program Keluarga Sakinah Thru Kamasutra (KSTK) di One Earth www.oneearthretreat.com tgl 7-9 Okt 2012, dan saya mencoba menulis sharing dari beliau dengan tujuan berbagi kepada saudara-saudaraku orang Indonesia dan teman-temanku warga dunia.

Saat anak berumur 5 th, dia sedang menyerap dan belajar bahasa simbol, tidaklah heran di buku anak-anak, kita sering melihat warna warni cerah dengan 1 gambar besar dan 1 tulisan, misalnya buah apple dibawahnya tulisan APPLE, lalu gambar Bebek tulisannya DUCK, bertujuan agar anak mampu menyerap bahasa simbol, di dunia dan kehidupan nyata dipenuhi berbagai simbol seperti : lampu merah = berhenti, lampu hijau = jalan, gambar = tikungan tajam harus hati2, gambar garpu n sendok = Rumah makan, cinta = hati.

Apa yg terjadi di kondisi sekarang? saya sering kali mendapati anak2, mulai dari umur 5 th masuk sekolah yang "sama" atau disamakan oleh orangtuanya, misalnya agama tertentu, bahkan di perumahan untuk agama tertentu, kondisi-kondisi tertentu dan anak-anak kita mulai belajar membaca atau menulis buku text panjang sekali dengan warna hitam dan putih.

Apa yg terjadi dia tidak akan pernah belajar bahasa simbol, karena pada masa usia tersebut dimulailah masa pembelajaran bahasa simbol, apabila lewat maka masa belajar itu pun akan terlewat.

Menurut hemat penulis, efeknya di kemudian hari beragam akibatnya, seperti saat dia melihat lampu merah dia tidak akan mampu membaca simbol, dia akan menerobos seenaknya, nyawa orang lain pun terancam, simbol tikungan tajam yg seharusnya hati-hati dia tidak akan perdulikan, akibatnya nyawa anak kitapun bisa melayang. lambang-lambang tidak akan dihormati seperti yang saya dengar di berita lambang PMI (Palang Merah Indonesia) yang jelas-jelas palang dengan ketentuan Internasional dikonotasikan dengan salib dengan biaya katanya untuk penggantian dan studi banding menelan biaya yang tidak tangung-tanggung 1,3 Milyar, bayangkan?

Kalau kondisi ini terus menerus terjadi, malah mungkin terjadi lambang negara kita akan diganti, lalu nasehat orang tua pun dikemudian hari akan dilanggar karna orang tua adalah simbol tertinggi di rumah yaitu kepala dan pemimpin di rumah tangga. Ada beberapa solusi yang diberikan pada saat program Keluarga Sakinah, atau bisa bertanya langsung pada saat acara Keluarga Sakinah thru Kamasutra tanggal 5 - 7 Okt Info 081808941999 www.oneearthretreat.com.

Kalau penulis sendiri memberikan saran, anak-anak kita secara berkala bisa diajak ke RS, atau panti asuhan yang berbeda-beda, karena dia akan belajar bahwa dunia ini beragam dan tidak ada satupun yang sama, daun dalam 1 pohon tidak akan ada pernah yang sama, ada yang lebih pendek, ada yang melengkung, ada yang hijau ada yang kuning, bahkan kembar identikpun tidak akan pernah bisa sama.

Itulah rahasia dan keajaiban Illahi dari Tuhan, anak kita akan belajar tidak ada di dunia ini yg seragam karena itu dia akan mengasihi anak-anak lain yang mungkin tidak seberuntung dirinya dan bersyukur punya orangtua yang menyayanginya. Prilakunya akan penuh kasih sayang kepada orang tua, teman2 di sekolah lingkungan, guru.

Silakan di share, tulisan ini, semoga bermanfaat bagi yang ingin mendapatkan pengetahuan mengenai rumah tangga yang bahagia dan harmonis silakan bisa bergabung di program Keluarga Sakinah berikutnya tgl 5 – 7 Okt di One Earth Ciawi, Bogor

Terima kasih

__._,_.___
Recent Activity:
.

__,_._,___

No comments: