Transformational THINKING
CHAMPIONS OF
CHANGE Oleh Bill Gould
MERENCANAKAN
Dan
disinilah peranan sebuah EVALUASI ,setiap saat atau minimal sebulan sekali kita
melakukan evaluasi terhadap segala hal tentang diri kita ,keluarga
kita,lingkungan kita dan yang lebih besar lagi , Negara kita ,Dunia kita ,Ahkerat kita,
Dalam
keluarga misalnya.evaluasi yang paling mudah adalah terhadap urusan ekonomi
keluarga, mudah dinilai karena ada angka angkanya, SURPLUS atau
DEFISIT..?,Kalau DEFISIT ,pemborosan terjadi dimana?,transfortasi?,sembako?
Atau mungkin yang lain..!
Lalu,bagaimana
soal investasi??????Apakah usaha warung,..salon ,…atau jualan roti , atau jualan
pulsa,atau bisnis lain berjalan dengan baik???...Kalau tidak harus dinilai
kembali,..Dan dicari sebab sebab kegagalannya,..begitulah kira kira yang harus
kita lakukan minimal sebulan sekali.
Yang menarik
adalah jawaban atas pertanyaan itu, Dia menjadi masukan yang sangat berharga..Untuk apa lagi kalau bukan untuk rencana baru
kedepan,..Kare
"RENCANA DIDASARKAN PADA APA YANG DIMILIKI SAAT INI..TAK PERNAH DARI ANGKA
NOL.
EVALUASI(menilai masa lalu) danRENCANA (menata masa
depan) menyatu dalam kondisi Anda "saat ini " .kemarin dan esok itu abstrak,tak
ada.yang riil itu adalah hari ini.Makanya tidak bisa tidak anda harus jujur dengan "KONDISI" hari ini.Kalau
tidak,EVALUASI hanya pelipur lara dan
rencana itu hanya ilusi belaka.
Kendati
belum optimal,kebiasaan Anda-kalau demikian-membuat rencana dan evaluasi merupakan tradisi yang harus
dipertahankan,tak banyak orang dari negeri ini yang meniti kebiasaan seperti
itu,Maklum itu bukan kebiasaan kita.itu disiplin dari~dunia lain~.
Tentu
disiplin itu tidak turun dari langit
Disiplin itudibangunsekurang
kurang diatas dua landasan…
PERTAMA,
disiplin dibangun diatas pemahaman soal waktu.Bagi kita orang Indonesia kebanyakan menganggap hari ini selalu datang
berulang.pagi,siang,sore dan malam yang terjadi hari ini adalah lingkaran
berulang dari kemarin.Jadi sama saja,Besok dia datang lagi.
Karena
itu.bagi kita tak ada ~waktu terbuang~,dia hanya pergi kemudian datang lagi,jadi tidak perlu harus
buru buru,Hidup itu mengalir saja,Tak
perlu ada rencana dan langkah yang
terlalu ketat,karena kalau gagal,besok bisa di ulang,
Bagi mereka
yang berada dibelahan bumi yang lain,waktu itu linier,dia bergerak pada garis
lurus yang tak ada ujungnya.detik ,menit ,jam,hari ,minggu,bulan dan tahun itu
merupakan titik yang berbeda,kalau tidak digunakan secara baik maka kita sudah
beraada pada titik waktu yang lain.Dia habis dan tak terulang lagi.Jadi waktu
itu mereka gunakan dengan baik,Pekerjaan harus penuh rencana,TIME IS
MONEY,buang waktu identik dengan buang uang.
KEDUA..,Bukan
saja soal memahami waktu yang berbeda,ALAM juga berbeda ,Kita hanya mengenal musim panas dan hujan,Didaerah tropis
yang subur,tongkat kayu bisa jadi tanaman,,Tanam apa saja hidup, sepanjang
tahun ,bahkan hutan hutan tak habis habis menyediakan makanan.dimusim hujan
maupun dimusim panas,Belum lautannya, seperti kolam ikan raksasa,,kapan butuh
tangkap saja,Mulai dari ikan teri sampai ikan paus raksasa.
Buat kita
yang hidup di alam dan musim seperti ini merasa tidak perlu rencana yang detil
buat stok makanan untuk jangka panjang.Kita biasa bekerja hari ini untuk hari
ini pula,Maka lahirlah bangsa yang "BERMENTAL ENAK" dari kawasan tropis yang
tak terbiasa berpikir panjang,Untuk apa wong semuanya tersedia..!
Berbeda
"pengalaman" dengan orang orang dari wilayah empat musim. Disana,
tanaman hanya bisahidup layak pada musi panas,Itupun berlangsung
singkat,tiga ,empat bulan setahun,selebihnya pada musim gugur,dingin dan semi ,alam tak
membawa rizqi.
Tapi
disinilah tantangannya.Mereka harus merencanakan dengan baik.Berapa banyak bahan makanan yang harus dihasilkan sehingga
pada musim dingin mereka tidak kehabisan bahan makanan.Maka mulailah muncul
teknologi,sekurang kurangnya dengan
alasan pengawetan.
Maka tak
usah heran kalau banyak suku bangsa diwilayah utara dengan"empat musim" itu
lebih maju dan makmur hidupnya,Disana bermukim bangsa yang tidak hanya
dinamis,tapi juga banyak akal dan pintar berencana,Buktinya gambling, sampai
sekarang disana berdiam sebagian besar Negara yang hingga saat ni menjadi
donator buat kita diselatan.
Itulah
kenyataan.Kita harus belajar ~yang baik~dari mereka.Tak perlu lagi disetir oleh
alam,Tak untung pula mewarisi kebiasaan tak sehat,bekerja tanpa
rencana.Termasuk dalam merencanakan keuangan keluarga,FINANCIAL PLANNING. Maka
belajarlah "berencana".Mulai dari keluarga kita masing masing.Kata orang bijak
"PLANNING OR NOTHING.
selamat membaca.
http://bit.ly/GXd3Yk
Menunggang
kuda juara
Jhon
lenon pernah menulis: "KEHIDUPAN ADALAH, APA YANG TERJADI KETIKA
ANDA SEDANG SIBUK MEMBUAT BERBAGAI RENCANA" . Walaupun pengamatannya
ini cerdas dan mencerminkan konsep hidup banyak orang, disamping Bob Dylan, Jhon lenon adalah salah satu idola
yang sangat dikagumi banyak orang karena pendekatannya yang berpikiran bebas
dan keberaniannya mempertahankan prinsipnya, dan ada pelajaran yang dapat diambil dari pernyataan itu. Terlalu banyak
Orang yang berusaha menyalahkan orang lain, Takdir, atau keadaan diluar kendali
mereka atau kondisi hidup mereka. Seperti yang kita pahami sekarang, inilah
para "KORBAN KEADAAN"
Yakin
dan percaya Anda memiiki kekuatan pribadi untuk mengendalikan hidup Anda dan
merupakan masalah besar bagi begitu banyak orang, sesuatu yang mereka tidak mau
atau tidak siap tangani. Hal ini berarti melakukan transformasi dari seorang
"korban keadaan" menjadi seorang "Pemenang Perubahan" Dan Hal ini memerlukan
keberanian dan keyakinan.
Secara
khusus mengacu kepada kejadian sehari
hari yang memerlukan keberanian untuk mempertahankan keyakinan Anda, seringkali
bertahan di tengah kritik dari orang orang yang paling anda sayangi dan
hormati. Anda harus mengikuti kata hati anda sendiri. Anda harus belajar
mendengarkan dan memperhatikan suara dari lubuk hati anda yang mengatakan bahwa
inilah jalan saya, terlepas dari ejekan dan ketidaksetujuan yang seringkali
diakibatkan oleh keputusan Anda itu. Hal ini seringkali bukan hal yang mudah
untuk dilakukan, tetapi jika Anda Berhasil mencapai sampai sejauh ini dalam system
yang saya tawarkan yaitu ATA INDONESIA http://bit.ly/GXd3YkAnda telah memiliki pemikiran yang baik akan arah tujuan Anda dan apa yang akan
member Anda KEBAHAGIAAN serta pemenuhan
diri pribadi (kesuksesan, sebagaimana kita definisikan).
Sekarang
adalah waktunya, begitu anda menetapkan tujuan perjalanan hidup Anda, untuk
memulai perencanaan, Banyak orang mencapai titik ini, melihat jurang pemisah
yang amat dalam andara diri mereka dan apa yang mereka tetapkan sebagai tujuan
mereka, lalu menyerah, berpikir secara keliru bahwa untuk membuat perencanaan
yang baik diperlukan gelar insinyur atau pelatihan khusus. Hal itu adalah mitos
dan sikap pengecut.
MARI KITA KEMBALI KE PERNYATAAN SEBELUMNYA BAHWA KITA SEMUA MEMILIKI KEMAMPUAN ALAMI UNTUK
MENCAPAI APAPUN YANG HENDAK KITA CAPAI.
Anda
tidak hanya memiliki kemampuan merencanakan hidup Anda, tetapi juga bakat untuk
menjalankan rencana anda, Semua itu hanya memerlukan beberapa keterampilan
sederhana dan banyak ketahanan serta kesabaran. Hal itu juga memerlukan
keluwesan, dan inilah sesuatu yang kita dan sebagian besar masyarakat dibumi
ini kurang pahami, Pemikiran tradisional tempat keluwesan paling sering
dipraktikkan.
Hal
ini seringkali mengunci seseorang pada satu jalan dan kita memiliki pemikiran
keliru bahwa adalah salah untuk "BERGANTI KUDA DITENGAH TENGAH SUNGAI" Namu
jika kuda yang anda tunggangi saat menyeberangi sungai itu sekarat dan anda
menyadari ada kuda lain disekitar sungai (dan selalu ada, jika anda
berusahacukup keras untuk mencarinya) , Apa salahnya berubah pikiran, atau
krier dalam hal ini. Di tengah tengah sungai? Apa salahnya berpindah dari rakit
yang tenggelam ke rakit yang cukup layak ditumpangi untuk mencapai sisi lain
sungai yang kita seberangi?
Saya
lebih memilih mlihat rencana hdup seakan akan saya sedang berdiri ditepi sebuah
sungai yang sedang meluap dan ada banyak batu untuk dilintasi. Sampai Anda
berada di luar sana, ditengah tengah sungai, mustahil anda bisamenentukan batu
berikutnya untuk anda pijak. Namun, untuk menyeberangi sungai itu anda harus
meletakkan kaki pada batu pertama dan memulai perjalanan dengan keyakinan bahwa
Anda akan menemukan suatu cara. Mungkin akan ada saat saat ketika kaki Anda
terpeleset dari batu pijakan karena permukaan batu yang licin oleh air dan lumut,
tetapi ada satu cara untuk menyeberangi sungai itu, Mungkin memijakkan kaki
anda pada batu ini akan membawa anda dua
puluh meter jauhnya dari tujuan awal yang hendak Anda capai, tetapi berpijak
dengan kokoh diatas sebuah batu sangatlah penting sebelum Anda melompat ke batu
berikutnya, Mungkin, dalam aspek ini, Jhon Lenon benar, Ingat saja bahwa tujuan
utamanya adalah menyeberangi sungai itu.
Kadang
kadang,kita keluar dan menyadari bahwa kita belum membuat pilihan yang paling
bijaksana, Kita mungkin perlu mundur dan mengarahkan kembali jalan kita, tetapi
ada cara untuk menyeberangi sungai itu. Anda akan menemukannya. Mudah mudahan
,melalui Keterampilan Pemkiran Bercabang kita dapat mengurangi kemungkinan
harus mundur, tetapi anda tidak perlu malu untuk mengambil jalan pintas, karena
Anda telah belajar lebih banyak tentang sifat sungai dan diri Anda dalam
prosesnya, dan hal itu bukan sebuah kegagalan, Tentu saja, karena salah satu
tujuan yang saya tentukan untuk hidup saya adalah pembelajaran, saya menganggap
setiap pengalaman yang saya ambil pelajaran adalah pengalaman.
Satu
hal yang sangat penting diingat adalah bahwa kita harus berfokus pada batu
pijakan yang sedang kita pijak, mengokohkan diri, merencanakan langkah
berikutnya. Kemudian memiliki keberanian diri dan keyakinan untuk melangkah.
Lalu, bagaimana jika anda terpeleset dan jatuh! Anda akan kedinginan dan
basah,Anda memanjat kembali batu itu dan memperbaiki rencana Anda untuk langkah
selanjutnya.
Mengalahkan Rasa Takut
Saya
menggunakan analogi sungai karena hal itu membuat saya teringat akan sebuah
penyeberangan sesungguhnya ketika saya masih kecil di rawa rawa dikampung
halaman, Waktu itu saya kira kira duduk di kelas empat dan sedang bermain
dihutan sendirian. Yang adalah salah satu kesenangan saya. Disitu ada sebuah
sungai kecil, tepat dibawah sebuah bendungan yang rusak dan tidak terpakai
lagi. Tadinya saya tidak pernah berani menyeberang dan melihat ada apa di
seberangnya.
Saya
ingat berdiri ditepi sungai ini selama berjam jam, mencoba merencanakan rute
terbaik dalam hati, tetapi arusnya begitu derasnya sehngga batu yang saya pilih
untuk berpijak segera menghilang di bawah permukaan sungai, dan muncul lagi
beberapa saat kemudian, saya ingat waktu itu berpikir, "Bagaimana kalau saya
turun kesana dan hanyut? " Hal itu
merupakan teke teki yang saya renungi selama berminggu minggu, dari hari
kehari. Hal itu hamper menjadi sebuah obsesi, Saya bertekad menyeberangi sungai
itu, setiap hari, saya menyusuri tepian sungai itu, mencari jalan untuk menyeberanginya.
Sampai pada suatu hari, saya pijakkan kaki saya pada batu pertama dan memulai
perjalanan. Saya tacit sekali, segala macam pikiran berputar dikepala saya,
semua "bagaimana kalau", Bagaimana kalau saya hanyut dan tidak bisa selamat?
Bgaimana kalau saya terpeleset dan jatuh dan tenggelam? Saya memikirkan hal hal
seperti itu, memikirkan konsekuensi konsekuensi masa depan dari semua sudut
pandang dan kemungkinan kemungkinan negative. Dan bukankah itu yang mencegah
kebanyakan orang mengambil langkah pertama? Tidakkah kita semua cendrung
memperkirakan kemungkinan terburuk?.
BAGAIMANA
KALAU ORANGTUA SAYA TIDAK SUKA?
APA
YANG AKAN DIPIKIRKAN PARA TETANGGA?
BAGAIMANA
KALAU SAYA GAGAL?
BAGAIMANA
KALAU SAYA MALAH TERLIHAT SEPERTI ORANG BODOH?
Yah,
itu hanya suara ego dan perangkat utamanya untuk tetap memegang kendali: RASA
TAKUT
Anda
lihat,dalam pikiran saya, rasa takut saya telah membangun sungai itu dalam
sekala Nabi Musa menyeberangi Laut Merah. Namu kemudian, pada suatu hari
pikiran dating dari suatu tempat dalam lubuk hati saya yang menanyakan apa yang
saya anggap sebagai landasan perencanaan:"Bagaimana kalau saya tidak mencoba?"
Saya
menggambarkan dirisaya melewati sisa hidup tana pernah tahu apakah saya akan
mampu menemukan jalan untuk melintasi singai itu atau tidak,dan hal itu
menyadarkan saya bahwa ketidak tahuan saya menempatkan diri saya diatas batu
pertama dan memulai langkah demi langkah. Perencanaan saya selama berminggu
minggu terbayar….sampai say mencapai kira kira dua pertiga jalan menuju sisi
seberang sungai itu. Kemudian, kaki saya terpeleset dari batu.
Saya
secara spesifik mengingat detik detik ketika saya berpikir bahwa saya benar
benar akan tenggelam dan mati. Saya ingat rasa takut dan panic yang menggapai
gapai kesadaaran saya. Namun, sebelum rasa takut itu sepenuhnya mengendalikan
saya, kaki saya menyentuh dasar sungai. Saya mendapati, dengan sangat terkejut,
bahwa airnya hanya sedalam kira kira 90 sentimeter. Ya. Saya kedinginan dan
basah kuyup,tetapi, saya berdiri di atas dasar yang kokoh. Selama ini, saya
sebenarnya bisa saja berjalan di dalam air menyeberangi sungai ini kapan pun
saya mau….Saya selalu membawa gambaran itu dalam pikiran saya. Bagi saya, hal
itu menjadi satu pelajaran berharga dalam hidup. Pelajaran tentang halangan yang tercipta karena rasa takut.
Anda
lihat, cerita ini mewakili permasalahan mental dan juga fisik. Pikiran kita
menciptakan halangan terhadap usaha kita, hamper seperti kita mundur kembali ke
mentalitas "hadapi atau lari" otak kita. Sebesar apapun masalah yang kita
hadapi, pikiran kita memiliki kemampuan alami untuk memperbesar masalah itu
menjadi halangan yang tampaknya dtidak apat ditanggulangi dan menghalangi
kemajuan kita, dalam perlindungan mental untuk memastikan bahwa kita tidak
terluka, Pengaruh kemampuan alami ini sering kali membuat kita melempem. Dan
hal itu tidak hanya meliputi rasa takut kita akan apa yang mungkin terjadi,
tetapi meluas ke kejadian kejadian saat ini juga, Bayangkan anda mendapat
telpon dari bos anda, ia ingin bertemu anda sekarang juga! Ketika menuju kantor
bos anda,apa yang terlintas dikepala Anda? Berjuta kemungkinan, berjuta hal
yang Anda lakukan dengan salah, persiapan
mental untuk peperangan yang akan segera tiba, mungkin! Namun, seberapa sering
kita sampai ketempat tujuan kita dan mendapati bahwa semua rasa takut, semua
kekhawatiran itu hanyalah makanan mental
semata yang tercipta dalam pikiran kita sendiri, Apa yang dicapai oleh rasa
takut itu? Ternyata tidak!.itu hanya tekanan yang tidak perlu. Dan ini sama
halnya dengan rasa takut kita untuk mengambil langkah pertama. Biasanya rasa
takut itu tidak berdasar.kita memiliki kesempatan yang jauh lebih baik bahwa langkah
berikutnya direncanakan dan diberi landasan dengan baik.
Apa
kaitan ini semua dengan perencanaan? Sedarhana: Rasa takut tidak berhasil
menemukan jalan menyeberangi sungai itu membuat saya harus menunda melakukannya
selama berminggu minggu, Namun, dengan mempelajari semua cara yang mungkin
berhasil, saya akhirnya tiba ada sebuah rencana yang dapat dilaksanakan, satu
demi satu batu pijakan, dan rencana itu memampukan saya memulai penyeberangan
walaupun saya merasa takut.
Sungai itu
mewakilikehidupan bagi saya Sungai itu menggambarkan masalah masalah yang saya tanggulangi Sungai itu menggambarkan konflik konflik yang harus saya selesaikan Sungai itu menggambarkan keputusan keputsan yang harus dibuat
Setiap
kali dihadapkan pada rasa takut saya sendiri sebagai halangan untuk maju, saya
ingat bahwa hanya dengan menemukan rencana yang saya "yakini" akan berhasil,
saya mampu melangkah kesungai itu, sesuatu yang tidak seorang pun dari teman
saya mampu mengumpulkan keberanian untuk mencobanya.
Ada
amat anyak karya dan penelitian bagus tentang perencanaan, saya memilih untuk melihatnya dengan sederhana,
seperti tujuan saya dalam transformational thinking ATA INDONESIA http://bit.ly/GXd3Yk, Bagi saya,begitu Anda menetapkan posisi anda, kemampuan anda, dan tujuan
akhir anda (sisi jauh sungai) Anda tinggal mengawali dengan batu pijakan
pertama dan memulai erjalan, Apakah kita memerlukan rencana yang pasti dan dijamin berhasil untuk memulainya?
Tidak!, Dalam pengalaman saya, tidak ada hal seperti itu. Kita dapat begitu
saja mencari : RENCANA YANG LEBIH BAIK RANGKAIAN LANGKAH YANG LEBIH BAIK DAN PELUANG YANG LEBIH BAIK untuk
berhasil.
Begitu
Anda memiliki rencana ini, yang anda perlukan hanyalah keberanian untuk
menempatkan kaki anda pada batu pertama dan memikirkan baik baik batu mana yang
akan Anda pijak berikutnya, dan seterusnya . Jadi, Jangan takut dengan langkah
pertama ini, Langkah pertama adalah awal setiap perjalanan, dan seringkali
langkah pertama berarti melangkah keluar dari penjaa yang diciptakan oleh rasa
takut kita sendiri.
Dengan
menerapkan keseluruhan system yang ada di ATA INDONESIA ini, Anda akan mencapai tujuan itu, sedalam
apapun sungai itu,sederas apapun arusnya, atau sejarang apapun batu pijakan yang tersedia, Jangan takut
"GAGAL" Tidak ada yang namanya kegagalan, Anda tidak akan tenggelam< ANDA
HARUS YAKIN AKAN POTENSI ANDA SEHINGGA ANDA AKAN MAMPU MENYEBERANGI SUNGAI ITU, APAPUN YANG TERJADI. Dilanjutkan di www.horasmedan.blog.com
[Non-text portions of this message have been removed]
+++
:-) Do...., Real, Respect, Warm, Interact, Related, Short-Informative
:-( Don't., OneLiner, scam, MLM pyramid spam scheme, illegal-SARA
*_^ Just Friday 4 Selling or promote your Service/Product
No comments:
Post a Comment