Monday, September 3, 2012

#FrenBC @ Personalism#16: Kelembutan Hati

 

Personalism#16: Kelembutan Hati
 
Hore!
Hari
Baru, Teman-teman.
 
"Elu itu terlalu baik!" begitu
kadang-kadang kita mendengar orang berkomentar. Ada ya istilah 'terlalu baik'?
Mungkin itu karena kita terlalu sering melihat orang yang memanfaatkan kebaikan
orang-orang baik. Akhirnya, kita menakar kebaikan yang ingin kita lakukan,
supaya tidak terlalu baik. Padahal, setiap kebaikan yang kita lakukan itu
merupakan ciri dari 'kelembutan hati'. Karena hati menyimpan kualitas sejati
setiap insan, maka 'kelembutan hati' menunjukkan nilai-nilai dan bisikan yang
murni dari nurani. Dan karena sumbernya berada jauh sekali didalam dada, maka
perilaku yang mencerminkan kelembutan hati kadang-kadang tidak terjangkau oleh
logika maupun perhitungan matematika. Juga tidak selalu sejalan dengan
argumentasi yang bisa dimainkan oleh lidah yang tak bertulang.
 
Mr. A – sahabat yang saya kenal
dengan sangat dekat – sedang berkendara di jalan tol dari arah Bandung menuju
Jakarta. Tepat di kilometer 66 mobil di depannya mengerem mendadak menghindari
tabrakan dengan sebuah truk yang berhenti secara tiba-tiba. Mr. A terkejut
namun masih bisa menginjak rem sehingga tidak sampai menambrak mobil yang
berhenti mendadak itu. Untuk beberapa detik, Mr. A bernafas lega sambil
bersyukur karena terhindar dari tabrakan beruntun. Namun hanya sepersekian
detik kemudian, mobilnya tertabrak dari belakang oleh pengemudi lain yang tidak
berhasil mengantisipasi situasi itu. Braaaak! Mobilnya yang sudah berhenti
seolah kembali terdorong beberapa meter ke depan.
 
Mr. A memarkir mobilnya di bahu
jalan dengan kerusakan yang cukup berat dibagian belakangnya. Mobil yang
menabraknya pun berhenti dalam jarak beberapa meter. Mr. A turun lalu berjalan
kearah mobil yang menabraknya. Sopir mobil yang menabraknya juga turun, lalu
berjalan menuju kearah mobil Mr. A. Akhirnya, mereka bertemu ditengah-tengah.
 
"Selamat malam," sapa Mr. A lalu
mengulurkan tangannya untuk bersalaman.
"Wah, gimana nih mobil saya jadi
rusak begini Pak?!" balas orang yang disapanya. Lalu beberapa kalimat lainnya
muncul dari mulutnya.
Setelah orang itu berhenti
bicara Mr. A bertanya; "Apakah Bapak pemilik mobil ini?"
"Bukan," jawab orang itu. "Saya
sopirnya." Lanjutnya.
 
"Kalau begitu saya ingin bicara
dengan pemilik mobil ini," demikian Mr. A berkata.
"Iya tapi gimana nih dengan
mobilnya. Rusak parah begini." Orang itu kembali komplain soal mobilnya.
"Pak, Anda yang menabrak mobil
saya dari belakang," jawab Mr. A. "Saya tidak ingin menyusahkan Anda, saya
hanya ingin bicara dengan boss Anda."
 
Orang itu pun kembali ke mobil
yang dikendarainya. Sesaat kemudian dari dalam mobil keluar seorang lelaki. Lalu
berjalan bersama sopirnya tadi.
"Selamat malam," Mr. A menyapa
lalu mengulurkan tangan.
Lelaki itupun mengulurkan
tangannya sambil berkata;"Wah, Bapak ini bagaimana kok berhenti mendadak sih!"
katanya.
 
"Bapak," kata Mr. A. "Saya tidak
ingin memperdebatkan kejadian ini, meskipun faktanya mobil Anda yang menabrak
mobil saya dari belakang." Lanjutnya. "Saya hanya ingin membicarakan hal ini
dengan cara yang baik dan kepala dingin." Dia pun menambahkan.
 
Efeknya ternyata sangat positif.
Sang boss pun menurun nada suaranya. Bahkan mereka sempat bertukar kartu nama. Ketika
pembicaraan berlanjut, seorang perempuan menghampiri mereka. Rupanya istri sang
boss. Lalu dengan suara khasnya beliau komplain soal Mr A yang berhenti
mendadak dan mobilnya yang jadi rusak. Mr. A diam, tidak mengatakan apapun
selain menatap suami ibu itu. Beliau baru berhenti bicara setelah suaminya
memintanya untuk diam.
 
Di tempat itu, Mr. A menyatakan
tidak akan melakukan tuntutan apapun atas kejadian itu. Demikian pula halnya
dengan sang boss atas kerusakan yang menimpa mobil kantornya. Masalah pun
selesai. Setidaknya untuk sementara. Karena kemudian diketahui bahwa mobil yang
menabrak itu mengalami pecah karburator, sehingga tidak mungkin bisa berjalan
jauh.
 
"Anda kearah mana?" tanya Mr. A.
Beliau mengatakan jika akan
menuju ke kantornya untuk menukarnya dengan mobil pribadi yang ditinggalkan
dikantornya di pusat kota Jakarta.
"Saya kearah Cibubur," kata Mr.
A. "Jika Bapak dan Ibu berkenan, silakan ikut mobil saya sampai nanti bisa
ketemu taksi di Cawang."
 
Suami istri itu tidak menjawab.
"Tidak usah khawatir, saya pun
bersama istri saya di dalam mobil. Mari." Ajak Mr.A.
 
"Mobil kita gimana Pah?" sang
Nyonya bertanya kepada suaminya.
"Diderek saja." Katanya. "Sebentar
lagi datang." Tambahnya lagi.
 
Tak lama kemudian, petugas derek
datang. Lalu, sesuai kesepakatan sang boss pemilik mobil beserta nyonya dan
kedua anaknya ikut bersama mobil Mr.A. Sedangkan sang sopir berada didalam
mobil yang diderek.
 
Menjelang pintu keluar toll
cawang, Mr. A memberitahukan jika dia akan keluar toll untuk meneruskan
perjalanan ke Cibubur. Sedangkan tamu istimewanya dapat meneruskan dengan
taksi.
 
"Masak kita naik taksi sih Pak,"
demikian respon yang didapatkannya dari sang tamu.
"Baiklah jika demikian, kami
antarkan Bapak hingga ke kantor Bapak," jawab Mr. A. Lalu mereka pun
melanjutkan perjalanan.
 
Mereka pun tiba di area
perkantoran megah di pusat kota Jakarta. Tamu-tamu istimewanya turun. Namun,
ketika Mr. A hendak berpamitan karena hari sudah larut malam, sang boss
memintanya untuk menunggu sebentar.  Tak
lama kemudian beliau kembali lagi dan mengatakan:
 
"Pak biaya dereknya satu juta
rupiah," katanya. "Kita bagi dua saja…" begitu beliau melanjutkan.
 
Mr. A menatap orang itu. Kali
ini agak serius seolah ingin melihat apakah orang ini sedang bercanda atau tidak.
Namun, kelihatannya dia tidak sedang melontarkan guyonan.
 
"Lho, bukankah kita tidak pernah
membicarakan soal itu Pak?" kata Mr. A setelah dia yakin orang itu benar-benar
sedang mengalami anomali logika dan perasaan. "Itu mobil Anda, mengapa saya
harus ikut membayar ongkos dereknya?" katanya.
 
"Tapi kan mobil itu menabrak
gara-gara Bapak berhenti mendadak," kata orang itu. Mungkin dia lupa jika
ditempat kejadian mereka sudah membuat kesepakatan. Mungkin orang itu juga lupa
jika kesepakatan itu sangat meringankan pihaknya. Meskipun sopirnya yang
menabrak dari belakang, dia tidak harus memberi ganti rugi apapun. Mungkin,
orang itu juga lupa jika orang yang mobilnya ditabraknya dari belakang itulah
yang telah mengantarnya ke tempat tujuan.
 
"Saya kira kita sudah membuat
kesapakatan secara terhormat," tukas Mr. A. "Atau mungkin Anda ingin saya mempermasalahkan
urusan mobil Anda menabrak mobil saya dari belakang." Kali ini Mr. A
mengatakannya dengan tatapan lurus kearah orang itu.
 
"Bukan begitu, Pak." Jawab orang
itu. "Saya minta kebijaksanaan Bapaklah," tambahnya.
"Kurang bijaksanakah saya?"
tukas Mr. A. "Saya kira Anda bukan orang seperti itu."
 
Hening sesaat.
"Begini Pak," kata orang itu
lagi. "Uang saya tidak cukup untuk membayar ongkos derek. Jadi saya minta
kebijaksanaan Bapaklah untuk membagi dua ongkosnya."
 
"Jika Anda meminta saya untuk membayar
setengah ongkos derek mobil Anda yang menabrak mobil saya, maka saya tidak akan
lakukan itu." Kata Mr. A. Tegas. Namun tetap tenang. "Tapi jika Anda tidak
mempunyai cukup uang untuk membayar penuh, maka saya bisa meminjami Anda untuk
melunasinya."
 
Orang itu setuju.
Mr A. meminta untuk melihat
lembar tagihan dari petugas derek. Disana tertera nilai tagihan 1 juta rupiah. Setelah
memeriksa lembar tagihan itu, Mr. A mengeluarkan uang 500 ribu rupiah. Lalu
katanya; "Saya meminjamkan uang ini kepada Anda untuk menutupi kekurangan
ongkos derek ya Pak…."
 
Mereka pun sepakat.
Lalu Mr. A kembali ke mobilnya.
"Kenapa, Yah?" kata istrinya.
"Tidak kenapa-kenapa," jawabnya.
"Alhamdulillah, kita selamat." Tambahnya.
Istrinya terdiam. Lalu katanya;
"Ayah membayar orang itu?"
 
"Tidak," jawabnya. "Hanya
meminjaminya saja, karena katanya uangnya kurang untuk membayar ongkos derek
mobilnya."
 
"Ayah yakin orang itu akan mengembalikannya?"
 
Hening untuk sesaat.
Kemudian Mr. A kembali
berkata;"Bayangkan seandainya kita tidak berhasil mengerem mobil. Terus
menabrak mobil didepan kita yang menghindari truk itu. Terus kita tertabrak
lagi oleh mobil orang itu."
 
Hening lagi.
"Bukankah Tuhan sudah memberi
kita keselamatan yang nilainya melebihi biaya yang harus kita keluarkan atau apapun
yang harus orang itu kembalikan?" tambahnya.
 
Keduanya saling bertatapan.
Berpegangan tangan. Saling melumeri wajah masing-masing dengan senyuman. Lalu meneruskan
perjalanan penuh cinta dan rasa syukur yang tengah diarunginya. Cukup melelahkan.
Tapi bahagia rasanya.
 
Setiap orang yang hatinya
dipenuhi oleh kekuatan untuk memaafkan, pasti merasa ringan untuk mengijinkan
orang lain yang pernah menyakitinya untuk terlepas dari kewajiban apapun
sebagai penebusan. Jiwanya akan dipenuhi oleh rasa kasih sayang yang tidak kenal
batasan-batasan. Sekujur tubuhnya akan dilingkupi oleh keihlasan untuk menerima
setiap takdir Tuhan. Sehingga keseluruhan hidupnya sejalan dengan firman Tuhan
dalam surah 11 ayat 115: "Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah
tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan."
Kelembutan hati, mencerminkan kualitas seorang pribadi yang bersumber dari
kekuatan memaafkan, kasih sayang, dan keikhlasan.
 
Masih suka mempertanyakan
mengapa seseorang terlalu baik hati? Tidak usah lagi. Karena orang itu percaya
bahwa setiap kebaikan sepenuh hati yang dilakukannya sama sekali tidak ada
hubungannya dengan sikap maupun respon, apalagi terimakasih dari orang lain.
Setiap kebaikan hati itu hanya bisa dibaca hakekatnya oleh Ilahi. Sehingga
hanya Dia yang paling tahu balasan yang paling pantas untuk setiap kebaikan
yang kita lakukan.  Semoga, kita termasuk
orang yang Tuhan anugrahi dengan kelembutan hati.
 
Salam hormat,
Mari Berbagi
Semangat!
DEKA – Dadang
Kadarusman – 3 September
2012
Leadership and Personnel
Development Trainer 
0812 19899 737 or Ms. Vivi
at 0812 1040 3327
 
Catatan Kaki:
Orang-orang
yang hatinya baik, lebih mudah menerima sinyal Ilahi karena kepekaan yang
dihasilkan dari setiap kebaikan yang dilakukannya.
 
Ingin
mendapatkan kiriman "Personalism" secara rutin langsung dari Dadang Kadarusman?  Kunjungi dan bergabung di http://finance.groups.yahoo.com/group/naturalintelligence/
 
Silakan di-share jika naskah ini Anda
nilai bermanfaat bagi yang lain, langsung saja; tidak usah minta izin dulu.
Tapi tolong, jangan diklaim sebagai tulisan Anda sendiri supaya pahala Anda
tidak berkurang karenanya.

Salam hormat,
Mari Berbagi Semangat!
DEKA - Dadang Kadarusman
www.dadangkadarusman.com
Dare to invite Dadang to speak for your company?
Call him at 0812 19899 737 or Ms. Vivi at 0812 1040 3327

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
<*> http://www.facebook.com/groups/bisniscenter || http://twitter.com/BisnisCenter

+++
:-) Do...., Real, Respect, Warm, Interact, Related, Short-Informative
:-( Don't., OneLiner, scam, MLM pyramid spam scheme, illegal-SARA
*_^ Just Friday 4 Selling or promote your Service/Product
.

__,_._,___

No comments: