Thursday, September 20, 2012

#FrenBC @ P#20: Air Dan Palu Godam

 



P#20: Air Dan Palu Godam
 
Hore!
Hari
Baru, Teman-teman.
 
Ada sebuah dongeng konyol tentang air dan palu godam. Saya
tidak tahu apakah Anda pernah mendengar dongeng itu sebelumnya. Air dan palu
godam itu sepakat untuk berlomba menembus tembok China yang terkenal kokoh.
Setelah sepakat, mereka pun pergi kesana. Sang Palu Godam beraksi lebih dulu. Belebar!
Belebar!! Belabar!!! Tembok itu pun rubuh. Lalu sang palu godam melenggang
lenggok. Meskipun ada benjol-benjol di kepalanya, namun dia senang telah
berhasil menjalankan misinya. Bongkahan didinding yang runtuh tak henti memaki.
"Biarin. Pokoknya gue berhasil," begitu kata sang Godam. Giliran sang air. Dia
memeluk tembok itu. Lalu perlahan-lahan meresap kedalamnya. Dinding kokoh itu pun
mengijinkannya untuk melintas. Sang Air berhasil menembus tembok itu. Tanpa terluka.
Tanpa sedikitpun menyakiti. Cara mana yang biasa Anda gunakan untuk menghadapi
tembok-tembok yang menghadang?
 
Jika berhadapan dengan tembok, kita punya banyak pilihan. Menabraknya.
Atau merubuhkannya seperti yang dilakukan oleh sang palu godam. Juga bisa
memilih untuk meniru isyarat yang diajarkan oleh sang air. Dulu, saya adalah si
pendobrak tembok itu. Ketika masih muda, saya terbiasa menggunakan palu godam
untuk meruntuhkan tembok. Hasilnya? Banyak tembok yang runtuh, meski tidak
selalu menghasilkan kebaikan. Lalu Sang Air menunjukkan cara lain yang lebih
elegan untuk mengatasi tembok-tembok penghalang dalam hidup kita. Dan sekarang,
saya masih terus belajar kepada sang air. Agar bisa menebus tembok-tembok itu
tanpa merusak, apalagi menyakiti siapapun. Bagi Anda yang tertarik menemani
saya belajar dari sang air, saya ajak memulainya dengan memahami dan menerapkan
5 sudut pandang Natural Intelligence (NatIn™), berikut
ini:
 
1.      Kekuatan kita bukan pada kekerasan. Kita sering mengira
kalau kekuatan itu identik dengan kekerasan. Padahal sama sekali berbeda. Palu
godam, jelas lebih keras dari air. Tapi apakah palu godam itu lebih kuat dari
air? Sama sekali tidak. Jika pun kita memaksa  meruntuhkan tembok itu, maka kita meninggalkan
luka bagi semua orang. Semakin keras kita, sama sekali tidak menjadikan kita
semakin kuat. Sekeras-kerasnya kita, jika berhadapan dengan lawan yang lebih
kuat, pasti kita kalah kuat. Begitupun ketika kita memilih menjadi palu godam
ketika berhadapan dengan tembok di kantor. Ketika Anda melabrak tembok itu, peluang
mana yang lebih besar; apakah tembok itu runtuh, atau kepala Anda bocor? Sungguh,
kekuatan kita tidak terletak pada kekerasan yang sanggup kita lakukan. Maka
mulai sekarang, belajarlah tentang keluwesan air. Supaya kita, tidak keliru  menggunakan kekerasan palu godam.
 
2.      Melunakkan itu tidak selalu harus merobohkan. Jika saya
sedang sangat marah. Lalu bertengkar dengan istri saya. Kemudian istri saya
meladeni kemarahan saya dengan kemarahan yang sama. Maka sudah pasti, kami akan
terjerat dalam pertempuran yang sangat seru. Saya akan habis-habisan
mempertahankan ego ini. Begitu pula dirinya. Namun ketika istri saya
mengucapkan kata-kata lembut yang sejuk mengalir seperti air, maka tembok keras
didalam hati ini serta merta menjadi lunak. Tidak ada lagi hasrat untuk terus
mengayunkan palu godam itu. Tembok hati ini lunak, meskipun tidak roboh. Memang,
kita akan sangat membutuhkan palu godam pada situasi dan saat yang tepat. Namun
keliru, jika kita menggunakan palu godam itu setiap kali berhadapan dengan setiap
tembok. Karena tidak semua tembok harus kita runtuhkan.
 
3.      Luwes bukanlah tanda kelemahan. Kita sering mengira kalau orang yang tidak keras itu lemah. Orang yang tidak
melawan itu kalah. Dan orang yang tidak membalas itu
takluk. Kita juga sering keliru mengira kalau orang yang keras itu perkasa.
Orang yang berani itu tangguh. Dan orang yang garang itu jagoan. Silakan ambil
palu godam terbaik Anda. Lalu hantamkan pada air di kolam. Bisakah palu godam Anda
menghancurkan air? Tidak. Air itu luwes, bukan lemah. Jadi, tidak perlu takut
disebut lemah jika kita menjadi pribadi yang luwes, santun dan lembut kepada
orang lain. Karena dibalik keluwesan justru tersimpan sebuah kekuatan yang
bahkan tidak bisa dikalahkan oleh kekerasan dari palu godam paling keras
sekalipun. Itulah sebabnya, mengapa di kantor kita melihat orang luwes bisa
mendapatkan manfaat terbanyak dari tembok-tembok yang mengelilinginya.
Sedangkan orang yang main labrak, selalu kebagian jontornya. Jika tidak jontor
fisik, maka mereka jontor mentalnya. Kecewa, mutung, patah hati dan frustrasi.
Hal itu tidak akan dialami oleh mereka yang memahami bahwa keluwesan, bukanlah
tanda kelemahan.
 
4.      Tembok penghalang atau pelindung. Kenapa di rumah Anda ada tembok? Karena tembok itu berfungsi untuk melindungi
dan menjadikan rumah itu sempurna. Rumah kita, butuh tembok untuk melindungi
kita. Tapi buat maling, tembok itu justru menjadi penghalang. Maka fungsi
tembok itu relatif; apakah dia jadi penghalang atau pelindung. Bergantung posisi
orang yang memandangnya. Begitu pula dengan tembok dikantor kita. Penghalang,
jika kita memposisikan diri sebagai lawannya. Tapi dia menjadi pelindung jika
kita berada pada posisi yang sama. Dalam banyak situasi, kita menganggap
seseorang sebagai tembok itu bukan karena soal salah dan benar. Melainkan karena
kita punya sudut pandang dan pemahaman yang berbeda terhadap suatu obyek. Jika
kita sudah satu visi, sama persepsi, maka kita tidak lagi melihat tembok yang
menghalangi. Tembok itu, justru menjadi pelindung dan mendukung ide-ide kita.
Maka jika Anda masih punya tembok yang menghalangi di kantor Anda, coba di cek;
apakah Anda sudah satu visi dengan tembok itu? Jika Anda tidak mau menyamakan
visi, gimana? Cari dong tempat lain yang tidak ada temboknya. Atau cari tembok
lain yang visinya sama dengan Anda.
 
5.      Diakah, atau justru Anda tembok
yang sebenarnya? Mari renungkan kembali, mengapa Anda menyebut
seseorang sebagai tembok dikantor Anda? Dia keras kepala. Dia tidak mau
mendengar masukan orang lain. Dia tidak mau diatur. Dia semau udelnya sendiri. Dia
tidak mau mempertimbangkan sudut pandang orang lain. Dan masih banyak fakta
lain yang menunjukkan bahwa dia pantas disebut sebagai tembok. Labrak? Tunggu
sebentar. Sebelum Anda melabraknya. Renungkan dulu yang satu ini; apakah Anda
mempunyai sifat-sifat yang kita sebutkan itu? Jangan-jangan, semua sifat buruk
yang kita lihat pada orang lain itu justru melekat kuat pada diri kita sendiri.
Itu artinya, kita menuduh orang lain menjadi tembok padahal sebenarnya kita
sendirilah yang menjadi tembok bagi mereka. Kesadaran ini, hanya bisa dimiliki
oleh mereka yang bersedia mengintrospeki dirinya sendiri.  
 
Memang paling asyik kalau berkonfrontasi.
Lebih jantan. Lebih maskulin. Lebih macho. Dan lebih heroik. Namun,
kenyataannya tidak semua hal mesti kita selesaikan dengan cara seperti itu.
Bahkan, sebagian besar masalah hubungan kita dengan orang lain di kantor – apakah
dengan atasan, dengan bawahan, atau dengan kolega – tidak perlu melibatkan palu
godam. Jangankan hanya untuk urusan duniawi. Untuk urusan akhirat pun dianjurkan
mendahulukan keluwesan. Seperti firman Tuhan yang disampaikan Rasulullah melalui
surah An-Nahl ayat 125 ini; "Serulah mereka menuju ke jalan Tuhanmu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik. Dan bantahlah mereka, dengan cara yang baik
pula…"  Berhadapan dengan tembok?
Belajarlah kepada air dan palu godam. Maka Anda akan menemukan cara mana yang
paling tepat untuk digunakan.
 
Salam hormat,
Mari Berbagi
Semangat!
DEKA – Dadang
Kadarusman – 20 September
2012
Leadership and Personnel
Development Trainer 
0812 19899 737 or Ms. Vivi
at 0812 1040 3327
 
Catatan Kaki:
Bukan
urusan kita untuk meruntuhkan tembok orang lain. Tapi tanggungjawab kita, untuk
memastikan diri sendiri tidak menjadi tembok penghalang yang merugikan
siapapun.
 
Ingin
mendapatkan kiriman artikel "P (=Personalism)" secara rutin langsung dari Dadang Kadarusman?  Kunjungi dan bergabung di http://finance.groups.yahoo.com/group/NatIn/
 
Silakan di-share jika naskah ini Anda
nilai bermanfaat bagi yang lain, langsung saja; tidak usah minta izin dulu.
Tapi tolong, jangan diklaim sebagai tulisan Anda sendiri supaya pahala Anda
tidak berkurang karenanya.
 
Salam hormat,
Mari Berbagi Semangat!
DEKA - Dadang Kadarusman
www.dadangkadarusman.com
Dare to invite Dadang to speak for your company?
Call him at 0812 19899 737 or Ms. Vivi at 0812 1040 3327

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
<*> http://www.facebook.com/groups/bisniscenter || http://twitter.com/BisnisCenter

+++
:-) Do...., Real, Respect, Warm, Interact, Related, Short-Informative
:-( Don't., OneLiner, scam, MLM pyramid spam scheme, illegal-SARA
*_^ Just Friday 4 Selling or promote your Service/Product
.

__,_._,___

No comments: