Thursday, July 26, 2012

#FrenBC @ Personalism#10: Ilmu Untuk Kegunaan Dan Kemuliaan

 

Personalism#10: Ilmu Untuk Kegunaan Dan
Kemuliaan
 
Hore!
Hari
Baru, Teman-teman.
 
"Tuhan meninggikan
kedudukan orang-orang berilmu beberapa derajat,"saya yakin Anda pernah mendengar nasihat bijak itu. Bukan
hanya dihadapan Tuhan orang berilmu itu dianggap tinggi. Dimata sesama manusia
juga begitu. Rasa hormat kepada orang berilmu itu unik. Beda sekali dengan
pejabat. Begitu masa jabatannya berakhir, biasanya berakhir jugalah rasa hormat
orang-orang kepada beliau. Bagi orang berilmu, hal itu hampir tidak berlaku. Jarang
ada orang berilmu yang 'turun derajat', sekalipun sudah tua dan pikun. Hal ini
menunjukkan kebenaran nasihat bijak yang tiada lain merupakan firman Tuhan
dalam kitab suci itu. Begitu rupanya cara meraih tempat mulia di mata sesama
manusia dan Tuhan kita. Dengan ilmu. Bukan dengan uang atau kedudukan. Mau?
 
Ada sebuah kisah tentang orang
salih bermana Lukman. Beliau menasihatkan kepada anaknya begini; "Wahai
anakku, duduklah bersama orang berilmu. Dekatilah mereka dengan kedua lututmu.
Sesungguhnya Allah menghidupkan hati yang mati dengan pelita ilmu sebagaimana
Dia menghidupkan bumi yang gersang dengan air hujan." Bagi orang yang
mengerti, ilmu itu tidak ternilai harganya. Makanya, setiap orang yang berilmu
bernilai tinggi dihadapan sesama manusia. Dan mulia dalam pandangan Tuhannya. Bagi
Anda yang tertarik menemani saya belajar menjadi pribadi bernilai tinggi dengan
keutamaan ilmu, saya ajak memulainya dengan memahami dan menerapkan 5 sudut
pandang Natural Intelligence (NatIn™), berikut
ini:
 
1.      Segala sesuatu ada ilmunya. Membuat tempe ada ilmunya.
Meracik bumbu ada ilmunya. Menyetir mobil. Mengelola orang. Memimpin anak buah.
Mengembangkan karir. Semuanya. Ada ilmunya. Apa ya didunia ini yang tidak perlu
ilmu? Semuanya perlu ilmu. Tanpa ilmu, kita tidak bisa mendapatkan hasil
terbaik.  Maka orang-orang yang rajin mendekati
majlis ilmu, mempunyai peluang yang lebih besar untuk berhasil. Jika apapun
yang kita lakukan belum juga membuahkan hasil, boleh jadi kita belum memiliki
ilmu yang cukup. Jika team kerja kita masih belum bisa bekerja dengan
produktif, mungkin ilmu mereka masih lemah. Tidak ada cara lain untuk bisa
mengatasi situasi seperti itu selain terus mempelajari dan menambah ilmunya. Jika
ilmu kita sudah memadai, Insya Allah semuanya akan memberikan dampak dan hasil
yang lebih baik.
 
2.      Ilmu banyak yang gratisan. Ada indikasi masuk ke sekolah-sekolah
top itu mahal sekali. Tapi sesungguhnya kebanyakan ilmu bisa kita dapatkan secara
gratisan. Banyak orang berilmu menaburkan apa yang mereka ketahui dan pahami
begitu saja. Dihambur-hamburkannya kesana kemari. Boleh diambil oleh siapa saja
yang menginginkannya. Apalagi di zaman serba canggih ini. Mau cari ilmu apa
sih? Sudah disediakan oleh para guru ikhlas di perpustakaan yang bisa kita
akses kapan saja. Kita, boleh mengambil ilmu itu sebanyak apapun yang kita
bisa. Jika Lukman menasihati anaknya agar bersedia berlutut dihadapan orang
berilmu, sekarang kita bisa menimba ilmu dari mereka sambil leyeh-leyeh, atau
gaya suka-suka. Jika Lukman memerintah anaknya datang ke rumah orang berilmu,
sekarang orang berilmu itulah yang tanpa henti menyajikan hidangan-hidangan
penuh hikmah kehadapan kita. Dan gratis pula.
 
3.      Ilmu berguna saat diamalkan. Banyak orang berilmu yang tidak maju-maju. Gelar berjejer tidak membantunya
menjadi pribadi yang lebih berhasil. Ada juga orang yang sukses meskipun
ilmunya pas-pasan. Bukankah hal itu menunjukkan jika ilmu tidak berkorelasi
dengan kesuksesan seseorang? Keliru. Yang sebenarnya terjadi adalah; orang
bergelar mentereng dan berilmu banyak itu tidak sepenuhnya mengamalkan ilmu
yang dimilikinya dalam aktivitas kerja sehari-hari. Bagi mereka ilmu hanya
sebatas wacana atau teori-teori. Sebaliknya, orang yang ilmunya sedikit itu
menggunakan semua ilmunya untuk melakukan pekerjaannya. Ya jelas dong, orang
berilmu sedikit yang mengamalkannya mendapatkan manfaat lebih banyak. Mengapa?
Karena ilmu hanya berguna ketika diamalkan. Jika sudah banyak ilmu, namun hidup
masih berantakan; mungkin kita kurang mengamalkan ilmu itu.
 
4.      Meperdalam dengan mengajarkan. Ada yang bilang begini; jika uang kita diberikan kepada orang lain atau
disedekahkan, maka jumlah uang itu tidak akan berkurang. Saya termasuk yang
tidak percaya soal itu. Kenyataannya uang kita berkurang kok, kalau kita memberikan
sebagiannya kepada orang lain. Kebenaran jargon 'sedekah membuat rezeki kita
bertambah' itu masih bisa diperdebatkan. Kalau ilmu, lain. Jika diberikan kepada
orang lain, maka ilmu itu tidak akan berkurang. Berikan uang Anda, maka uang
Anda pasti berkurang. Berikan ilmu Anda, maka ilmu Anda sama sekali tidak
berkurang. Dan jika bersedia untuk terus belajar, justru ilmu kita akan semakin
banyak ketika kita mengajarkan sesuatu kepada orang lain. Minimal, pemahaman
kita tentang subyek itu akan menjadi semakin mendalam. Maka jika ingin punya
pemahaman yang makin dalam; ajarkan ilmu Anda kepada orang lain.
 
5.      Menggali didalam kitab suci. Saya cukup banyak membaca buku-buku bermutu. Namun, tidak ada sumber bacaan
yang lebih lengkap daripada kitab suci. Mungkin karena saya cerdas atau rajin, banyak
buku bagus yang bisa saya pahami isinya hanya dengan membaca satu atau dua
kali. Tapi kitab suci? Tidak peduli berapa kali saya membacanya, selalu saja
ada hal baru yang bisa saya pelajari. Tahu mengapa begitu? Sebab kitab suci
dibuat oleh Sang Maha Berilmu. Makanya, dalam proses pembelajaran itu;
hendaknya dipastikan bahwa kita menyediakan waktu untuk menggali kedalam kitab
suci. Karena kedalaman maknanya belum betul-betul berhasil kita selami. Didalam
kitab suci ada 2 jenis ilmu. Satu, ilmu yang hanya bisa dipahami dengan iman. Dan
satu lagi, ilmu hidup baik berupa sains maupun nilai-nilai moral, etika serta berbagai
strategi. Saya tidak tahu apa isi kitab suci Anda. Tapi jika benar itu berisi
firman Tuhan, pasti banyak ilmu yang bisa kita gali didalamnya.
 
Orang berilmu itu sungguh beruntung. Karena mereka
mempunyai peluang untuk hidup lebih mulia dari orang lain; jika ilmunya
benar-benar bisa diamalkan. Dengan ilmu itu, dia bisa melakukan sesuatu lebih
baik daripada orang lain. Dengan kontribusi yang lebih baik dari orang lain
itu, wajar jika dia mendapatkan manfaat yang lebih banyak. Lebih dipercaya. Lebih
dekat dengan atasan. Lebih disukai pelanggan. Lebih disenangi teman. Makanya,
yuk terus menambah ilmu sambil senantiasa menerapkan ilmu itu dalam kesibukan
kerja kita sehari-hari. Insya Allah, janji Tuhan untuk meninggikan kedudukan
kita beberapa derajat itu akan terwujud.
 
Salam hormat,
Mari Berbagi
Semangat!
DEKA – Dadang
Kadarusman – 26 Juli 2012
Author, Trainer, &
Public Speaker of Natural Intelligence
0812 19899 737 or Ms. Vivi
at 0812 1040 3327
 
Catatan Kaki:
Pencuri
paling rakus pun tidak bisa membuat pemilik ilmu kehilangan harta berharganya itu
meski terus dicuri tanpa henti.
 
Ingin
mendapatkan kiriman "Personalism" secara rutin langsung dari Dadang Kadarusman?  Kunjungi dan bergabung di http://finance.groups.yahoo.com/group/naturalintelligence/
 
Silakan di-share jika naskah ini Anda
nilai bermanfaat bagi yang lain, langsung saja; tidak usah minta izin dulu.
Tapi tolong, jangan diklaim sebagai tulisan Anda sendiri supaya pahala Anda
tidak berkurang karenanya.

Salam hormat,
Mari Berbagi Semangat!
DEKA - Dadang Kadarusman
www.dadangkadarusman.com
Dare to invite Dadang to speak for your company?
Call him at 0812 19899 737 or Ms. Vivi at 0812 1040 3327

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
<*> http://www.facebook.com/groups/bisniscenter || http://twitter.com/BisnisCenter

+++
:-) Do...., Real, Respect, Warm, Interact, Related, Short-Informative
:-( Don't., OneLiner, scam, MLM pyramid spam scheme, illegal-SARA
*_^ Just Friday 4 Selling or promote your Service/Product
.

__,_._,___

No comments: