Monday, July 9, 2012

#FrenBC @ Fwd: [RadNET-BULK] [APWarnet] Menolong IMF Yes, Menolong Rakyat No!

 

Menolong IMF Yes, Menolong Rakyat No!

---
[rr] menolong IMF ? apa iya perlu ditolong... coba lihat track record
nya dulu... apa iya IMF membantu dengan tulus dan iklas.. negara yg
terkena krisis... ???
friends in needs friends in deed...

ketika Indonesia terkena krisis 1997... apa yg dilakukan oleh IMF:
1. iming iming bantuan besar agar Indonesia tidak jatuh...karena
diserang oleh para spekulan...
2. ketika kondisi semakin parah...bantuan pun tidak langsung
diberikan..hanya iming iming dulu... malah ditarik ulur...hingga kondisi
semakin parah, namun tidak ikut Steve Hanke yg menyarankan kembali ke
regim kontrol devisa.... agar kita mau tandatangan Letter of Intent...
yg isinya apa yg ada di Washington Consensus... antara lain liberalisasi
perdagangan... otonomi BI... otonomi daerah kemudian juga menyusul...
demokrasi..dan deregulasi perdagangan dalam negeri... jual aset BUMN dan
aset strategis sumberdaya alam... perbankan pun banyak dijual...
termasuk Indosat akhirnya juga dijual setelah ganti presiden...

3. hingga akhirnya presiden soeharto/Ordebaru yg berkuasa selama 32
tahun tumbang... dan menyerah menandatnagnai LoI...disaksikan oleh
Michael Camdesus... dengan bertolak pinggang... bak McArthur ketika
tandantagan penyerahan Jepang di kapal Induk AS...:-)
.... atau jatuhnya Mesir... Tunis... dst... dst...

4. apa iya perlu dibantu... organisasi seperti ini...yg membuat kita
semua sengsara ?
apa manfaatnya... Sri Muliani jadi direkturnya ?... Indonesia negara
maju... coba tanyakan sama anak yang ibu dan adiknya terjun ke
sungai...bunuh diri karena himpitan ekonomi... terlalu mikro... kasihan
deh... yg sudah kehilangan perasaan... :-)

Ingat dalam persaingan globalisasi... tidak ada teman dan tidak ada
lawan..yang ada kepentingan (bersama) kalau ada.... :-)

so... :-)
salam, rr - apw/ mastel ukm
---

Pernah dimuat di Koran TEMPO, 5 Juli 2012
http://www.unisosdem.org/article_detail.php?aid=12818&coid=4&caid=33&gid=2

Pertisi Tolak Penggunaan Uang Rakyat untuk Bantu IMF
http://www.change.org/id/petisi/firdaus-cahyadi-tolak-penggunaan-uang-rakyat-untuk-bantu-imf

Pada awal 2012 lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mengeluarkan pernyataan
yang tajam soal kemiskinan di Indonesia. BPS dengan lugas menyatakan
bahwa kemiskinan di Indonesia sudah dalam tahap kronis. Hal itu karena
pemerintah sangat kesulitan untuk hanya mengurangi 1 persen saja tingkat
kemiskinan.

Jika menurut hitungan statistik atau kuantitatif saja kemiskinan di
Indonesia sudah masuk tahap kronis, tentu dari sisi kualitatif lebih
parah lagi. Di beberapa daerah di negeri ini, kemiskinan juga telah
mendorong seseorang untuk nekat melakukan bunuh diri.

Pada Juli 2010, kita dikejutkan dengan meninggalnya Muhammad Basyir
dengan cara gantung diri di Jakarta Selatan. Diduga, anak kecil itu
nekat mengakhiri hidupnya karena tak tahan dengan kemiskinan yang
melilit keluarganya. Selama ini orang tua Basyir hanya pedagang kecil di
pasar. Mereka tidak sanggup membiayai anaknya sekolah.

Bunuh diri karena kemiskinan adalah sebuah fenomena gunung es. Sepanjang
2009-2010, seperti ditulis oleh Pos Kota, tercatat ada lima kasus bunuh
diri yang diakibatkan oleh kemiskinan di wilayah Jakarta dan Tangerang.
Seiring terjadinya kasus bunuh diri akibat kemiskinan itu, meningkat
pula jumlah penduduk miskin di Jakarta. Menurut Gubernur DKI Jakarta
Fauzi Bowo, pada 2011 angka kemiskinan di Jakarta meningkat sebesar 3,75
persen dari jumlah angka kemiskinan pada 2010 sebesar 312 ribu orang.

Peningkatan juga terjadi pada jumlah anak jalanan di Jakarta.
Berdasarkan data dari Dinas Sosial DKI Jakarta, seperti yang pernah
ditulis oleh sebuah media massa nasional, jumlah anak jalanan di Jakarta
pada 2009 sebanyak 3.724 orang, pada 2010 meningkat menjadi 5.650 orang,
dan pada 2011 ini juga meningkat menjadi 7.315 orang. Celakanya, potret
kemiskinan seperti tersebut di atas terjadi di Jakarta, kawasan yang
menjadi pusat perputaran uang di Indonesia. Selain itu, tidak jauh dari
Istana Negara, tempat Presiden Republik Indonesia memimpin negeri ini.

Namun, di tengah potret kemiskinan yang memilukan itu, pada akhir Juni
2012 muncul berita bahwa pemerintah Indonesia hendak memberikan bantuan
pinjaman uang kepada International Monetary Fund (IMF). Pemerintah sudah
mematok anggaran maksimal sebesar US$ 1 miliar untuk menolong IMF.
Menurut Menteri Keuangan Agus Martowardojo, seperti ditulis oleh sebuah
portal berita di Jakarta, pemberian pinjaman itu untuk memperkuat modal
IMF agar lebih leluasa menyehatkan ekonomi di Eropa dan negara-negara
berkembang. Bahkan Menteri Keuangan mengungkapkan bahwa, dengan
memberikan pinjaman, dapat ditunjukkan bahwa Indonesia sudah berada
dalam posisi ekonomi yang lebih baik.

Menteri Keuangan tiba-tiba seperti lupa akan pernyataan tajam BPS pada
awal tahun 2012, yang mengungkapkan bahwa kemiskinan di Indonesia sudah
kronis. Menteri Keuangan juga seperti tidak mengetahui kisah pilu
kehidupan warga miskin yang dilaporkan oleh berbagai media massa. Niat
pemerintah membantu IMF dengan alasan ingin membantu penyehatan ekonomi
dunia juga perlu dipertanyakan. Pasalnya, campur tangan IMF dalam
perekonomian suatu negara, khususnya negara-negara berkembang, justru
menambah penderitaan bagi sebagian besar warganya, termasuk pengalaman
di Indonesia tentunya.

IMF terkenal sebagai lembaga bisnis bantuan yang menganjurkan
liberalisasi ekonomi di suatu negara. Dan sering kali liberalisasi
ekonomi itu diawali dengan pencabutan berbagai subsidi bagi masyarakat
dan juga pengurangan anggaran sosial yang ditujukan bagi warga negaranya.

Dalam sebuah laporannya, The Ecologist Report mengungkapkan bahwa
program IMF di Filipina telah menyebabkan pemotongan program belanja
untuk pencegahan malaria, TBC, dan imunisasi. Sementara itu, dalam Water
Privatization Fact Sheet diungkapkan, terdapat 12 negara yang diberi
pinjaman IMF pada 2000 silam, diharuskan menaikkan harga jasa pelayanan
air dan melakukan privatisasi air. Sudah dapat dipastikan warga miskin
adalah kelompok masyarakat yang akan terpukul oleh kebijakan privatisasi
air bersih ini.

Sepak terjang program IMF yang mendorong liberalisasi ekonomi secara
ugal-ugalan itu membuat berang ekonom dari Universitas Harvard, Jeffrey
Sachs. Pakar ekonomi itu menilai IMF, bersama Bank Dunia dan pemerintah
Amerika Serikat, bertanggung jawab atas meninggalnya jutaan orang di
dunia akibat kemiskinan.

Selain kritik dari Jeffrey Sachs, program IMF juga mendapat kritik tajam
dari Joseph E. Stiglitz, seorang pakar ekonomi yang meraih penghargaan
Nobel bidang Ekonomi. Pada 2002, Joseph E. Stiglitz dalam buku
Globalization and Its Discontents mengungkapkan bahwa IMF meletakkan
kepentingan pemegang saham terbesar (Amerika Serikat) di atas
kepentingan negara-negara miskin yang justru seharusnya ia bantu.

Di Indonesia, jejak IMF juga begitu terang-benderang terlihat. Menurut
Sri-Edi Swasono, IMF juga berperan dalam membantu rezim otoriter Orde
Baru, yang berkuasa selama 32 tahun. Bukan hanya itu, menurut guru besar
ekonomi UI itu, IMF juga menyarankan likuidasi 16 bank tanpa disertai
sikap antisipasi. Akibatnya, terjadilah pelarian uang besar-besaran yang
menguras modal nasional.

Ironisnya, dengan reputasi IMF yang menuai kritik dari berbagai
kalangan, dari akademisi hingga aktivis dari dalam maupun luar negeri,
itulah pemerintah berniat membantu keuangan IMF. Politik pencitraan. Itu
mungkin yang sedang dimainkan pemerintah di balik niat bantuan
pemerintah terhadap IMF tersebut. Namun, sayang, biaya dari politik
pencitraan itu terlalu mahal bagi rakyat Indonesia.

Padahal uang yang akan digunakan untuk membantu IMF itu sejatinya dapat
digunakan untuk memaksimalkan program pengentasan masyarakat dari
kemiskinan di dalam negeri. Namun, demi politik pencitraan
internasional, pemerintah pun lebih memilih menolong IMF ketimbang
membantu rakyatnya sendiri. Sebagai pemegang kedaulatan rakyat dan
pembayar pajak di negeri ini, sudah sepantasnya bila kita kecewa, marah,
dan berkeberatan dengan upaya pemerintah yang akan memberikan pinjaman
modal kepada IMF dan di sisi lain membiarkan warganya hidup dalam
kemiskinan.

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
<*> http://www.facebook.com/groups/bisniscenter || http://twitter.com/BisnisCenter

+++
:-) Do...., Real, Respect, Warm, Interact, Related, Short-Informative
:-( Don't., OneLiner, scam, MLM pyramid spam scheme, illegal-SARA
*_^ Just Friday 4 Selling or promote your Service/Product
.

__,_._,___

No comments: