Leaderism#9: Mengejar Jabatan
Hore!
Hari
Baru, Teman-teman.
Apa yang pertama kali terlintas
dalam pikiran Anda ketika mendengar frase 'jabatan' atau 'naik jabatan'? Saya
tidak tahu apa jawaban Anda. Namun, mungkin beberapa pernyataan ini termasuk
kedalamnya; bergengsi, boss, orang penting, gaji besar, mobil mewah, fasilitas wah,
keren, bangga, seneng banget, bonus besar, dihormati orang, enak sekali, berkuasa,
sukses, ruang kerja bagus. Bagaimana dengan yang ini: tanggungjawab, amanah,
rendah hati, anak buah, kerja keras, kesederhanaan, pengabdian, pengorbanan, melayani,
memberi, mengayomi, membela. Adakah yang cocok dengan jawaban Anda?
Ada teman yang pandai sekali
sehingga sebelum menjawab pertanyaan tadi, beliau bertanya dulu. Katanya; "jabatan
apa dulu?" Buat saya, pertanyaan itu sangat masuk akal. Karena, memang ada
berbagai jenis jabatan yang tidak ikut diperebutkan. Jabatan sebagai Walikota
atau Bupati. Gubernur sampai Presiden. Orang pada berebut untuk mendapatkannya
kan? Di kantor juga begitu. Staff berebut untuk menjadi supervisor. Para supervisor
bersaing untuk menjadi manager. Dan mereka yang sudah menjadi manager,
berjibaku untuk mendapatkan kursi direktur. Lalu, mari kita lihat sisi lain jabatan
dalam kehidupan kita. Ketua RT itu kan jabatan juga. Tapi, sangat sulit sekali
loh menemukan orang yang bersedia menjadi Ketua RT.
Secara tidak langsung, fenomena ini menunjukkan 'kira-kira' apa jawaban kita
untuk pertanyaan tadi. Kemungkinan besar, kita mengaitkan 'jabatan' dengan
segala hal material atau kenikmatan yang bisa kita dapatkan kalau menduduki
jabatan tinggi. 'Gengsi' mendalui 'amanah'. 'Gaji besar' mendahului 'tanggungjawab'.
'Dihormati orang lain' mendahului 'melayani mereka'. Makanya, hanya untuk
posisi atau jabatan yang menjanjikan semua kenikmatan itu saja kita berebutan.
Sedangkan untuk jabatan yang 'kering', kita serahkan saja kepada orang lain.
Memangnya salah? Sama sekali
tidak. Sah-sah saja kok kalau kita bersemangat untuk mengejar jabatan. Dengan
semangat itu kita bersedia bekerja keras untuk menunjukkan jika kita memang
pantas menerima jabatan itu. Soal mengharapkan imbalan dan pendapatan yang
tinggi, itu merupakan konsekuensi dari kepercayaan dan penugasan yang kita
dapatkan. Maka tidak perlu ragu untuk mengejar jabatan. Tidak usah takut juga
disebut ambisius. Toh semua orang juga pada dasarnya ambisius kok. Hanya saja,
ketika melakukan pengejaran itu, sebaiknya kita lakukan dengan mengindahkan
nilai-nilai dan kepatutan. Menemukan orang yang ambisius sih gampang. Kita pun
begitu kan? Tapi mencari orang yang lurus dalam memperjuangkan ambisinya,
mungkin cukup langka. Tantangannya adalah; apakah kita bisa menjadi pribadi
yang langka itu?
Sebelum memulai perebutan itu,
alangkah baiknya jika kita mengetahui apa saja yang akan kita dapatkan kelak
kalau berhasil menduduki jabatan sebagai pemimpin itu. Supaya kita lebih bersemangat
memperjuangkannya. Materi, gengsi dan kehormatan, jelas bakal kita dapatkan
ketika kita berhasil menduduki jabatan tinggi. Kejar. Tidak perlu malu. Apalagi
pura-pura tidak butuh. Kejar! Masih kurang semangat? Baiklah, ijinkan saya
menyampaikan kembali pelajaran dari guru kehidupan saya. Beliau mengisahkan sabda
Rasulullah yang menyatakan bahwa; "Salah satu golongan orang yang dimudahkan
persidangannya di akhirat adalah pemimpin yang adil."
Bayangkan. Jika mendapatkan
jabatan tinggi itu, maka didunia Anda akan mendapatkan berbagai macam
keberlimpahan dan fasilitas yang menyenangkan. Diakhirat? Anda akan mendapatkan
kemudahan proses perhitungan amal baik dan buruknya. Sehingga boleh jadi, Anda
termasuk orang yang paling disegerakan untuk masuk sorga. Jadi tunggu apa lagi?
Kejar deh jabatan tinggi itu. Kerahkan semua kemampuan agar Anda bisa
membuktikan kelayakannya.
Namun, perlu kita sadari juga
jika Rasulullah pun mengingatkan bahwa: "Tidaklah ada seseorang hamba yang Allah beri kepercayaan untuk memimpin,
kemudian pada saat matinya dia berada dalam keadaan melakukan penipuan terhadap
rakyatnya, kecuali akan diharamkan atasnya untuk masuk surga." Hnnah… apa lagi ini? Sebuah
peringatan yang sangat keras untuk mewanti-wanti siapapun yang sedang sibuk
mengejar jabatan. Kelak, jika berhasil meraihnya tetaplah mengingat ajaran Nabi
ini.
Ternyata, jabatan yang kita kejar-kejar itu seperti pisau
bermata dua. Mata pisau pertama berupa kekuatan yang bisa membawa kita menuju keridoan
Tuhan hingga berkesempatan mendapatkan sorganya. Mata pisau kedua berupa
ancaman yang bisa membawa kita kepada kebencian Tuhan hingga kehilangan
kesempatan mendapat tempat terbaik disisiNya.
Masih berani mengejar jabatan? Masih. Baguslah jika
begitu. Tinggal pandai-pandai saja menjalankan amanah itu kan? Yang penting
kita paham konsekuensinya sejak awal. Sehingga nanti jika berhasil meraihnya,
kita tidak menggunakan kekuasaan itu secara semena-mena. Mengapa? Berat konsekuensinya
boss. Dibenci sama Tuhan. Kejarlah jabatan. Lalu, kalau berhasil meraihnya;
mari pastikan jika kita menunaikan amanah itu untuk mengabdi, melayani dan
mengayomi orang-orang yang kita pimpin. Hingga Tuhan benar-benar rido dengan cara
kita menjalani masa jabatan itu. Hingga kita bisa mendengar firmanNya seperti
tertera dalam surah 89 ayat 27-30; "Wahai jiwa yang tenang. Kembalilah
kepada Tuhamu dengan hati yang rido lagi diridoiNya. Maka masuklah ke dalam golongan
hamba-hambaKu. Dan masuklah ke dalam surgaKu".
Salam hormat,
Mari Berbagi
Semangat!
DEKA – Dadang
Kadarusman – 1 Agustus
2012
Author, Trainer, &
Public Speaker of Natural Intelligence
0812 19899 737 or Ms. Vivi
at 0812 1040 3327
Catatan Kaki:
Mengejar jabatan
itu bagus kok, jika kita berniat menjadikannya sarana untuk mendapatkan
keridoan dari sisi Tuhan.
Ingin
mendapatkan kiriman "Leaderism" secara rutin langsung dari Dadang Kadarusman? Kunjungi dan bergabung di http://finance.groups.yahoo.com/group/naturalintelligence/
Silakan di-share jika naskah ini Anda
nilai bermanfaat bagi yang lain, langsung saja; tidak usah minta izin dulu.
Tapi tolong, jangan diklaim sebagai tulisan Anda sendiri supaya pahala Anda
tidak berkurang karenanya.
Salam hormat,
Mari Berbagi Semangat!
DEKA - Dadang Kadarusman
www.dadangkadarusman.com
Dare to invite Dadang to speak for your company?
Call him at 0812 19899 737 or Ms. Vivi at 0812 1040 3327
[Non-text portions of this message have been removed]
+++
:-) Do...., Real, Respect, Warm, Interact, Related, Short-Informative
:-( Don't., OneLiner, scam, MLM pyramid spam scheme, illegal-SARA
*_^ Just Friday 4 Selling or promote your Service/Product
No comments:
Post a Comment