Spiritualism#3: Pemimpin Adil Itu Anak Buah
Yang Patuh
Hore!
Hari
Baru, Teman-teman.
Hubungan antara pemimpin dan
orang-orang yang dipimpinnya selalu menyiratkan kisah menarik. Banyak contoh
hubungan baik yang layak kita teladani. Banyak juga contoh hubungan buruk yang
juga patut dijadikan pelajaran. Tanpa perlu membandingkan lebih banyak contoh
yang mana disekitar kita – contoh yang baik atau yang buruk – kita punya begitu
banyak kesempatan menyimak, mempelajarinya, lalu menggunakan semua temuan itu
untuk meningkatkan kualitas pribadi kita. Baik sebagai seorang pemimpin
sekaligus juga sebagai orang yang dipimpin. Sebab, bukankah setiap pribadi itu
pemimpin? Dan bukankah setiap pemimpin adalah juga orang yang dipimpin?
Ketika berada pada posisi
memimpin kita ingin sekali agar semua orang yang kita pimpin itu patuh kepada
kita. Kepatuhan anak buah membuat pekerjaan kita sebagai pemimpin menjadi
semakin mudah, bukan? Sungguh sangat menyebalkan jika ada satu orang yang yang
nyeleneh, apalagi sampai membangkang. Sekedar tidak menyimak pengarahan kita
saja keberadaannya sudah bisa membuat gerah. Jika kita tidak menyukai anak buah
yang bikin susah, maka pertanyaannya sekarang adalah; sebagai anak buah bagi
orang yang memimpin kita, apakah kita juga sudah menjadi seorang anak buah yang
benar-benar baik?
Ada sebuah hukum sederhana dalam
kepemimpinan. Bunyinya begini; "Jika ingin menjadi pemimpin yang baik bagi
anak buah Anda, maka Anda harus belajar menjadi anak buah yang baik bagi
pemimpin Anda." Kalau Anda tidak bisa menjadi anak buah yang baik bagi
pemimpin Anda, mengapa Anda kok menuntut orang-orang yang Anda pimpin itu
menjadi anak buah yang baik bagi Anda? "Masalahnya, pemimpin saya itu tidak
layak berada pada posisinya," mungkin kita bisa berkilah begitu. Sederhana saja
jawabannya; "Apakah kita mengira jika semua orang yang kita pimpin itu
berpendapat bahwa kita layak berada pada posisi yang sedang kita duduki ini?"
Belum tentu juga.
Saya yakin Anda masih ingat
kisah Nabi Sulaiman atau King Solomon. Siapa sih yang tidak mengenal beliau?
Jangankan manusia. Angin, hewan, bahkan jin sekalipun tunduk patuh kepadanya.
Dizaman beliau, ada penguasa lain yang tidak kalah termasyhurnya. Beliau adalah
Ratu Balqis yang tidak tunduk kepada pemimpin manapun karena kehandalan,
kemakmuran, dan kedaulatan yang dimilikinya. Ketika King Sulaiman memintanya
untuk tunduk, maka Ratu Balqis mengiriminya hadiah. Lalu, Sulaiman bertitah;
"Sampaikah kepada Ratumu," katanya. "Apakah dia mengira bisa menghentikan
ajakanku dengan memberi hadiah itu!?" lanjutnya. "Katakan padanya jika yang
diberikan Allah kepadaku, jauh melampaui apa yang dimiliki olehnya!!!"
Hal ini menjadikan Ratu Balqis
yakin bahwa Raja yang satu ini berbeda dengan raja yang lainnya. Jika biasanya
para penguasa mencari upeti, maka pemimpin yang satu ini tidak membutuhkan
materi apapun dari orang yang diajak tunduk patuh bersamanya. Maka salah satu
kualitas terpenting seorang pemimpin adalah; tidak mengharapkan materi apapun
dari anak buahnya. Ketika seorang pemimpin mengaharapkan pengabdian berupa
penyerahan materi dari orang yang dipimpinnya, maka nilai dirinya sebagai pemimpin
tidak lebih dari sekedar sejumlah rupiah. Makanya, zaman sekarang sering
terindikasi pemimpin yang tidak memiliki wibawa sama sekali. Karena, cahaya
kepemimpinannya sudah padam tersiram oleh beragam setoran.
Mari belajar dari King Solomon.
Yang mencukupkan diri dengan apa yang sudah dianugerahkan Tuhan kepadanya.
Maka, keagungan pribadinya sebagai seorang pemimpin tetap terjaga. Dia, tidak
tertarik untuk mengambil apapun melebihi apa yang menjadi bagiannya dari sisi
Tuhan. Sehingga ketika memimpin orang lain, ajakannya tulus. Saat memimpin pun,
dia tidak mengenal pamrih.
"Saya kan tidak pernah meminta
materi apapun kepada anak buah saya!" Begitlulah kilah kedua kita. Memangnya
apa sih yang bisa kita minta dari anak buah kita di kantor? Kan boleh dibilang
tidak ada. Betul, jika kita hanya bicara
soal materi kasat mata. Namun, bukankah jabatan sering membuat kita gila
hormat? Saking inginnya dihormati, kita sering meremehkan orang-orang yang kita
pimpin. Padahal, bukankah harga diri jauh lebih bernilai daripada materi? Gue
bossnya. Elo, elo dan elo; dengerin apa yang gue omongin. Raja Sulaiman lain. Dia,
tidak berbicara untuk kepentingan diri pribadinya.
Memangnya apa sih yang diserukan
oleh Sang Nabi? Dalam suratnya beliau mengajak Ratu Balqis untuk hanya
menyembah Tuhan satu-satunya penguasa semesta alam. Ternyata beliau tidak
mengajaknya untuk patuh kepada dirinya. Melainkan kepada atasannya lagi. Yaitu
sang pemimpin kerajaan mutlak. Sang Maha Kuasa. Sang Maha Benar. Almighty.
Jelas sekali jika Nabi suci itu adalah raja bagi sedemikian banyaknya mahluk.
Namun, beliau sadar betul bahwa dirinya adalah hamba bagi atasannya yang lebih
tinggi. Maka kepatuhannya kepada Maha Rajanya itulah yang membuat dirinya layak
untuk diikuti dan dipatuhi. Dia mencontohkan kepada rakyatnya, bagaimana
mematuhi pemimpinnya. Dalam memimpin, dia tidak sedang menumpuk-numpuk
kepatuhan untuk dirinya sendiri. Dia meneruskan kepatuhan semua orang yang
dipimpinnya itu kepada penguasa multak diatasnya.
Sungguh, Nabi Sulaiman telah
memberikan contoh yang sedemikian gamblangnya bahwa; jika ingin menjadi
pemimpin yang dipatuhi, maka kita mesti menunjukkan kepatuhan kepada pemimpin
kita. Sudahkah Anda mencontohkan kepada anak buah Anda, bagaimana caranya
menunjukkan kepatuhan kepada pemimpin Anda? Jika belum, inilah saatnya untuk menunjukkan
bahwa kita adalah anak buah yang bisa diandalkan oleh pemimpin kita. Jika kita
berhasil menunjukkan itu, maka kita pun memberikan keteladanan kepada anak buah
kita, tentang bagaimana caranya menjadikan diri mereka sendiri anak buah yang
bisa kita andalkan. Dengan begitu, maka rangkaian kepemimpinan kita akan tersambung
langsung dengan hirarki kepemimpinan Ilahi. Insya Allah, ya.
Mari Berbagi
Semangat!
DEKA – Dadang
Kadarusman – 23 Juli 2012
Author, Trainer, &
Public Speaker of Natural Intelligence
0812 19899 737 or Ms. Vivi
at 0812 1040 3327
0812 19899 737 or Ms. Vivi
at 0812 1040 3327
Catatan Kaki:
Pemimpin
atau anak buah itu hanyalah sekedar sebutan belaka. Realitasnya, mereka yang
menjalankan amanah sebaik-baiknyalah sang pemimpin yang sebenarnya.
Ingin
mendapatkan kiriman "Spiritualism" secara rutin langsung dari Dadang Kadarusman? Kunjungi dan bergabung di http://finance.groups.yahoo.com/group/naturalintelligence/
Silakan di-share jika naskah ini Anda nilai
bermanfaat bagi yang lain, langsung saja; tidak usah minta izin dulu. Tapi
tolong, jangan diklaim sebagai tulisan Anda sendiri supaya pahala Anda tidak
berkurang karenanya.
Salam hormat,
Mari Berbagi Semangat!
DEKA - Dadang Kadarusman
www.dadangkadarusman.com
Dare to invite Dadang to speak for your company?
Call him at 0812 19899 737 or Ms. Vivi at 0812 1040 3327
[Non-text portions of this message have been removed]
+++
:-) Do...., Real, Respect, Warm, Interact, Related, Short-Informative
:-( Don't., OneLiner, scam, MLM pyramid spam scheme, illegal-SARA
*_^ Just Friday 4 Selling or promote your Service/Product
No comments:
Post a Comment